Memang sangat mengagumkan, karena di samping dorongan kuat dan usaha tiada lelah dari orangtua, guru, dan semua pihak terkait, termasuk tentu saja niat dan usaha keras sang Hafiz Cilik sendiri, hal semusykil itu - menghafal ayat-ayat yang bukan merupakan bahasa ibunya - tentu hampir mustahil dapat dikuasai oleh seorang bocah jika tidak ada "campur tangan" dari Allah Subhanahu Wata'ala di sana!
YA, itulah salahsatu keajaiban nyata yang disebut sebagai mukjizat Al-Quran!
Lantas, bagaimana halnya dengan penghafal hadits? Pernahkah anda mendengar adanya Al-Hafidz cilik Indonesia?
Pada masa kenabian sampai hampir setengah abad setelah Rasulullah SAW wafat, Ummul Mukminin; Aisyah ra diketahui hafal dan telah meriwayatkan 1.210 hadits, dan sekitar 300 hadits di antaranya diriwayatkan kembali secara bersama oleh ulama hadits masyhur Imam Bukhari dan Imam Muslim.
Imam Bukhari sendiri, yang lahir pada tahun 810M, atau 178 tahun setelah Ummul Mukminin Aisyah ra wafat, diketahui pada masa remajanya sudah hafal dengan sempurna lebih dari 15.000 hadits berikut segala catatan terkait dari setiap hadits yang dihafalnya. Sedangkan pada masa-masa selanjutnya beliau banyak menghabiskan waktu bergelut dengan sekitar 600.000 hadits dalam uayanya memilah-milah sedemikian banyak hadits tsb berdasarkan derajatnya masing-masing, sehingga dengan merujuk pada kitab-kitab karya Imam Bukhari yang kemudian ditulisnya, dewasa ini kita dapat lebih mudah mengenali mana hadits hasan, hadits shahih, hadits dhaif, bahkan hadits maudhu.
Adapun Imam Muslim yang lahir pada tahun 817M, atau 7 tahun setelah kelahiran Imam Bukhari adalah murid Imam Bukhari yang pada usia mudanya diketahui hafal sekitar 3.030 hadits, dan berdasarkan pada kitab-kitab yang kemudian ditulisnya, diperkirakan beliau hafal sekitar 7.275 hadits!
Nah, dari sedkit contoh di atas, rasanya bukan hal mustahil bagi anak-anak Indonesia untuk juga tampil sebagai penghafal hadits, walau tidak harus sebanyak hafalan Para Imam Ahlul Hadits, namun setidaknya hafal hadits-hadits pendek yang kelak akan sangat berguna dalam kehidupan sehari-harinya sebagai anak-anak shaleh dari keluarga Muslim yang shaleh pula!
Jadi, tidak hanya mengajarkan Shalat, Puasa, dan membaca Al-Quran saja, mengajarkan putra-putri kita bacaan Hadits juga merupakan hal yang sangat bermanfaat, agar pengetahuan mereka tentang agama semakin lengkap dan menjadikan iman mereka kokoh sejak usia dini.
Ada banyak hafalan hadits pendek yang dapat kita ajarkan, tentunya dengan bimbingan dan contoh-contoh yang realistis, agar kelak dapat menjadi pegangan dan amalan mereka sendiri dalam kehidupan nyatanya.
Mengajarkan anak-anak tentang hadits juga memiliki berbagai keutamaan, seperti di antaranya diriwayatkan dalam salahsatu hadits;
“Semoga Allah menjadikan berseri-seri wajah seseorang yang mendengar dari kami hadits lalu dia menghafalkannya kemudian menyampaikannya kepada orang lain ….” [HR. Tirmidzi, HR. Abu Daud dan HR Ibnu Majah; dari Zaid bin Tsabit ra]
الَدِّيْنُ يُسرٌ
Ad diinu yusrun
Artinya: Agama itu mudah [HR Bukhari]
نمَا الأعْمَالُ باِلنِّيَةِإِ
Innamal a’maalu bin niyyaat
Artinya: Setiap amal sesuai dengan niatnya [HR Bukhari]
Artinya: Tidak akan datang kiamat selama masih ada yang mengucap Allah… Allah…[HR Muslim]
Artinya: Do’a adalah inti ibadah [HR Tirmizi]
Artinya: Takutlah kepada Allah dimana saja kamu berada [HR Tirmizi]
Artinya: Orang yang mengajak kebaikan mendapat pahala yang sama dengan orang yang diajaknya [HR Tirmizi]
Artinya: Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka ia akan digolongkan sebagai kaum tersebut [HR Abu Daud]
Artinya: Barangsiapa membangun masjid karena Allah maka Allah akan bangunkan rumah baginya di dalam surga [HR Muslim]
Artinya: Kunci surga adalah shalat [HR Ahmad]
Artinya: Kebersihan adalah sebagian iman [HR Muslim]
Artinya: Do’a adalah senjata orang beriman (Jamius Saghir)
Artinya: Berkata yang baik adalah sedekah [HR Bukhari]
Artinya: Sebaik-baik orang di antara kamu adalah orang yang belajar Al Qur’an dan mengajarkannya [HR Bukhari]
Artinya: Berinfaqlah wahai anak Adam maka engkau akan dibalas [HR Bukhari]
Artinya: Barangsiapa menakut-nakuti dengan senjata kepada kami maka bukan golongan kami [HR Bukhari]
Artinya: Barangsiapa menghibur orang yang tertimpa musibah maka baginya pahala seperti orang yang tertimpa musibah [HR Tirmizi]
Artinya: Siapa yang curang bukan golongan kami [(HR Muslim]
Artinya: Siapa merampas milik orang bukan golongan kami [HR Tirmizi]
Artinya: Laknat Rasulullah (saw) kepada orang yang menyogok dan yang disogok [HR Abu Daud]
Artinya: Seseorang akan bersama siapa yang dicintainya [HR Muslim]
Artinya: Mencaci seorang muslim adalah dosa dan memeranginya adalah kufur [HR Tirmizi]
Artinya: Tempat yang paling dicintai Allah di muka bumi adalah masjid-masjidnya [HR Bukhari]
بَلِّـغُوْا عَنِّي وَلَوْ آيَةً
Ballighuw anniy walau aayah
Artinya: Sampaikan dariku walau satu ayat [HR Bukhari]
Artinya: Kehati-hatian datangnya dari Allah dan ketergesa-gesaan datangnya dari setan [HR Tirmizi]
Artinya: Ucap salam sebelum bicara [HR Bukhari]
الْجَنَّةُ تَحْتَ أقْدامِ الأُمَّهَاتِ
Al Jannatu tahta aqdaamil ummahaat
Artinya: Surga itu berada di bawah telapak kaki ibu (Kanzul Ummal)
رِضَى الرَّبِّ في رِضَى الْوَالِدِ
Ridhar Rabbii fii ridhal waalid
Artinya: Ridha Allah terletak di dalam ridha orang tua [HR Tirmizi]
لايَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ
Laa yadkhulul jannata qaati’un
Artinya: Tidak akan masuk surga pemutus tali persaudaraan [HR Muslim]
مَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ يوم القيامة
Man satara musliman satarahullaahu yaumal qiyamah
Artinya: Siapa menutupi aib seorang muslim maka Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat [HR Muslim]
اَلْيَدُ اْلعُلْياَ خَيْرٌ مِنَ اْليَدِ السُّفْلَى
Al yadul ulya khairun minal yadis suflaa
Artinya: Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah [HR Muslim]
لاَ يَدْخُلُ الجنَّةَ مَنْ لاَ يَأمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ
Laa yadkhulul jannata man laa ya’manu jaaruhu bawaa’iqahu
Artinya: Tidak masuk surga orang yang tetanggannya tidak merasa aman dari gangguannya [HR Muslim]
لايُلْدَغُ الْمُؤْمِنُ مِنْ جُحْرٍ مَرَّتَيْنِ
Laa yuldaghul mu’min min juhrim marratain
Artinya: Orang beriman tidak akan tersengat dua kali di lubang yang sama [HR Bukhari]
Post a Comment
Post a Comment