Karena nampaknya kau masih belum sadar juga bahwa segala upayamu selama ini yang sibuk mengutak-atik terjemah Al-Quran sebetulnya cuma pekerjaan yang sia-sia, maka demi ilmu, ada baiknya kubocorkan sedikit rahasia padamu.
Ketahuilah, bahwa setidaknya ada 20 s.d 30 cabang ilmu yang harus dikuasai oleh seseorang bila ia sungguh-sunguh ingin memahami Al-Quran dan berniat pula untuk menyampaikannya kepada orang lain secara baik dan benar.
Catat yang ini dulu: SECARA BAIK DAN BENAR!
BUKAN secara AMBURADUL DAN SUDAH PASTI SALAH!
Nah, cabang-cabang ilmu itu antara lain adalah:
1. Mawathin Al-Nuzul,
2. Tawarikh Al-Nuzul,
3. Asbab Al-Nuzul,
4. Lughat,
5. Nahwu,
6. Shorof
7. Ishtiqaq,
8. Ma'ani,
9. Bayaan,
10. Badi' Balaghah,
11. Qira'at & Tajwid
12. Aqa'id,
13. Ushul Fiqh,
14. Fiqh,
15. Gharib Al-Quran,
16. I'rabil Qur'an,
17. Wujuh wa Al-Nazhair,
18. Ma'rifat Al-Muhkam wa Al-Mutasyabih,
19. Al-Nasikh wa Al-Mansukh,
20. Bada'i Al-Quran,
21. I'daza Al-Quran,
22. Tanasub Al-Quran,
23. Aqsam Al-Quran,
24. Amtsal Al-Quran,
25. Jidal Al-Quran,
26. Adab Al-Tilawah Al-Quran.
Tanpa pemahaman yang cukup tentang cabang-cabang ilmu di atas, maka menjadi mustahil bagi siapapun untuk bicara, apalagi sampai seenak jidat sendiri mengartikan ayat-ayat suci Al-Quran dan menyampaikannya kepada orang lain sambil mengira bahwa semua ocehannya itu benar!
Artinya, jangan pernah berharap orang lain, khususnya muslim yang faham Adab Al-Tilawah Al-Quran, akan menerima, mengamini, apalagi sampai mengimani segala interpretasi ngawurmu tentang ayat-ayat suci Al-Quran yang kau pikir sudah kau mengerti, sementara bisa dipastikan bahwa sesungguhnya kau sama sekali tidk tau apapun tentang ilmu-ilmu di atas!
Mau bukti?
Cuma sebagai indikator saja, coba kau jawab untuk dirimu sendirilah dulu;
cabang ilmu mana dari yang 26 itu yang kau pikir sudah kau fahami?
Tak satupun, bukan?
Nah, itulah alasan teratas, selain tentunya masih ada sederet alasan lain yang menjadi sebab kenapa semua copasan terjemah hasil comot sana comot sinimu yang kau pikir "powerful" untuk bicara lantang tentang ayat-ayat Al-Quran itu langsung kena stempel ANALISIS TELEK!
Kenapa?
Karena "KOSONG" dik!
Segala kicauanmu yang kau pikir benar itu, seluruh kebenarannya cuma ada dalam angan-anganmu sendiri saja, sedangkan kebenarannya yang hakiki hanya bisa sama-sama kita buktikan bila berpijak pada platform yang haq -- yaitu ilmu -- bukan yang bathil, seperti nafsu masturbasi rohanimu yang terus berkobar sejak bertahun-tahun dulu hingga hari ini!
Kau tau kenapa nama-nama cabang ilmu itu dilafadzkan dalam bahasa Arab dan apa arti masing-masing sebutanya?
Tidak juga, bukan?
Nah, bertanyalah pada guru atau ustadz yang lebih paham akan ilmu-ilmu tsb!
Walau sambil lalu, sebenarnya diam-diam aku juga memperhatikan bagaimana sibuknya kau meributkan soal "tafsir", 'asbabun nuzul", bahkan secara sembrono berani "menjual" nama-nama muffasir kondang yang kau kutip terjemah tulisannya seolah-olah cuma kau satu-satunya manusia di dunia ini yang faham betul apa yang mereka tulis.
Dengan itu pula tiap kali ANALISIS TELEKMU ditertawai, maka kau nekad menuding muslim manapun yang mentertawaimu sama artinya dengan mentertawai para muffasir yang dimuliakan oleh umumnya umat Islam itu.
Ketahuilah dik, semua muslim yang ikut baca bisa langsung tau bahwa justru dengan begitu sebetulnya semakin memperlihatkan bukti bahwa kau sama sekali tidak tau apa-apa tentang tafsir, apalagi asbabun nuzul, termasuk tentu saja siapa, bagaimana latar belakang, dan bagaimana pula metode tafsir masing-masing muffasir yang meriwayatkan berbagai tafsir Al-Quran yang kau sebut-sebut namanya itu, selain FAKTA! Bahwa gaya sotoymu itu sama persis dengan anjing yang lehernya terikat tapi ribut menggonggong setiap orang yang lalu lalang di depan rumah majikannya!
Berapa kali sudah kau diberitahu, bahwa tidak ada yang salah dengan tafsir mereka, tapi interpretasi sintingmu yang coba mempelesetkan tafsir-tafsir mereka sesuai selera doktrin bodoh kristenlah yang salah?!
Tahukah kau apa sebetulnya arti "tafsir" yang kulihat sering ditanyakan oleh para cantrik asuhan poro pinisepuh gmdkk tapi tak pernah kau jawab?
Atau pernahkah kau berfikir kira-kira serumit apa sebenarnya "ilmu tafsir" yang pada waktu-waktu tertentu biasanya dipelajari dan dikaji secara amat serius di lingkungan terbatas, semisal oleh para santri dan ustadz mereka dengan kiyai sepuh di pondok-pondok pesantren?
Tidak juga, bukan?
Jadi, ketika kau pikir kau sedang lebay bicara tentang terjemah ayat-ayat Al-Quran kepada umat islam, maka hal pertama yang harus kau sadari sepenuhnya adalah bahwa terjemah Al-Quran BUKAN Al-Quran, dik!
Artinya, jika kau pikir kau sedang berbicara tentang Al-Quran apalagi secara maknawi, maka yang sebetulnya terjadi adalah kau sedang mengigau!
Terjemah Al-Quran, atau disebut juga Ta'wil, tidak memerlukan ilmu dik!
Digital robotic modules bernama "google translate" pun mampu melakukannya. Apalagi kafir harbi dengan nafsu masturbasi rohani berkobar-kobar seperti dirimu?
Tapi pernahkah terpikir olehmu bahwa jangankan menafsirkan Al-Quran, membaca tafsir Al-Quran pun memerlukan ilmu. Sedangkan ilmu tafsir Al-Quran bukan hal sederhana yang dapat dikuasai oleh siapa saja cukup dengan copas sana copas sini, terutama olehmu yang sejak dulu aku sudah tau adalah pengidap syndroma hambatan kognitif yang sangat menyedihkan.
Kita sama-sama tau bahwa dalam Kristen tidak ada yang namanya "ilmu tafsir" kecuali suka-suka saja mengartikan setiap ayat bibel sesuai selera sendiri. Sebut saja misalnya situs rujukan utama kalian; "SARAPAN PAGI ROTI JELAI BUNDAR".
Walau para admins atau pengasuhnya berlindung di balik istilah keren semisal eksegesse atau hermeneutika, atau entah istilah keren apa lagi yang mereka gadang-gadang, tetap saja tulisan mereka cuma berbasis pada interpretasi individual, bahkan cenderung ngarang bebas demi pembenaran untuk banyak hal yang tidak benar dalam doktrin kristen!
Tidak sedikit tulisan mereka yang bersifat un-universal sehingga tidak selalu "gathuk" dengan pemahaman individu-individu lain, bahkan di lingkungan kristen sendiri, terutama dengan interpretasi mereka yang berposisi sebagai petinggi gereja dari setidaknya 300 denominasi kristen yang tersebar di seluruh Indonesia, apalagi jika disodorkan pada petinggi gereja lebih dari 34.000 denominasi kristen yang tersebar di seluruh dunia!
Makanya perdebatan tentang teologi kristen akan terus berulang seperti KASET RUSAK dengan topik CENDOL BASI yang itu ke itu juga -- dan tidak pernah ada habisnya -- karena untuk SATU PERTANYAAN tentang iman kristen saja misalnya, akan dijawab dengan 10 atau 20 jawaban berbeda dari 10 atau 20 jemaat kristen dari denominasi yang berbeda!
Tidak demikian halnya dengan 10 atau 20 pertanyaan tentang iman Islam. Mau berapa banyakpun yang menjawab, pada prinsipnya mereka akan memberikan SATU jawaban yang SAMA untuk setiap pertanyaan!
Nah, kau lihat sendiri bukan, betapa jauh bedanya doktrin kristen yang semrawut dan melawan akal dengan ajaran Islam yang logis dan sangat masuk akal sehingga kami selalu punya jawaban yang stereotype untuk semua upaya plesetan kalian terhadap berbagai isu terkait ajaran Islam?
Jadi, coba saja kau pikirkan sendiri baik-baik deh, bagaimana mungkin ajaran Tauhid yang sejatinya berasal dari SATU orang guru bernama Yesus Kristus -- tapi setelah diobok-obok oleh manusia yang tidak jelas asal-usulnya tapi kemudian mengaku-ngaku sebagai "rasul" bernama Paulus -- di kemudian hari bisa diinterpretasikan secara suka-suka oleh pengikutnya sampai mencapai RIBUAN cara, bahkan sampai melahirkan RIBUAN sekte yang berbeda-beda dan saling membidatkan pula?
Memangnya ada berapa ribu cara bertuhan sih yang diajarkan oleh Yesus?
Kitabmu sendiri menjelaskan cuma SATU cara, dik!
SEMBAHLAH TUHAN ALLAH SAJA. TIDAK ADA TUHAN YANG LAIN KECUALI ALLAH!
Jadi, analogi sederhananya begini:
Jika seorang guru, kuulangi; SEORANG GURU, menjadi wali kelas dari 50 orang murid, lalu ketika tiba saatnya ujian akhir ternyata tak seorang muridpun yang menjawab soalan dari sang guru sesuai dengan apa yang diajarkannya, maka kau pikir apa yang akan terjadi pada ke-50 murid itu? SUDAH PASTI SEMUANYA TIDAK LULUS!
Nah, begitulah kalian!
Sadar atau tidak, sebetulnya kalian mengimani dan mempraktekkan ajaran yang menyimpang jauh dari ajaran asli Yesus akibat bercampurnya ilmu yang haq dengan yang bathil gara-gara ulah Paulus!
Cilakanya, rata-rata kalian lebih mengimani segala yang diajarkan oleh Paulus dan semua kroninya ketimbang ilmu yang berasal dari langit seperti yang diajarkan oleh Yesus Kristus sendiri!
Cilakanya, rata-rata kalian lebih mengimani segala yang diajarkan oleh Paulus dan semua kroninya ketimbang ilmu yang berasal dari langit seperti yang diajarkan oleh Yesus Kristus sendiri!
Akibatnya, tidak akan jauh berbeda dengan nasib ke-50 murid pak guru tadi; kelak saat mati, maka tidak satupun dari kalian yang akan diluluskan oleh Yesus untuk memasuki kerajaan langit! Percayalah!
Tentang ini dalam kitabmu sendiri sudah sangat jelas ditegaskan oleh Tuhannya Yesus sejak jaman purbakala dulu!
Lihat lagi [Ulangan 4:35 | 4:39 | 5:7 | 6:4 | 33:26] ● [2Samuel 7:22] ● [Keluaran 9:14 | 20:5] ● [Yesaya 43:11-13 | 46:9 | 48: 12 | 54:5 | 63:8-9] ● [Hosea 13:4].
Lalu berbekal amburadulnya konsep, atau ilmu memahami ayat-ayat Tuhan dalam bibel yang sudah diobok-obok seperti gambaran di atas, maka dengan cara mengemis, comot sana sini beberapa terjemah tafsir Al-Quran dari para muffasir kondang, kemudian seenak jidat pula mengartikan ayat-ayat tsb sesuai selera kristenmu, kau coba menjustifikasi iman ngawurmu pada umat Islam -- termasuk kepada abangmu Gus Mendem yang WOW keren ini -- bahwa tafsir-tafsir Al-Quran tsb mebenarkan semua doktrin pokok kristen?
Duh! Kalau kata cantrik gmdkk sih; mimpimu terlalu tinggi, dik!
Ajaran Islam tidak demikian dik Teyos An-Naar!
Islam adalah ajaran dari langit tentang KETERATURAN. Karenanya jangan heran jika segala sesuatu dalam Islam ada aturannya. Sebut saja misalnya hal yang tidak pernah kalian mengerti; kenapa sampai-sampai untuk pipispun ada aturannya?!
Apalagi untuk bicara lantang tentang kandungan kitab suci Islam yang menjadi induk dari seluruh peraturan dan hukum-hukum positif yang berlaku dalam peradaban manusia, khususnya islam, sejak jaman Nabi Muhammad saw sampai kiamat nanti?
Kau pernah dengar kata "tafsir bil ma’tsur" dan hukum-hukumnya?
Atau "tafsir bir Ro’yi" berikut hukum-hukumnya?
Tidak, bukan?
Kau mengerti kenapa ada banyak metode tafsir Al-Quran yang wajib dipelajari oleh para sarjana Al-Quran di lembaga-lembaga Pendidikan Tinggi lslam jaman modern ini sebelum mereka dinyatakan lulus uji, agar selanjutnya tidak diragukan lagi oleh para mentornya untuk bicara tentang hakikat maknawi ayat-ayat Al-Quran kepada orang lain secara baik dan benar? Sebut saja sebagai indikator misalnya metode Tahlili, Ijmali, Muqarran, atau Maudhui.
Tidak mengerti juga, kan?
Dengan demikian, maka ini menjadi sangat penting bagimu dik!
Taukah kau metode mana dari semua metode tafsir Al-Quran yang menurut para muffasir itu sendiri dianggap paling baik dan tinggi derajatnya dibandingkan dengan metode-metode lainnya!
Taukah kau metode mana dari semua metode tafsir Al-Quran yang menurut para muffasir itu sendiri dianggap paling baik dan tinggi derajatnya dibandingkan dengan metode-metode lainnya!
Tidak tau juga, bukan?
Jadi, belajarlah lagi pada siapapun yang selama ini kau anggap sebagai gurumu tentang Islam. Tanyakan padanya; kenapa Al-Quran disebut sebagai hudan-linnas dan hudan-lilmuttaqin?
Sayangnya, kau memilih menjadi kafir harbi, sehingga dengan sendirinya tidak termasuk dalam kelompok manusia seperti yang dimaksud oleh kalimat "hudan-linnas dan hudan-lilmuttaqin."
Karena itu aku hanya bisa geleng-geleng kepala saja melihat betapa sibuknya kau woro-woro ke sana kemari mengabarkan berita bahwa abangmu yang WOW Keren ini ringan-ringan saja menanggapi segala celotehanmu yang berbasis terjemah Al-Quran tanpa perlu mengikutkan tafsir dari siapapun juga. Apalagi dalam banyak note yang sudah jelas-jelas kuberi judul; AL-QURAN MENJAWAB!
Kenapa?
Catat juga yang satu ini ya?
Karena kau TERLALU BODOH mengira bahwa setiap penjelasan tentang Al-Quran dari seorang muslim yang seumur hidupnya wajib mempelajari Al-Quran harus berdasarkan tafsir Jalalain, atau Al-Maududi, atau Ibn kathir, atau Katadah, atau Ath-Tabhari atau nama-nama muffasir besar lainnya!
Jika Allah sudah jelas-jelas befirman dalam Al-Quran bahwa siapapun yang mengatakan, apalagi sampai meyakini -- dan celakanya, menyembah pula -- Nabi Isa Ibn Maryam sebagai Allah adalah KAFIR, maka aku tidak perlu tafsir dari siapapun untuk menyatakan tanpa keraguan sedikitpun bahwa kau, yang mati-matian cari pembenaran dari literatur Islam bahwa Yesus yang kau sembah itu adalah Allah, jelas adalah KAFIR! (lihat QS. 5:72)
Jika Allah sudah berfirman dalam Al-Quran bahwa kitab-kitab terdahulu terlanjur dikotori oleh tangan-tangan jahil MANUSIA CELAKA dengan cara menuliskan ayat-ayat palsu yang mereka jadikan seolah-olah adalah firman Allah, maka aku tdak perlu tafsir dari siapapun untuk mengerti bahwa bundel buku tebal yang kalian klaim sebagai kitab-kitab terdahulu, kemudian kalian beri nama "Alkitab" itu sudah tidak asli lagi, dan para pemalsu ayat-ayat Allah di dalamnya adalah MANUSIA-MANUSIA CELAKA! (lihat QS. 2: 75 | QS. 2: 79 | QS. 5: 41)
Jika Allah sudah berfirman dalam Al-Quran bahwa Al-Quran -- disebut juga Al-Furqan -- diturunkan-NYA antara lain untuk mebenarkan kitab-kitab terdahulu, maka aku tidak perlu tafsir dari siapapun untuk mengerti bahwa kitab-kitab terdahulu memang pernah diturunkan oleh Allah, dan Al-Quran adalah kitab yang datang kemudian untuk mengoreksi, membenarkan -- yang artinya membuat jadi benar -- segala kesalahan, kepalsuan dan berbagai penyelewengan lain yang dilakukan oleh manusia-manusia celaka tadi terhadap ayat-ayat kitab terdahulu. (lihat lagi QS. 2: 75 ● QS. 2: 79 ● QS. 5: 41 ●| DAN ● QS 2: 41 ● QS. 89, 97, 101 ● QS. 3: 3, 80 ● QS 4: 47 ● QS. 5: 48 ● QS. 10: 37 ● QS. 12: 111)
Kenapa aku tidak memerlukan tafsir dari nama-nama muffasir kondang yang selama ini kau jadikan "tumbal" untuk membenarkan plesetanmu terhadap ayat-ayat Al-Quran guna membenarkan kesalahan iman kristen menurut Al-Quran?
Karena Allah sendiri sudah menjelaskannya dengan terang benderang dalam ayat-ayat firman-Nya terkait iman kristenmu di dalam Al-Quran, dik!
Masih ingat ayat favoritku sejak dulu, bukan?
Silahkan lihat lagi QS. 10:100
Allah pasti akan melemparku ke neraka jika aku tidak menggunakan seluruh kemampuan akalku secara paripurna untuk belajar dari seluruh tanda-tanda kebesaran-NYA yang ada disekelilingku, termasuk tentu saja dari ayat-ayat suci Al-Quran dan hadits-hadits penutup para Nabi dan Rasul-NYA!
Eloknya, Allah tidak cuma mengancam siapapun yang tidak mau menggunakan akalnya dengan baik, tapi sekaligus memberi manusia "tools" untuk mencerdaskan akalnya guna memahami kebenaran segala firman-NYA -- terutama untuk mereka yang bukan muffasir -- yaitu konsep BERPIKIR yang berpijak pada dalil Naqli dan Aqli.
Inipun, aku yakin kau tidak tau apa-apa tantangnya!
Nah, bagaimana mungkin kau bisa demikian sinting menghayal sampai setinggi langit mengira pembaca ANALISIS TELEKMU akan percaya bahwa kau lebih mengerti Al-Quran dan berbagai terjemah tafsirnya ketimbang umat Islam sendiri, termasuk di antaranya abangmu yang WOW Keren ini?
Makanya sudah lumayan lama kuberitahu bahwa sekalipun sudah bertahun-tahun ini kau mengira dirimu adalah seorang debater -- dan buatku tidak penting-penting amat sebesar apapun nafsu masturbasi rohanimu untuk diakui sebagai debater -- sebetulnya kelasmu cuma sebatas level anak-anak asuh poro pinisepuh gmdkk yang baru belajar teotolologi kristen dik!
Dan pada kenyataannya, terlepas apapun dalihmu, jangankan dengan menggunakan Al-Quran, dengan menggunakan bibel pun TERBUKTI para cantrik ini sangat mampu untuk tiap hari nabokin jidatmu, bukan?
Lalu apa yang bisa kau lakukan?
Tidak banyak kecuali blokir, lalu report akun mereka dengan macem-macem tuduhan ke fesbuk, dan ketika laporanmu ternyata tidak digubris oleh fesbuk, maka "excuse" terakhirmu adalah sesumbar; "tidak melayani anak kecil debat!"
KUNO dik.
BASI BANGET!
Dan yang menyedihkan adalah, demi menutup rasa malu yang sangat menyakitkan karena tiap kali bertemu anak-anak asuh gmdkk yang relatif masih belajar debat itu, pasti jidamu langsung kena hajar sampai babak belur, maka kau pun banting stir mati-matian menebar cerita MODUS supaya orang lain percaya bahwa yang tiap kali membuatmu jungkir balik itu adalah salahsatu guru mereka yang WOW Keren ini!
Supaya apa dik?
Supaya tidak terlalu malu kalau orang banyak tau bahwa yang mampu nabokin jidatmu itu adalah abangmu ini?
Salah dik!
Yang jelas sangat mampu berbuat itu bukan cuma abangmu ini, tapi siapa saja, termasuk tentunya para pemula yang masih belajar teotolologi kristen seperti anak-anak asuh gmdkk!
Salah dik!
Yang jelas sangat mampu berbuat itu bukan cuma abangmu ini, tapi siapa saja, termasuk tentunya para pemula yang masih belajar teotolologi kristen seperti anak-anak asuh gmdkk!
Nah, sampai di sini, karena sudah kusampaikan apa yang harus kau ketahui supaya lain kali kau bisa tampil sedikit lebih cerdas, maka nasehatku untukmu adalah, BELAJARLAH YANG BETUL, dik Teyos An-Naar!
BELAJARLAH seperti layaknya manusia yang punya akal dan pikiran sehat!
Tinggalkan segala kebodohan yang cuma pantas dimiliki oleh domba betulan yang tidak akan pernah mampu berpikir seperti manusia!
Okeh?
Kalau nanti kau sudah cukup belajar -- dan merasa masih punya rasa malu -- maka seharusnya kau malu, paling tidak pada dirimu sendiri jika sampai hari inipun ternyata masih belum punya cukup integritas untuk secara terhormat mengaku bodoh di hadapan abangmu yang WOW Keren ini!
Tapi kalau kau masih bingung juga kenapa secara jujur -- jadi bukan karena benci -- aku menyebutmu BODOH, maka saranku yang pertama adalah, baca lagi tulisan ini berulang-ulang sampai kau mengerti betul apa yang menjadi pesan utamanya.
Sedangkan saranku yang kedua adalah, cobalah mampir dan perhatikan baik-baik apa saja yang ada di sini, supaya kau tau bahwa tidak seperti yang kau pikir, sebenarnya aku punya lebih dari cukup referensi tentang tafsir dan segala cabang ilmu yang diperlukan untuk urusan itu.
Jadi, jika masih tersisa bagian-bagian dari otakmu yang bisa kau gunakan untuk berfikir tidak seperti berfikirnya domba betulan, maka kau akan mengerti kenapa aku menganjurkan cantrik-cantrik gmdkk agar tidak usah repot-repot menggunakan referensi tsb untuk menganggapi segala ANALISIS TELEKMU.
Kenapa?
Sebab itu sama saja artinya seperti membuang mutiara ke tumpukan kotoran ternak bernama babi dik!
Kenapa?
Sebab itu sama saja artinya seperti membuang mutiara ke tumpukan kotoran ternak bernama babi dik!
So, SELAMAT BELAJAR LAGI, dik Teyos An-Naar!
Semoga cepat pintar!
Post a Comment