Puasa merupakan salahsatu syariat umat-umat terdahulu. Namun puasa tersebut bukan puasa Ramadhan seperti yang dilaksanakan oleh umat Muslim dewasa ini. Allah SWT berfirman
”Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah:183)
Lalu bagaimanakah puasa-puasa umat terdahulu yang dicontohkan para nabi dan rasul mereka?
Dalam sejarah Islam, para nabi juga melaksanakan puasa untuk mendekatkan diri kepada Allah. Menurut Ibnu Katsir dalam kitab Qashash al-Anbiya’ wa ar-Rusul, Nabi Adam AS, manusia pertama yang diturunkan ke bumi pernah berpuasa selama tiga hari setiap bulan sepanjang tahun. Ada pula yang mengatakan bahwa beliau berpuasa pada 10 Muharram sebagai rasa syukur karena bertemu dengan istrinya, Hawa, di Arafah. Pendapat lainnya menyebutkan, Nabi Adam berpuasa sehari semalam pada waktu dia diturunkan dari taman surga oleh Allah.
Baik Al-Quran maupun Hadits memang tidak menjelaskan secara rinci bagaimana bentuk puasa Nabi Adam dan nabi-nabi sesudahnya. Namun, ada petunjuk yang jelas bahwa agama-agama yang dibawa oleh para nabi dan rasul terdahulu adalah agama monotheisme yang mengajarkan kepercayaan pada keesaan Tuhan (Allah), di mana puasa merupakan salahsatu bagian penting dari ritual ibadah para pengikutmya.
Setelah Nabi Adam AS, Nabi Nuh AS bersama umatnya juga melaksanakan puasa. Ibnu Katsir mengutip penjelasan Ibnu Majah menyebutkan bahwa, “Puasa Nuh adalah setahun penuh, kecuali hari Idul Fitri dan Idul Adha.”
Selain itu, Nabi Nuh juga memerintahkan kaumnya untuk menyembah Allah SWT dan berpuasa ketika mereka berbulan-bulan hidup terkatung-katung dalam perahu besar di tengah samudra luas akibat bencana banjir besar, seraya bertaubat kepada Allah.
Nabi Ibrahim AS juga terkenal dengan kegemarannya berpuasa, terutama pada saat akan menerima wahyu dari Allah, yang kemudian dijadikan Suhuf Ibrahim itu. Puasa menurut agama Ibrahim dilaksanakan pula oleh Nabi Ismail AS, putra Ibrahim yang terkenal taat beribadah itu; dan puasa Ibrahim dilaksanakan pula Nabi Ishaq AS (putra Ibrahim dari Sarah).
Nabi Ya'qub AS terkenal sebagai orang tua dan rasul yang gemar berpuasa, terutama untuk keselamatan putra-putranya. Sementara Nabi Yusuf AS berpuasa ketika berada dalam penjara bersama para terhukum lainnya. Kebiasaan berpuasa ini juga beliau terapkan ketika menjadi pembesar Mesir dan menjabat sebagai menteri perekonomian negeri tersebut.
Sedangkan Nabi Yunus AS berpuasa dari makan dan minum saat berada dalam perut ikan besar selama beberapa hari, kemudian berbuka puasa setelah dimuntahkan kembali dari dalam perut ikan itu. Untuk berbuka, dikisahkan beliau memakan buah semacam labu yang tumbuh di tepi pantai.
Nabi Ayub AS berpuasa pada waktu dia hidup dalam serba kekurangan dan menderita penyakit selama bertahun-tahun, sampai akhirnya lepas dari cobaan itu.
Nabi Syuaib AS terkenal kesalehannya dan sebagai orang tua yang banyak melakukan puasa dalam rangka bertakwa kepada Allah, di samping dalam rangka hidup sederhana dan untuk kelestarian generasi sesudahnya.
Sementara, Nabi Musa AS berpuasa selama 40 hari 40 malam dalam persiapan menerima wahyu dari Allah di Bukit Sinai. Hal yang sama juga dilakukan oleh Nabi Ilyas AS ketika akan pergi ke Gunung Horeb untuk menerima wahyu dari Allah. Sedangkan Nabi Isa AS berpuasa ketika mulai tampil di depan umum untuk menyatakan dirinya sebagai rasul Allah.
[Sumber: Republika Online]
Post a Comment