Menu

Gus Mendem Gus Mendem Author
Title: Sang Pengunjung Terakhir Kita
Author: Gus Mendem
Rating 5 of 5 Des:
Tahukah engkau siapa pengunjung terakhirmu? Tahukah engkau apa tujuan ia berkunjung dan menemuimu? Apa saja yang akan dimintanya darimu? Sun...


Tahukah engkau siapa pengunjung terakhirmu? Tahukah engkau apa tujuan ia berkunjung dan menemuimu? Apa saja yang akan dimintanya darimu?

Sungguh! Dia tidak datang karena menginginkan hartamu, karena ingin ikut makan dan minum bersamamu, meminta bantuanmu untuk membayar hutangnya, memintamu memberikan rekomendasi kepada seseorang atau untuk memuluskan upaya yang tidak dapat dilakukannya sendiri!

Pengunjung ini datang untuk perkara penting dan terbatas dalam masalah yang sangat terbatas pula. Engkau dan keluargamu, bahkan seluruh penduduk bumi ini tidak akan sanggup menolaknya dalam melaksanakan misinya tersebut!

Sekalipun engkau tinggal di istana yang menjulang tinggi, berlindung di benteng-benteng yang kokoh dan di menara-menara yang kuat, mendapatkan penjagaan dan pengamanan yang ekstra ketat, engkau tetap tidak dapat mencegahnya masuk untuk menemuimu dan menuntaskan urusannya denganmu!

Untuk menemuimu, dia tidak memerlukan pintu masuk, izin, atau harus membuat perjanjian terlebih dahulu. Ia datang kapan saja,  dalam situasi dan kondisi seperti apa saja; saat engkau tengah disibukkan oleh segala urusanmu atau ketika engkau sedang santai, saat sedang sehat atau sedang sakit, saat engkau masih kaya atau sedang dalam kondisi melarat, ketika engkau sedang bepergian atau tengah berdiam di rumah. 

Pengunjungmu ini tidak memiliki hati yang gampang luluh. Ia tidak terpengaruh oleh ratapan dan tangismu, bahkan oleh jeritanmu atau janji-janji dari siapapun yang selama ini kau jadikan pembelamu. Dia tidak akan memberimu kesempatan untuk meninjau kembali segala bentuk perhitunganmu, apalagi menangguhkan urusannya denganmu!

Andaikan engkau coba menyogoknya dengan berbagai hadiah yang melimpah-ruah sekalipun, ia tidak akan tergoda untuk menerimanya, sebab seluruh harta kekayaanmu, seberapa banyak pun itu, sama sekali tidak berarti apa-apa baginya dan karenanya semua itu tidak akan menyurutkan langkahnya untuk menuntaskan urusannya denganmu!

Dia hanya menginginkan dirimu, bukan orang lain yang ada di sekelilingmu! Dia menginginkanmu seutuhnya bukan separoh raga atau bagian-bagian lain dari tubuhmu! Ia datang untuk membinasakanmu! Dia akan mematikanmu dengan cara mencabut nyawamu! Melumpuhkan dan menghancurkan seluruh kemampuan tubuhmu! Dialah malaikat maut!!!

Allah subhanahu wata’ala berfirman:
قُلْ يَتَوَفَّاكُم مَّلَكُ الْمَوْتِ الَّذِي وُكِّلَ بِكُمْ ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ
“Katakanlah, ‘Malaikat Maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikan kamu; kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan.” (QS. As-Sajadah [29]: 11)

Dan firman-Nya:
إِذَا جَاء أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ تَوَفَّتْهُ رُسُلُنَا وَهُمْ لاَ يُفَرِّطُونَ
“Sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya.” (QS. Al-An'am [6]: 61)

Kereta Usia
Tahukah kalian bahwa kunjungan Malaikat Maut merupakan sesuatu yang pasti? Tahukah kalian bahwa kita semua akan menjadi musafir ke tempat ini? Kita adalah musafir yang hampir mencapai tujuannya dan tidak kuasa mengekang kendaraannya untuk berhenti

Tahukah kalian bahwa perputaran roda kehidupan sudah hampir terhenti dan 'kereta usia' sudah mendekati tujuan terakhirnya?

Sebagian orang shalih mendengar tangisan seseorang atas kematian sahabat atau kerabatrnya, lalu  berkata dalam hatinya, “Aneh, mengapa kaum yang akan menjadi musafir ini menangisi musafir lain yang sudah sampai ke tujuan akhirnya?”

Berhati-hatilah!
Semoga engkau tidak termasuk dalam golongan orang-orang yang dimaksud oleh Allah ini:

فَكَيْفَ إِذَا تَوَفَّتْهُمْ الْمَلَائِكَةُ يَضْرِبُونَ وُجُوهَهُمْ وَأَدْبَارَهُمْ
“Bagaimanakah (keadaan mereka) apabila Malaikat (Maut) mencabut nyawa mereka seraya memukul muka mereka dan punggung mereka?” (QS. Muhammad [47]: 27)

Atau seperti dalam firman-Nya yang lain:

الَّذِينَ تَتَوَفَّاهُمُ الْمَلائِكَةُ ظَالِمِي أَنفُسِهِمْ فَأَلْقَوُاْ السَّلَمَ مَا كُنَّا نَعْمَلُ مِن سُوءٍ بَلَى إِنَّ
اللّهَ عَلِيمٌ بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَفَادْخُلُواْ أَبْوَابَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا فَلَبِئْسَ مَثْوَى الْمُتَكَبِّرِينَ
“(Yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat zhalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri (sambil berkata), ‘Kami sekali-kali tidak ada mengerjakan sesuatu kejahatan pun.” (Malaikat menjawab), “Ada, sesungguh-nya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan. “Maka masuklah ke pintu-pintu neraka Jahannam, kamu kekal di dalamnya. Maka amat buruklah tempat orang-orang yang menyombong-kan diri itu.” (QS. An-Nahl [16]: 28-29)

Tahukah engkau bahwa kunjungan Malaikat Maut kepadamu akan mengakhiri hidupmu? Menyudahi aktivitasmu? Dan menutup lembaran-lembaran amalmu?

Tahukah engkau setelah kunjungannya itu engkau tidak akan dapat lagi melakukan satu kebaikan pun? Tidak dapat melakukan shalat dua raka'at? Tidak dapat membaca satu ayat pun dari kitab-Nya? Tidak dapat bertasbih, bertahmid, bertahlil, bertakbir, beristighfar walau pun sekali? Tidak dapat berpuasa sehari? Bersedekah dengan sesuatu meskipun sedikit? Tidak dapat melakukan haji dan umrah? Tidak dapat berbuat baik kepada kerabat atau pun tetangga?‘

Kontrak amalmu sudah berakhir dan engkau hanya menunggu perhitungan dan pembalasan atas segala kebaikan atau keburukanmu sebelum kedatangannya!

Allah subhanahu wata’ala berfirman:
حَتَّى إِذَا جَاء أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِلَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحاً فِيمَا تَرَكْتُ كَلَّا
إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِن وَرَائِهِم بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ 
“(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, “Ya Tuhanku, kembalikan lah aku (ke dunia).” Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan.” Sekali-kali tidak. Sesungguh-nya itu adalah perkataan yang diucapkan saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.” (QS. Al-Mu'minun [23]: 99-100)

Persiapkan Dirimu!
Apa saja yang sudah engkau persiapkan untuk bertemu Malaikat Maut? Seberapa siapkah engkau menyongsong huru-hara setelahnya; di alam kubur ketika menghadapi pertanyaan, di Padang Mahsyar, ketika hari Hisab, ketika ditimbang, ketika diperlihatkan lembaran segala amal baik dan burukmu, ketika melintasi Shirath dan berdiri di hadapan Allah Al-Jabbar?

Dari ‘Adi bin Hatim radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alihi wasallam bersabda,

“Tidak seorang pun dari kamu melainkan akan diajak bicara oleh Allah pada hari Kiamat, tidak ada penerjemah antara dirinya dan Dia, lalu ia memandang yang lebih beruntung darinya, maka ia tidak melihat kecuali apa yang telah diberikannya dan memandang yang lebih sial darinya, maka ia tidak melihat selain apa yang telah diberikannya. Lalu memandang di hadapannya, maka ia tidak melihat selain neraka yang berada di hadapan mukanya. Karena itu, takutlah api neraka walau pun dengan sebelah biji kurma dan walau pun dengan ucapan yang baik.” [Muttafaqun 'alaih]

Tafakurlah di saat senggangmu, berpikirlah betapa singkat sesungguhnya masa hidupmu. Bekerjalah dengan sungguh-sungguh, baik pada masa sulit maupun senang, sepanjang waktu yang singkat ini untuk memenuhi segala kewajibanmu sebagai makhluk. Renungkanlah sebelum melakukan apa pun yang kelak akan dibacakan di hadapan Sang  Khalik dari setiap lembar amalmu dan menjadi penentu di mana kelak selamanya engkau akan menjalani kehidupan abadimu. 

Di mana harta benda yang selama ini kau kumpulkan? Apakah menurutmu semua itu dapat menyelamatkanmu dari huru-hara maha dahsyat yang sedang menantimu di tempat tujuan? Sungguh, sedikitpun tidak!

Engkau akan meninggalkan segala kesenangan dan kenikmatan dunia yang diberikan oleh seluruh harta bendamu itu pada orang-orang yang engkau sayangi, namun sama seperti yang terjadi padamu, semua itu juga tidak akan menolong mereka dari dahsyatnya huru-hara yang sedang menanti setiap anak manusia di alam sana! 




[Dari: Az-Zâ'ir Al-Akhîr karya Khalid bin Abu Shalih]

Dari Author

Post a Comment

Post a Comment

 
Top