1. Kita Kembali
Alhamdulillah telah kembali para "Dhuyufur Rahman" Tamu Allah Tuhan Yang Maha Pemurah dari "Baitullah". Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menolong, membimbing dan mensukseskan perjalanan mereka dengan segenap manasik, itulah nikmat yang besar yang sangat patut kita syukuri, sebab seorang hamba bila telah ditolong untuk berdoa maka patut baginya untuk dikabulkan dan bila telah ditolong untuk beribadah maka patut pula untuk diterima.
Rasulullah bersabda: "Haji mabrur itu tidak ada balasannya kecuali surga" (Mutafaq Alaih)
Ditanyakan: Apa tanda kebaikannya (ya Rasul)?
Beliau menjawab "Suka memberi makan dan indah pembicara-annya" [HR.Ahmad]
Mereka menjadi insan dermawan, mereka menjadi insan bangsawan.
2. Membawa Oleh-Oleh
Betapa besar balasan yang disediakan Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk mereka. Betapa puas dan suka cita mereka, mereka membawa pulang kembali ke kampung halamannya berupa ketenangan hidup dan kebahagiaan, karena Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memberikan janji tersebut, hal ini menjadikan lebih giat beribadah dan mempelajari ilmu syar'i demi peningkatan dan penyempurnaan amal ibadah bukan karena bangga namun kerena syukur semata. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia." (QS. 3:97)
3. Setelah Menunaikan Ibadah Haji
- Lapang dada, bersih hati dan pemikiran, karena mereka telah mem-buktikan berbagai peristiwa, manasik, pimpinan umat manusia Khalilullah Ibrahim alaihissalam dan Rasulullah ditempat yang suci. Mereka telah banyak mengambil Ibrah dan keteladanan dari keduanya dengan penjiwaan lahir batin. Itulah yang menjadikan mereka semakin wara', menajaga diri dari nafsu, pemikir-an yang kurang mulia/kurang berarti demi menapak tilasi peri kehidupan pemimpin terpilih. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang meng-harap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (QS. 33:21)
- Penambahan dan pendalaman ilmu, karena mereka telah menerima berbagai ceramah dan ta'lim diberbagai tempat; di Masjidil Haram, Mina, Arafah dan lainnya, yang membikin mereka semakin haus dengan ilmu itu, juga kesadaran dan gairah untuk menyebar-kan demi manfaat bersama dalam merealisasikan amal shalih dalam syari'at Al-Qur'an bukan untuk perdebatan. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu, niscaya menyusahkan kamu dan jika kamu menanyakan di waktu Al-Qur'an itu sedang diturunkan, niscaya akan diterangkan kepadamu. Allah mema'af-kan (kamu) tentang hal-hal itu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun." (QS. 5:101)
- Luasnya pengetahuan tentang dunia alam Islami, manambah ta'jub ta'dhim dan khudhu mereka kepada Allah, yang Maha Kuasa menciptakan beraneka makhluqNya dengan dihimpun dalam satu aqidah, selanjutnya menjalin ukhuwah dan kerjasama, untuk mendaki derajat tertinggi yaitu At-Taqwa. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal.Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. 49:13)
- Menanam benih cinta kasih dan menebar kasih sayang serta pertolongan; menggalang persatuan dan kesatuan serta kerjasama antar bangsa dalam berbagai sektor, dimulai dari para pakar pada bidang masing-masing sampai pada lembaga dan badan-badan resmi antar bangsa dan negara, untuk betul-betul mengagungkan Allah dengan penuh Ihsan. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam surat Al-Hajj: 37:
"Supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik." (QS. 22:37)
- Pendidikan rohani dan pelatihan jiwa bagi setiap orang karena mereka harus melaksanakan kegiatan yang melelahkan di samping adanya kemacetan dan antrian panjang di tempat-tempat tertentu. Mereka dilarang berbicara kasar maupun kotor, bercumbu, menggauli istri, menikahkan, menutupi kepala memakai pakaian berjahit bagi laki-laki, minyak wangi dan berburu. Mereka terus melatih diri, bersabar, bertoleransi dan bertindak bijaksana, ini suatu peristiwa yang berat, terlebih bagi mereka yang terbiasa dengan hidup nyaman dan serba rilek, maka pelatihan ini adalah sangat agung pengaruhnya bagi kesadaran dan tanggung jawab, kesungguhan/keteguhan pribadi dalam menata dan persiapan diri untuk selalu menghadap kepada Kholiq dengan khusyu dan Tadharru' juga selalu siap behubungan dengan makhluq dengan akhlaqul karimah.
"Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Rabbnya." (QS. 22: 30)
Dalam ayat lain disebutkan:
"Maka Ilahmu ialah Illah Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah). (yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan shalat dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rezkikan kepada mereka." (QS. 22 Al-Hajj: 34-35)
- Menambah Manfaat dan kebaikan duniawi yang terpuji di samping kebaikan ukhrawi yang abadi. Allah berfirman: "Supaya mereka mempersaksikan berbagai manfa'at bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara lagi fakir." (QS. 22:28)
"Tidak ada dosa bagimu mencari karunia (rezki hasil perniagaan) dari Rabbmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari 'Arafat, berzikirlah kepada Allah di Masy'aril haram. Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang -orang yang sesat." (QS. 2:198)
Sangat menakjubkan bahwa negeri yang dikelilingi padang pasir dan gurun (Makkah) disana ditemukan segala keperluan duniawi terutama berbagai jenis buah-buahan dan makanan halal, itu termasuk kandungan do'a Nabi kita Ibrahim AlaihisSalam: "Ya Rabb-ku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian." (QS. 2:126)
Alangkah baiknya jika barang-barang konsumsi itu diproduksi oleh kaum muslimin sendiri dari berbagai negeri. Alangkah indahnya pertemuan ini yang dapat dimanfaatkan oleh para pakar dan yang berwenang dalam urusan-urusan khusus dan umum dalam membahas kepentingan umat dan dienul Islam di seluruh penjuru dunia.
Sebagai mana tugas setiap umat Islam yang paling mulia adalah memegang teguh ayat-ayat suci Al-Qur'an dan hadits Rasulullah kemudian mengamalkan pada dirinya dan menyampaikan kepada yang lain; seperti dalam pertemuan mulia itu Rasulullah berwasiat: "Aku tidak tahu sungguh, apakah aku dapat menemui anda sekalian pada tahun depan? Namun ingatlah, sungguh darah kalian, harta dan kehormatan kalian adalah mulia, suci antar kalian, sebagaimana sucinya hari ini dan negeri ini, sampai kalian bertemu Tuhan kalian, kemudian Dia meminta pertanggung jawaban amal kalian, perhatikanlah, haruslah yang lebih dekat menyampaikan kepada yang lebih jauh? Ingat-ingatlah, bukankah saya telah menyampaikan?" (HR. Abu Daud).
"Banyak kadang-kadang orang yang diberi khabar lebih perhatian dari pada yang mendengar (langsung)." (HR. Al-Bukhari).
Semoga Allah menerima amal ibadah kita, menambahkan rizki, mengampuni kesalahan dan kekhilafan, serta meningkatkan ketaqwaan kita semua. Amin.
Waznin Mahfud.
Dari Buletin An-Nur
Post a Comment