SABELIANISME mengajarkan bahwa Allah itu Esa, tetapi mereka tidak percaya adanya tiga Pribadi.
Mereka menggambarkan Allah Tritunggal di dalam Alkitab hanya sebagai persona (Pribadi) yang diartikan sebagai topeng.
Kaum Trinitarian sangat menyesalkan istilah "persone" dalam bahasa Latin yang kemudian diterjemahkan menjadi "person" di dalam bahasa Inggris dan menjadi "pribadi" dalam bahasa Indonesia, yang pada mulanya memiliki arti sebagai topeng, yaitu topeng yang dipakai di dalam sandiwara.
Maksudnya, seorang pelaku sandiwara dapat berperan sebagai dua tokoh atau lebih dengan menggunakan topeng. Misalnya, pada babak pertama, dia berperan sebagai orang tua dengan memakai topeng orang tua, kemudian pada babak yang lain dia berperan sebagai anaknya sendiri dengan memakai topeng seorang anak. Dengan demikian, seorang pelaku dapat muncul beberapa kali dengan topeng yang berbeda-beda.
Tentu saja, para penontonnya tidak tahu; mereka tertipu oleh topeng-topeng itu!
Istilah persone inilah yang diambil oleh segolongan orang dan mengartikannya sebagai topeng-topeng untuk memainkan peranan yang berbeda-beda.
Maka, golongan Sabelianisme merasa mudah untuk mengartikan Allah Tritunggal, yaitu sebagai Allah Yang Esa yang mempunyai tiga peranan:
- Dalam zaman Perjanjian Lama, Allah berperan sebagai pelaku pertama dengan memakai topeng Bapa;
- Dalam zaman Perjanjian Baru, Allah yang sama muncul dengan memakai topeng Anak berperan sebagai Allah Anak;
- Dan setelah Yesus naik ke surga, Dia datang kembali dengan memakai topeng ketiga sebagai Roh Kudus.
Bandingkan dengan, misalnya: Pada waktu saya di mimbar, saya berperan sebagai pengkhotbah; di rumah saya sebagai seorang ayah atau kepala keluarga; pada waktu saya mengajar di sekolah saya sebagai seorang guru atau dosen.
Itu bukan konsep Tritunggal, melainkan tunggal yang tritopeng, triperanan atau tripelaku, dan trifungsi. Seorang pelaku yang memerankan tiga tokoh dengan tiga topeng; kelihatannya seperti ada tiga pelaku, padahal cuma seorang pelaku dengan tiga peranan. Demikianlah Sabellianisme (dari seorang yang bernama Sabellius yang hidup pada abad kedua) atau Modalistic Monarchianism menjelaskan mengenai Tritunggal.
Menurut anggapan sebagian besar pengikut Paulus, ajaran ini termasuk bidat, bukan ajaran Tritunggal yang sesuai dengan Alkitab.
Di dalam Tritunggal, Pribadi Pertama bukan Pribadi Kedua, dan Pribadi Kedua bukan Pribadi Ketiga.
Berlainan pribadi bukan berarti lain Allah, melainkan tetap satu Allah; satu Allah mempunyai tiga Pribadi, dan tiga Pribadi berada di dalam satu esensi Allah; inilah Tritunggal! ~ Pdt. Dr. Stephen Tong
Sampai di sini, coba cermati sekali lagi rumusan pak pendeta Tong kita ini:
Lalu, kita tanya lagi; ALLAH TRITUNGGAL itu sebenarnya SATU atau TIGA?
Menurut pemikiran logis saya, TIGA!
YA! Mau dikemas seperti apapun, jika rumusannya masih seperti pemikiran pak pendeta Tong, Kristen Trinitarian itu sejatinya menyembah TIGA TUHAN! Dengan kata lain Krsiten Trinitarian adalah bentuk lain dari Politheisme!
Yang tidak terima pendapat ini, silahkan saja dibantah!
Monggo!
Post a Comment
Post a Comment