Menu

Gus Mendem Gus Mendem Author
Title: Soteriologi Dalam Islam
Author: Gus Mendem
Rating 5 of 5 Des:
ISLAM berasal dari perbendaharaan kata dalam bahasa Arab " salima yuslimu istislaam " yang berarti tunduk atau patuh. Juga da...
ISLAM berasal dari perbendaharaan kata dalam bahasa Arab "salima yuslimu istislaam" yang berarti tunduk atau patuh. Juga dari kata "yaslamu salaam" yang berarti selamat, sejahtera, atau damai.

Dengan demikian, menurut kaidah tata-bahasa Arab, pecahan kata ISLAM mengandung pengertian:
  • Islamul wajh; ikhlas menyerahkan diri kepada Allah,
  • Istislama; tunduk secara total kepada Allah,
  • Salaamah atau Saliim;  suci dan bersih,
  • Salaam;  selamat, atau damai sejahtera, dan
  • Silm; tenang dan damai.

Sedangkan orang yang mensifati kata "tunduk, patuh, dan berserah diri kepada Allah" seperti dimaksud dalam penjelasan di atas, dalam bahasa Arab disebut MUSLIM.

Jika kemudian ada yang bertanya; siapakah orang-orang yang disebut MUSLIM dalam ISLAM?

Allah menjawab dalam firman-Nya,
“Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku.” (QS. Al-Anbiya: 25).

"Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan salat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana." (QS. At-Taubah:71)

Dengan demikian, maka MUSLIM adalah semua Nabi dan Rasul Allah, dan mereka yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, yang melaksanakan segala  perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya dengan cara mengikuti petunjuk dan ajaran semua Nabi dan Rasul Allah yang telah disempurnakan melalui ajaran penutup para Nabi dan Rasul Allah; yaitu Nabi Muhammad SAW.

Ya! MUSLIM dalam ISLAM adalah semua Nabi dan Rasul Allah dan seluruh pengikut, atau umatnya masing-masing. 

Sedangkan tentang pengikutnya, Nabi Muhammad SAW menegaskan;
“Semua umatku pasti akan masuk surga kecuali orang yang enggan.” Para shahabat bertanya, “Ya Rasulullah, siapakah orang yang enggan itu?” Beliau menjawab, “Barangsiapa mentaatiku pasti masuk surga, dan barangsiapa mendurhakaiku (tidak taat padaku) maka dialah orang yang enggan (masuk surga).” [HR. Al-Bukhari no.6851, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu] - [Lihat juga Syafaat Rasulullah SAW]  

Karena itu, berbicara tentang soteriologi -- atau keselamatan -- dalam Islam tidak perlu repot, sebab sesungguhnya sudah dijelaskan oleh kata "ISLAM" dan "MUSLIM" itu sendiri yang meliputi makna bahwa siapapun orangnya, selama dia "tunduk, patuh, dan berserah diri kepada Allah" dengan cara mengikuti ajaran Rasul-Nya, maka Allah menjamin keselamatan dan kedamaiannya (yaslamu salaam) di dunia, terutama di akhirat!

Dalam banyak firman-Nya, Allah menjanjikan kehidupan kekal di sorga yang dipenuhi dengan jutaan kesenangan dan kenikmatan tak terbatas yang tidak pernah terbayangkan oleh manusia selama hidup di dunia, hanya kepada orang-orang:

  1. yang beriman dan berbuat baik (QS. Al-Baqarah: 25)
  2. yang mu’min lelaki dan perempuan (QS. At-Taubah: 72)
  3. yang bertaqwa (QS. Ath-Thuur: 17-20)
  4. yang beriman dan beramal saleh (QS. Al-Kahfi: 30,31,107,108)
  5. yang bertaqwa kepada Rabbnya (QS. Az-Zumar: 73-74)
  6. yang tidak mensekutukan-Nya dengan tuhan-tuhan dan sesembahan lain (QS. An-Nisa: 48)
Mereka yang tidak memenuhi kriteria di atas, apalagi yang mensekutukan-Nya dengan cara menyembah tuhan-tuhan lain selain Allah, jelas tidak akan selamat masuk sorga! Dan sebagai gantinya, maka satu-satunya tempat selain sorga yang tersedia untuk menjalani kehidupan kekal di akhirat nanti adalah neraka!   
Lalu, bagaimanakah jatidiri MUSLIM yang dijamin keselamatannya oleh Allah dan Rasul-Nya sebagaimana diterangkan di atas?

Mereka adalah orang-orang yang sepanjang hidupnya senantiasa berupaya hingga ke puncak kesanggupan jasmani dan rohaninya untuk tetap berpegang teguh pada pilar-pilar ISLAM sebagaimana dimaksudkan dalam Rukun Iman, Rukun Islam, dan perilaku Ihsan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW seperti berikut: 
Jatidiri Muslim
Jaminan Keselamatan Umat Islam





Dari Author

Post a Comment

Post a Comment

 
Top