Menu

Gus Mendem Gus Mendem Author
Title: Keutamaan Bulan Rajab
Author: Gus Mendem
Rating 5 of 5 Des:
Alhamdulillaah, hari ini kita telah memasuki bulan Rajab 1431 Hijriyah dalam hitungan kalender islam. Bulan Rajab adalah bulan ke tujuh dal...
Alhamdulillaah, hari ini kita telah memasuki bulan Rajab 1431 Hijriyah dalam hitungan kalender islam. Bulan Rajab adalah bulan ke tujuh dalam sistem kalender qomariyah islam. Artinya, dua bulan lagi, insyaallah kita akan memasuki bulan yang istimewa, yaitu Ramadhan. Apakah kita sudah mempersiapkan diri menyambutnya?

DOA MEMASUKI BULAN RAJAB
Rasulullah saw. biasa mempersiapkan diri dalam menyambut bulan puasa jauh-jauh hari sebelumnya. Bahkan ketika beliau melihat awal bulan Rajab, dua bulan sebelum Ramadhan, beliau telah mempersiapkan diri secara ruhani. Beliau menundukkan hati dan menancapkan niat yang suci melalui doanya: "Allaahummaa bariklanaa fii Rajaba wa Sya’ban, wa balighnaa Ramadhaan".

"Yaa Allaah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban serta sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan". [HR. Imam Ahmad, dari Anas bin Malik]

Beliau dengan khusyuk memohon kepada Allah agar memberkahi dirinya dan kaum muslimin di dua bulan menjelang Ramadhan. Tanpa keberkahan ini, tentulah hari-hari kita akan berkurang nilainya, apalagi dalam rangka menyongsong bulan yang penuh pahala dan ampunan dari Allah swt.

demikianlah Rasulullah saw. yang telah menjadikan bulan Rajab sebagai titik tolak, sebagai bulan pencanangan untuk menyambut Ramadhan.

Amalan Khusus di Bulan RajabSebagian kaum muslimin percaya dan melakukan amalan atau ritual ibadah tertentu di bulan Rajab ini. Mereka mempercayai ada keutamaan dan pahala yang sangat istimewa melalui ibadah puasa atau sholat atau lainnya tersebut. Tetapi benarkah demikian? Adakah Rasulullaah memberikan contoh atau pernyataan seperti itu?

Berikut adalah komentar beberapa ulama tentang hal tersebut.Setelah menelaah hadist di atas tadi, Ibnu Taimiyyah rahimahullah menyatakan,” Tidak pernah diriwayatkan dari Nabi saw. tentang fadhilah bulan Rajab di hadits-hadits yang lain. Bahkan kebanyakan hadits yang tersebar tentang keutamaan bulan Rajab ini yang disandarkan kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alahi Wassalam adalah dusta…”(Iqtidhaa-ush Shiraatil Mustaqiim).

Sementara itu, al Hafizh Ibnu Hajar al Asqalani rahimahullah dalam risalahnya, Tabyiinul ‘Ajab bi Maa Warada fii Fadhli Rajab menjelaskan, “Tidak muncul satupun hadits shahih tentang keutamaan bulan Rajab, tidak pula tentang puasanya, tidak tentang puasa tertentu, dan tidak juga tentang mendirikan shalat malam tertentu di bulan ini yang dikuatkan oleh sebuah hadits yang layak untuk dijadikan sebagai hujjah.”

Adapun ‘Umrah di bulan Rajab telah disebutkan oleh Ibnu Rajab bahwa “umrah dibulan Rajab itu adalah hukumnya sunnah menurut pendapat mayoritas generasi Salaf. Di antaranya ‘Umar bin Khaththab radhiallahu anhu dan ‘Aisyah radhiallahu anha. (lihat Laathaa-iful Ma’aarif)

Bulan Rajab adalah Bulan Mulia
Meskipun demikian, bulan Rajab adalah salah satu dari bulan-bulan ‘haram‘ atau mulia di sisi Allah swt. Allah berfirman:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْراً فِي كِتَابِ اللّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَات وَالأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ

Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram…” (QS. At Taubah [9]: 36)

Di dalam ash Shahihahin terdapat hadist dari Abu Bakr rahimahullah dari Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam banwa beliau bersabda:

“Sesungguhnya zaman telah berputar seperti keadaannya ketika Allah menciptakan langit dan bumi, dalam setahun itu terdapat dua belas bulan. Empat diantaranya adalah bulan haram (disucikan). Tiga dari empat bulan itu, (jatuh secara) berurutan yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijah, Muharram. Sedangkan Rajab (yang disebut juga sebagai) syahru Mudhar, terletak diantara Jumada (ats Tsaniyah) dan Sya’ban.” [HR. Bukhari]

Ibnu Jarir ath Thabari rahimahullah meriwayatkan melalui sanadnya, dari Ibnu Abbas radhiallahu anhu sehubungan dengan pengagungan Allah terhadap kesucian bulan-bulan ini, beliau berkata,

“Allah Ta’ala telah menjadikan bulan-bulan ini sebagai (bulan-bulan yang) suci, mengagungkan kehormatannya dan menjadikan dosa yang dilakukan pada bulan-bulan ini menjadi lebih besar dan menjadikan amal shalih serta pahala pada bulan ini juga lebih besar.” [Tafsir ath Thabari] Dipetik dari sumber: al-habib

“Bersabda Rasulullah SAW: “Sesungguhnya di surga ada sungai yang disebut dengan rajab (isinya) lebih putih dari pada susu, dan lebih manis dari pada madu. Barangsiapa yang berpuasa sunnah satu hari pada bulan Rajab akan diberi minum oleh Allah dari sungai tersebut.” [HR. Imam Baihaqi]

Adapun puasa sunnah pada bula Rajab banyak hadits-hadits Rasulullah SAW yang menganjurkan untuk melakukannya karena mempunyai nilai pahala ganda.

Diriwayatkan oleh Tsauban bahwa ia pada suatu ketika berjalan bersama Rasul saw melewati suatu kuburan di mana Rasulullah saw berhenti sejenak dan menagis ter-sedu-sedu. ”Kenapa enkau menangis ya Rasulullah?” tanya Tsauban, lalu Rasulullah bersabda: “Aku berdoa untuk mereka yang sedang disiksa kuburnya maka diringankanlah siksanya oleh Allah. Andai mereka berpuasa satu hari dan tidak tidur satu malam dalam bulan Rajab, mereka tidak akan disiksa dalam kuburnya".

AMALAN-AMALAN DI BULAN RAJAB
Di surga ada danau yang bernama Rajab. Airnya putih melebihi putihnya air susu, manis melebihi manisnya madu dan dinginnya melebihi salju. Barang siapa puasa sehari di bulan Rajab kelak Allah akan memberikan minuman dari danau Rajab. (Al-Hadits)

Dari Abi Hurairah berkata; Rasulullah Salallahu ‘Alaihi wassalama bersabda; “Barangsiapa puasa pada tanggal 27 Rajab Allah mencatatnya sebagaimana orang puasa 60 bulan”.

Dan ada awal hari bulan Rajab malaikat jibril turun kepada Nabi dengan risalah untuk isra’ bersama Nabi. Nabi bersabda “Ingat bulan Rajab adalah bulannya Allah, barang siapa puasa sehari di bulan Rajab dengan iman dan keikhlasan, maka akan mendapatkan keridhaan-Nya.” (Al-Hadits)

Baca artikel terkait di sini : [1], [2][3]


Dipetik dari: Pecinta Rasulullah-M.Syafi'i
Sumber: Kitab Mukaasyafah Al-Quluub, Al-Imam Hujjatul Islam Abi Hamid bin Muhammad Al Ghozali


Dari Author

Post a Comment

 
Top