Menu

Bagus Pamungkas Bagus Pamungkas Author
Title: Pengertian Iman Kepada Kitab Kitab Suci Allah
Author: Bagus Pamungkas
Rating 5 of 5 Des:
Umat Islam beriman kepada semua Kitab yang pernah diturunkan Allah Ta'ala, dan semua Shuhuf yang diberikan Allah Ta'ala kepada sebag...
Umat Islam beriman kepada semua Kitab yang pernah diturunkan Allah Ta'ala, dan semua Shuhuf yang diberikan Allah Ta'ala kepada sebagian Rasul-Nya. Serta bahwa itu semua adalah firman-Nya yang diwahyukan kepada rasul-rasul-Nya agar mereka menyampaikan Syari'at dan agama dari-Nya.

Kitab terbesar ialah empat kitab: Al-Qur'an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw., Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s., Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud a.s., dan Injil yang diturunkan kepada hamba Allah dan Rasul-Nya, Isa 'Alaihis Salam. Al-Qur'an adalah kitab teragung di antara keempat kitab tersebut, pengendali kitab-kitab tersebut, dan penyempurna semua Syariat dan hukum-hukum kitab-kitab sebelumnya, berdasarkan dalil-dalil wahyu dan dalil-dalil akal sebagai berikut:

DALIL-DALIL WAHYU
  1. Perintah Allah Ta'ala untuk beriman kepada Kitab-Kitab-Nya dan penjelasan Allah tentang kitab-kitab tersebut adalah sebagai berikut:

    • "Hai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya." (An-Nisa': 136).
    • "Dia menurunkan Al-Kitab (Al-Qur'an) kepadamu dengan sebenarnya membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil. Sebelum (Al-Qur'an), menjadi petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al-Furqan." (Ali Imran: 3-4).
    • "Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain." (Al-Maidah: 48).
    • "Dan Kami berikan Zabur kepada Daud." (An-Nisa: 163).
    • "Dan sesungguhnya Al-Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam. Al-Qur'an dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril). Ke dalam hatimu (Muhamma) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan. Dengan bahasa Arab yang jelas. Dan sesungguhnya Al-Qur'an itu benar-benar (tersebut) dalam Kitab-kitab orang yang dahulu." (Asy-Syua'ra': 192-196).
    • "Sesunguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu. (Yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa." (Al-A'la: 18-19).

  2. Penjelasan Rasulullah saw. tentang kitab-kitab tersebut terdapat dalam banyak hadits, di antaranya adalah sebagai berikut:

    • "Sesungguhnya keberadaan kalian terhadap orang-orang sebelum kalian ialah seperti waktu antara shalat Ashar dengan terbenamnya matahari. Pemeluk Kitab Taurat diberi Kitab Taurat, kemudian mereka mengamalkannya hingga pertengahan siang, kemudian mereka tidak mampu melaksanakannya kemudian diberi uang satu qirath satu qirath (pecahan uang dinar). Pemeluk Kitab Injil diberi Kitab Injil, kemudian mereka mengamalkannya hingga shalat Ashar dikerjakan, kemudian mereka tidak mampu mengamalkannya, kemudian mereka diberi uang satu qirath satu qirath. Kemudian kalian diberi Al-Qur'an, kemudian kalian mengamalkannya hingga matahari terbenam, kemudian kalian diberi uang dua qirath dua qirath. Para Ahli Kitab berkata, ‘Mereka lebih sedikit amal perbuatannya daripada kami, namun lebih banyak pahalanya,' Allah berfirman, ‘Apakah Aku mengurangi sedikitpun dari hak kalian?' Mereka menjawab, ‘Tidak'.
    • Allah berfirman, 'Itulah karunia-Ku yang Aku berikan kepada siapa yang Aku kehendaki'. (Diriwayatkan Al-Bukhari).
    • "Bacaan diperingan bagi Nabi Daud, kemudian ia memeritnahkan hewannya diberi pelana, kemudian ia membaca Taurat atau Injil sebelum hewannya diberi pelana, dan ia tidak akan makan kecuali dari hasil kerja tangannya sendiri." (Diriwayatkan Al-Bukhari).
    • "Tidak boleh dengki, kecuali kepada dua orang: Orang yang diberi Al-Qur'an oleh Allah, kemudian ia membacanya di pertengahan malam, dan pertengahan siang. Dan orang yang diberi harta, kemudian ia menginfakkannya di pertengahan malam, dan di pertengahan siang." (Diriwayatkan Al-Bukhari).
    • "Aku tinggalkan pada kalian selagi kalian berpegang teguh padanya, kalian tidak akan sesat, yaitu Kitabullah, dan Sunah Rasul-Nya." (Diriwayatkan Al-Hakim. Hadits ini shahih).
    • "Kalian jangan membenarkan Ahli Kitab, dan jangan mendustakan mereka. Namun ucapkanlah, ‘Kami beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami dan diturunkan kepada kalian, Tuhan kita, dan Tuhan kalian adalah satu, dan kita menyerahkan diri kepada-Nya'." (Diriwayatkan Al-Bukhari).

  3. Keimanan jutaan ulama, orang-orang bijak, dan orang-orang beriman di setiap zaman dan tempat, dan keyakinan kuat mereka bahwa Allah Ta'ala telah menurunkan kitab-kitab yang diwahyukan kepada rasul-rasul-Nya, manusia terbaik pilihan-Nya.

DALIL-DALIL AKAL
  1. Kelemahan manusia dan kebutuhannya kepada Tuhan mereka dalam memperbaiki jasmani dan ruhaninya. Itu menghendaki penurunan kitab-kitab-Nya, yang berisi undang-undang dan hukum-hukum, yang mewujudkan kesempurnaan pada manusia dan apa yang mereka butuhkan dalam kehidupan dunia mereka dan kehidupan akhirat mereka.
  2. Para rasul adalah mediator antara Allah Ta'ala dengan hamba-hamba-Nya. Para rasul tersebut tidak berbeda dengan manusia lainnya yang hidup pada zaman tertentu, kemudian meninggal dunia. Jika mereka tidak memiliki risalah yang dikandung kitab tertentu, pastilah risalah mereka hilang begitu saja bersamaan dengan kematian mereka. Dan manusia sepeninggal mereka hidup tanpa risalah dan tanpa mediator. Akibatnya, hilanglah tujuan utama wahyu dan risalah. Tidak diragukan lagi, bahwa kondisi ini menghendaki penurunan kitab-kitab Ilahiyah.
  3. Jika rasul menyeru kepada Allah Ta'ala tidak membawa Kitab dari Tuhannya, yang di dalamnya terdapat undang-undang, petunjuk, dan kebaikan, maka dengan mudah manusia mendustakannya dan mengingkari risalahnya. Jadi, kondisi ini menghendaki penurunan Kitab-Kitab Ilahiyah untuk menegakkan hujjah pada manusia.

[Sumber: Diadaptasi dari Abu Bakr Jabir al-Jazairi, Minhaajul Muslim, terjemah Fadhli Bahri (Darul Falah, 2002), halaman 24-27]




Dari Author

Post a Comment

 
Top