sejak "pada mulanya", beragam bentuk Doktrin Kristen memang sudah menjadi penyebab utama perpecahan internal yang mendikotomi pengikutnya menjadi kelompok-kelompok sempalan atau sekte (mereka menyebutnya denominasi), yang hingga dewasa ini tercatat sudah mencapai lebih dari 38.000 kelompok di seluruh dunia!
Masing-masing denominasi ini menganggap kelompok merekalah yang paling Kristen, sementara kelompok lainnya adalah bidat, alias Kristen aliran sesat.
Berikut adalah jawaban Got Question Ministry menanggapi pertanyaan dari salahsatu jema'at denominasi Kristen yang heran; "Mengapa doktrin agama Kristen begitu memecah-belah?"
Jawab: Sebagian umat Kristen menganggap kata "doktrin" seolah-olah sebuah umpatan. Alasan di balik anggapan tersebut pada dasarnya karena "doktrin harus dihindari karena doktrin menyebabkan perpecahan di antara orang Kristen, padahal Allah menghendaki supaya orang Kristen bersatu sebagaimana tertulis dalam Yohanes 17:21."
Walaupun benar bahwa doktrin menyebabkan perpecahan, namun jika perpecahan terjadi berkaitan dengan pokok ajaran alkitabiah yang penting, maka perpecahan sebetulnya tidak begitu buruk. Paulus menyatakan, "Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya" (2Timotius 4:3). Titus 1:9-2:1 menyatakan bahwa penilik jemaat harus "berpegang kepada perkataan yang benar, yang sesuai dengan ajaran yang sehat, supaya ia sanggup menasihati orang berdasarkan ajaran itu dan sanggup meyakinkan penentang-penentangnya... Tetapi engkau, beritakanlah apa yang sesuai dengan ajaran yang sehat."
Iman Kristen jauh lebih didasari oleh doktrin dibanding agama lain. Doktrin keilahian Kristus (Yohanes 1:1,14), pengorbanan Kristus sebagai pengganti kita (2Korintus 5:21), kebangkitan Kristus (1Korintus 15:17), dan keselamatan melalui kasih karunia melalui iman saja (Efesus 2:8-9) harus dianggap sebagai doktrin pokok yang tidak dapat diganggu-gugat. Jika satupun dari doktrin ini dihapus, maka secara keseluruhan iman kita hampa dan tak berguna. Adapun doktrin lain dalam iman Kristen yang sangat penting, seperti ke-Tritunggal-an Allah, terilhaminya Alkitab, dan kenyataan terkait keadaan kita secara kekal setelah mati. Jika doktrin Kristen tentang hal-hal ini menyebabkan perpecahan, maka lebih baik kita terpisah dari mereka yang menolak doktrin tersebut.
Akan tetapi, adapula perpecahan dalam gereja yang disebabkan oleh doktrin yang tidak, atau seharusnya tidak, berstatus "kritis." Beberapa contoh di antaranya adalah waktu pengangkatan gereja, teori penciptaan dunia-muda vs. dunia-tua, karismatik vs. non-karismatik, premilenialisme vs. amilenialisme, dsb. Doktrin-doktrin ini penting, setidaknya setiap doktrin Kristen memang mempunyai bobot tersendiri. Namun doktrin-doktrin ini seharusnya tidak layak menyebabkan perpecahan. Ada berbagai orang percaya yang benar-benar mengasihi Kristus yang mendukung pandangan kubu mereka. Tidak seharusnya perpecahan disebabkan oleh isu yang tidak begitu berdampak besar, terutama sampai mempertanyakan keabsahan iman saudaranya dalam Kristus.
Dengan demikian ada beberapa perbedaan yang cukup pantas walaupun tidak bersangkutan dengan doktrin pokok iman Kristen. Sebuah gereja haruslah mempunyai kesatuan dalam fokus, prioritas, dan pelayanannya. Jika ada sebuah isu doktrin yang mengacaukan kesatuan dalam fokusnya pada pelayanan, maka lebih baik jika orang yang keberatan bergabung dengan gereja lain daripada menjadi biang keladi perpecahan dalam sebuah gereja. Perpecahan semacam ini memang menjadi penyebab perpisahan gereja/denominasi dalam agama Kristen. Bahkan ada gurauan bahwa perpecahan gereja merupakan cara termudah mendirikan gereja baru. Jika perpecahan mengenai doktrin yang tidak begitu penting diperlukan demi menghindari konflik yang lebih besar, maka perpecahan itu dibutuhkan.
Jika semua orang mengabaikan anggapan atau bias mereka dan hanya menerima doktrin yang diajarkan Alkitab, maka perpecahan tidak bakal menjadi isu bagi agama Kristen. Namun kenyataannya adalah kita berada dalam kondisi yang terjatuh dan terjangkit dosa (Pengkhotbah 7:20; Roma 3:23). Dosa membuat kita gagal memahami dengan sempurna dan gagal menerapkan Firman Allah. Kurangnya pengertian dan kurangnya kesiapan untuk tunduk kepada doktrin Kristen menciptakan perpecahan, bukan semata salah doktrin itu sendiri. Sudah sewajibnya kita memisahkan diri jika terjadi pertentangan terkait doktrin pokok iman Kristen. Namun, perpisahan mengenai hal tidak penting kadang juga diperlukan (asalkan perpisahan tersebut sifatnya tidak terlalu jauh). Pada akhirnya, kita sebaiknya tidak menuduh doktrin atas perpecah-belahan di dalam gereja. Doktrin Kristen, pada kenyataannya, adalah satu-satunya jalan untuk mencapai kesatuan yang benar dan utuh sempurna di dalam Tubuh Kristus.
Lalu, bagaimana sebenarnya doktrin-doktrin pokok Kristen yang secara teori ampuh "menina-bobok-kan" jemaat masing-masing denominasi tsb dibandingkan dengan faktanya di dunia nyata?
Berikut beberapa catatan seputar doktrin-doktrin pokok Kristen dan bagaimana dampaknya terhadap kemampuan bernalar rata-rata jemaatnya di kehidupan dunia nyata:
Problematika Dogmatika
Post a Comment