Ikhwanul Muslimin Rahimakumullah,
Dalam topik kali ini, insya Allah kita akan coba mengkaji bersama tentang alam jin dan hal-hal yang berkaitan dengan Jin sebagaimana yang diajarkan dalam Al Qur'an maupun yang dijelaskan oleh Rasulullah SAW.
Semoga Allah memudahkan dan memberi taufiq kepada kita sekalian untuk memahami intrik-intrik jin, setan, dan semua sekutunya dari golongan manusia yang menggunakan sihir atau ilmu hitam yang sesat lagi menyesatkan nanusia-manusia lain yang lemah imannya, terutama menjelang akhir zaman ini.
Perhatikanlah, hampir semua stasiun televisi nasional seolah berlomba-lomba untuk menayangkan hal-hal mistis-alam supernatural dan lain-lain acara yang berbau "syiriq" dengan kemasan yang menarik disertai trik-trik kamera yang canggih, yang menyebabkan banyak orang yang merasa takjub-terpukau- terheran-heran serta terpesona olehnya.
Naudzubillahi minzaliq!
Semoga Allah memudahkan dan memberi taufiq kepada kita sekalian untuk memahami intrik-intrik jin, setan, dan semua sekutunya dari golongan manusia yang menggunakan sihir atau ilmu hitam yang sesat lagi menyesatkan nanusia-manusia lain yang lemah imannya, terutama menjelang akhir zaman ini.
Perhatikanlah, hampir semua stasiun televisi nasional seolah berlomba-lomba untuk menayangkan hal-hal mistis-alam supernatural dan lain-lain acara yang berbau "syiriq" dengan kemasan yang menarik disertai trik-trik kamera yang canggih, yang menyebabkan banyak orang yang merasa takjub-terpukau- terheran-heran serta terpesona olehnya.
Naudzubillahi minzaliq!
Mudah-mudahan risalah yang singkat ini dapat menambahkan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua, dan sesungguhnya hanyalah Allah SWT semata pemberi taufiq dalam i'tikad, ilmu dan amal.
Asal pembentukan kalimat "jin" dari huruf 'jim' dan 'nun' menunjukkan makna tertutup, sebagaimana firman Allah SWT:
فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ اللَّيْلُ رَأَى كَوْكَباً قَالَ هَـذَا رَبِّي فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لا أُحِبُّ الآفِلِينَ
"Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Robbku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata:"Saya tidak suka kepada yang tenggelam." (QS.Al-An'am [6]: 76).
Bekata Syaikhul Islam Rahimahullah: "Ia dinamakan jin karena ketertutupannya dari pandangan manusia."
Para jin melihat manusia sedangkan manusia tidak dapat melihat mereka. Allah SWT berfirman:
يَا بَنِي آدَمَ لاَ يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُم مِّنَ الْجَنَّةِ يَنزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْءَاتِهِمَا إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ تَرَوْنَهُمْ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاء لِلَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ
"Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman." (QS.Al-A-rof [7]: 27)
Maksud dari ayat ini adalah: Sesungguhnya manusia tidak dapat melihat jin sesuai dengan bentuk kejadiannya yang hakiki, tetapi terkadang mereka bisa dilihat dengan bentuk yang lain semisal hewan. (Lihat Fath al-Haq al-Mubin: 28 oleh Abdullah bin Muhammad bin Ahmad ath-Thoyar)
JIN DICIPTAKAN SEBELUM MANUSIA
Jin diciptakan sebelum manusia berdasarkan nash al-Qur'an QS Al-Hijr [15]"27-28)
وَالْجَآنَّ خَلَقْنَاهُ مِن قَبْلُ مِن نَّارِ السَّمُومِوَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَراً مِّن صَلْصَالٍ مِّنْ حَمَإٍ مَّسْنُونٍ
"Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas. Dan (ingatlah) , ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk."
ASAL PENCIPTAAN JIN
Allah menciptakan jin dari api. Hal ini sesuai dengan apa yang disebutkan oleh Allah SWT dalam surat Al-Hijr [15]: 27;
وَالْجَآنَّ خَلَقْنَاهُ مِن قَبْلُ مِن نَّارِ السَّمُومِ
"Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas." Dan juga dalam surat Ar-Rohman [55]: 15;
وَخَلَقَ الْجَانَّ مِن مَّارِجٍ مِّن نَّارٍ
"Dan Dia menciptakan jin dari nyala api."
Dan Rasulullah SAW bersabda: "Malaikat diciptakan dari nur (cahaya). Jin diciptakan dari marij (api). Dan Adam diciptakan dari apa yang disifatkan kepada kalian. (yaitu dari tanah)" (HR Muslim: 2512)
MACAM-MACAM JIN
Rasulullah SAW bersabda: "Jin terdiri atas tiga kelompok: satu kelompok memiliki sayap mereka terbang di udara dengannya, satu kelompok berbentuk ular dan anjing, dan satu kelompok lagi berdiam diri di tempatnya dan melakuikan petualangan." (HR.Thabroni dengan sanad hasan, al-Hakim, dan al-Baihaqi dengan sanad shohih; lihat Shohihul Jami' 3/85)
TEMPAT TINGGAL JIN
Jin banyak berdiam pada tempat-tempat berikut ini:
Di Pasar
Dari Salman r.a. ia berkata: "Bersabda Rasulullah SAW: "Sungguh jika kamu mampu, janganlah engkau menjadi orang yang pertama kali masuk pasar dan terakhir kali keluar darinya, karena sesungguhnya pasar adalah medan peperangan setan dan di dalamnya ia menancapkan bendera." (HR. Muslim:2451)
Tempat-tempat Buang Hajat
Dari Zaid bin Arqam r.a. dari Nabi SAW, beliau bersabda: "Tempat-tempat buang hajat ini dihadiri oleh setan (dengan tujuan mengganggu). Maka jika salah seorang di antara kalian masuk ke dalamnya, hendaklah mengucapkan: ("Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari gangguan setan laki-laki dan perempuan)." (HR. Abu Daud: 6)
Bersama dengan unta dan di kandang-kandangnya
Dari Abdullah bin Mughofal r.a., ia berkata: "Rasulullah SAW telah melarang kami untuk melakukan sholat di kandang-kandang unta dan tempat-tempat menderumnya, karena ia diciptakan dari setan-setan." (Shahih Sunan Abu Dawud, No.184/493)
Berkata Ibnu Hibban r.a sebagaimana dalam al-Ihsan (4/602)., mengomentari makna hadits: karena ia diciptakan dari setan-setan: "Maksudnya adalah: "Sesungguhnya setan bersamanya."
Di rumah-rumah
Dari Abu Hurairah r.a. behwasanya Rasulullah SAW bersabda: "Janganlah kalian jadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan, sesungguhnya setan akan lari dari rumah-rumah yang dibacakan di dalamnya surat Al-Baqarah." (HR.Muslim:780-Shahih Muslim:752)
Dalam hadist yang diriwayatkan dari As-Sya'bi ia berkata: "Abdullah bin Mas'ud berkata: "Barangsiapa membaca 10 ayat dari surat Al-Baqarah di dalam rumah, maka setan tidak akan memasuki rumah itu malam harinya hingga tiba pagi hari. Kesepuluh ayat tersebut adalah 4 ayat pertama darinya; Ayat Kursi; 2 ayat sesudah Ayat Kursi; dan 3 ayat terakhir dari surah Al-Baqarah." (HR.Thabrani).
(Al-Haitsami berkata dalam Mazma'uz Zawai'd [10/118], "Hadits ini diriwayatkan Thabrani dengan rijal shahih, hanya saja As-Sya'bi tidak mendengar langsung dari Ibnu Mas'ud.")
Hadits-hadits diatas menunjukkan bahwa mereka tinggal pula di rumah-rumah manusia.
Di Lautan
Dari Jabir r.a. ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di lautan. Dari sana dia mengirim pasukannya untuk membuat fitnah (mengacau atau membencanai) umat manusia. Maka siapa yang lebih besar membuat bencana, dialah yang lebih besar jasanya (terhormat) di kalangan mereka." (HR.Muslim: 2813-Shahih Muslim: 2408)
Di Lubang-lubang dan belahan-belahan tanah
Dari Qatadah, dari Abdullah bin Sirjis, bahwa sesungguhnya Nabi SAW melarang seseorang melakukan kencing di lubang. Meraka bertanya kepada Qatadah: "Mengapa dibenci kencing di dalam lubang?" Ia menjawab: "Dikatakan, bahwasanya ia adalah tempat-tempat tinggal jin." (Abu Daud: 29)
Di padang pasir, Lembah, Lorong, dan tempat-tempat yang ditinggalkan oleh penghuninya.
Hal ini berdasarkan hadits Ibnu Mas'ud r.a. yang diriwayatkan oleh Imam Muslim: "Pada suatu malam kami bersama Rasulullah SAW, lalu kami kehilangan beliau lantas kamipun mencari beliau di lembah-lembah dan gang-gang. Kami mengatakan "Rasulullah SAW telah diculik." Maka kamipun tidur malam dengan sejelek-jelek malam yang suatu kaum bermalam dengannya. Tatkala tiba waktu pagi hari, tiba-tiba beliau datang dari arah Haro', maka kami mengatakan:"Ya Rasulullah, kami kehilangan anda dan kami mencari anda namun kami tidak menjumpai anda, lantas kami bermalam dengan sejelek-jelek malam yang suatu kaum bermalam dengannya." (Mendengar ucapan tersebut) maka Rasulullah menjawab: "Datang kepadaku seorang yang mengundang dari kalangan jin, maka akupun pergi bersamanya dan aku membacakan Al-Qur'an kepada mereka." (HR.Muslim, 1007)
DAPATKAH MANUSIA MELIHAT JIN?
Termasuk kekhususan jin, mereka dapat melihat manusia, namun sebaliknya manusia tidak dapat melihat mereka dalam wujud aslinya. Allah SWT berfirman:
يَا بَنِي آدَمَ لاَ يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُم مِّنَ الْجَنَّةِ يَنزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْءَاتِهِمَا إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ تَرَوْنَهُمْ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاء لِلَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ
"Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman." (QS Al-A'rof [7]:27)
Tidak seorangpun mampu melihat jin, kecuali bila mereka mengubah diri (menjelma) dalam berbagai bentuk atas izin Allah SWT. Ada beberapa riwayat yang menjelaskan bahwasanya mereka mengubah diri ke dalam berbagai bentuk seperti di antaranya:
- Menjadi seorang lelaki miskin (Lihat Mukhtasor Shahih Muslim karya Az-Zabidi: 1078)
- Menjadi seorang Syaikh dari Najd (Lihat Siroh Ibnu Hisyam 2/122)
- Menjadi seekor ular (Lihat Mukhtasor Shahih Muslimi: 1498)
Adapun tentang bagaimana cara mereka mengubah diri menjadi bentuk-bentuk lain, tidak ada nash yang menjelaskan hal tersebut.
DAPATKAH MANUSIA MENUNDUKKAN JIN?
Tidak seorangpun akan mampu menaklukkan dan menguasai jin setelah do'a dari Nabi Sulaiman AS, sebagaimana firman Allah SWT:
قَالَ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَهَبْ لِي مُلْكاً لَّا يَنبَغِي لِأَحَدٍ مِّنْ بَعْدِي إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ
فَسَخَّرْنَا لَهُ الرِّيحَ تَجْرِي بِأَمْرِهِ رُخَاء حَيْثُ أَصَابَوَالشَّيَاطِينَ كُلَّ بَنَّاء وَغَوَّاصٍوَآخَرِينَ مُقَرَّنِينَ فِي الْأَصْفَادِ هَذَا عَطَاؤُنَا فَامْنُنْ أَوْ أَمْسِكْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
"Ia berkata: "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi". Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut ke mana saja yang dikehendakinya, dan (Kami tundukkan pula kepadanya) syaitan-syaitan semuanya ahli bangunan dan penyelam, dan syaitan yang lain terikat dalam belenggu. Inilah anugerah Kami; maka berikanlah (kepada orang lain) atau tahanlah (untuk dirimu sendiri) dengan tiada pertanggungan jawab." (QS Shod [38]:35-39)
Berkata Syaikh Ahmad bin Nashir bin Muhammad al-Hamd ra: "Tetapi didapatkan penguasaan dan penundukkan manusia terhadap jin tidaklah mungkin, karena adanya perbedaan bentuk keduanya. Manusia tidak bisa melihat jin dan dari sini (diketahui) bahwa manusia tidaklah dapat menguasai dan menundukkan jin. (Penundukkan dan penguasaan ini) didapatkan dari syaitan sebagai hasil dari penundukkan sebagian mereka terhadap sebagian yang lain. Maka jin yang ditundukkan manusia, hakikatnya ia tertundukkan oleh syaitan yang memiliki kekuasaan dan kekuatan terhadap sang jin itu sendiri, dan hal ini adalah sebagai timbal balik dari pelaksanaan manusia itu terhadap apa yang dikehendaki oleh syaitan darinya, yang berupa kefasikan, maksiat dan keluar dari ajaran-ajaran agama. Dari sini diketahui, (pada hakekatnya) manusialah yang menjadi budak bagi syaitan (bukan syaitan atau jin ditundukkan olehnya)." (As-Sihr Baina Haqiqoh wal Khoyal:211)
AL-QUR'AN DIGUNAKAN UNTUK MENUNDUKKAN JIN?
Kita banyak mendengar bahwa ada di antara kaum yang menisbatkan dirinya kepada ilmu dan kebajikan, mereka mendakwakan diri telah menundukkan jin dengan menggunakan ayat-ayat al-Qur'an. Yang menjadi pertanyaan, benarkah hal tersebut bisa dilakukan dan benarkah al-Qur'an dapat digunakan untuk hal itu? Jawabnya adalah: Tidak benar dan tidak mungkin!
Berkata Syaikh Majd Muhammad asy-Syahawi rahimahullah: "Dan tidaklah diragukan lagi bahwasanya pada saat sekarang ini tidak ada orang yang meminta bantuan jin dengan al-Qur'an semata tanpa menggunakan mantera-mantera dan jimat-jimat dari sihir yang tidak diketahui maknanya, yang kami telah memberikan peringatan terhadap kesesatan yang ada didalamnya dan barangsiapa menyangka bahwa dia meminta bantuan jin dengan al-Qur'an semata tanpa menggunakan selain al-Qur'an,-maka ia adalah pendusta dan penipu." (Tahdhirul Arwah wa Taskhiru al-Jan Baina Baina Haqiqoh wal Khurofat: 103-104)
MEMINTA BANTUAN JIN
Meminta bantuan jin tidaklah diperbolehkan secara syar'i. Adapun dasar-dasar larangan tersebut adalah sebagai berikut:
- Hal ini tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW, Khulafa'ur Rosyidin, para shahabat Nabi SAW secara umum, para tabi'in, dan orang-orang shaleh dari umat ini.
- Ciri utama dari jin dan setan adalah dusta. Rasulullah SAW bersabda kepada Abu Hurairoh r.a.: "Ia berlaku jujur kepadamu, sedangkan ia pendusta." (Shahih Bukhori No.1122)
- Tersebarnya kejahilan yang merata, jauhnya kebanyakan manusia dari metode al-Qur'an dan as-Sunnah, serta sedikitnya penuntut ilmu syar'i di masa sekarang ini menyebabkan kebanyakan manusia tidak dapat lagi membedakan antara tukang sihir (tenung) dan selainnya dari orang-orang yang mendakwakan meminta bantuan kepada jin yang sholih. Akibatnya, bercampur aduklah perkara-perkara tersebut dan cacatlah aqidah umat manusia, padahal ia merupakan sesuatu yang paling berharga baginya dan padahal jaminan kejayaan dan keselamatan di dunia dan akhirat terdapat dalam aqidah shohihah.
- Jin atau syaitan akan menjerumuskan manusia kedalam kekufuran, kesyirikan, ataupun keharaman dengan berbagai jalan dan sarana serta secara sedikit demi sedikit menjerat orang yang meminta bantuan kepada mereka.
- Meminta bantuan kepada mereka (jin-syaitan), akan membawa kepada kecacatan aqidah, dimana kita akan jumpai diantara mereka bergantung kepada selain Allah SWT.
- Membuka pintu lebar-lebar bagi kebanyakan ahli sihir untuk mendakakan ruqyah syar'iyyah dengan al-Qur'an dan Sunnah dan meminta pertolongan jim muslim (padahal hakikat dan keadaan yang sebenarnya berbicara lain).
Apabila ada orang bertanya: "Apakah orang yang meminta bantuan jin telah melakukan kekufuran?" Maka jawabannya adalah: "Orang (manusia) yang menggunakan jin tidaklah kufur, kecuali apabila penggunaan jin tersebut dengan memakai cara dan jalan yang telah ditempuh tukang sihir dan sulap atau dikaitkan dengan bintang dan tulisan-tulisan ajimat kufur atau semisalnya. Apabila perkaranya seperti itu, maka ia telah kafir. [Lihat al-Qoul al-Mubin oleh Usamah bin Yasin: 197]
BEBERAPA BENTUK MEMINTA BANTUAN JIN
Ada beberapa perbuatan yang merupakan bentuk dan perwujudan meminta bantuan jin, diantaranya:
Tentang ini Rasulullah SAW bersabda:
MENGAMBIL SUMPAH DARI JIN
Tidaklah diperkenankan seorang muslim ketika melakukan ruqyah syar'iyyah mengambil janji dengan nama Allah kepada jin yang mengganggunya. Hal ini dikarenakan jin sering bersumpah dengan nama Allah, namun mereka banyak melanggarnya.
Demikianlah yang dapat kita kaji bersama pada topik kita kali ini, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat. Kami mohon maaf jika terdapat beberapa kesalahan dan hal-hal yang kurang berkenan dalam topik ini. Dan segala puji dan sanjungan teriring kecintaan dan pengagungan hanya milik Allah semata.
Wallahu A'lam bish shawab.
BEBERAPA BENTUK MEMINTA BANTUAN JIN
Ada beberapa perbuatan yang merupakan bentuk dan perwujudan meminta bantuan jin, diantaranya:
- Penjualan cincin dan batu berharga dengan harga yang sangat mahal, dengan iming-iming (sangkaan) bahwa ada jin bersamanya, yang akan membantu pemiliknya, menjaganya dari gangguan-kesulitan, melancarakan usahanya dan lain sebagainya.
- Membaca sebagian ayat-ayat al-Qur'an dan bermacam-macam wirid dan do'a pada seseorang yang tertelentang di atas dipan dan setelah selesai dari pembacaan wirid tersebut, tubuhnya terangkat ke udara.
- Membedah tubuh pasien penderita penyakit-penyakit tertentu dengan cara yang unik dan asing atau tanpa meninggalkan bekas apapun pada tubuh dan kulit si pasien.
- Menghadirkan arwah, baik dengan cara merasukkan pada tubuh seseorang lalu arwah tersebut berbicara tentang segala sesuatu yang dikehendaki oleh orang yang mendatangkannya atau dengan cara menampakkannya dalam bentuk orang yang telah meninggal dunia dan kemudian berjalan di kamar atau berbicara dengan orang yang ada disekitarnya (penampakan).
Catatan: Arwah atau roh yang disangkakan datang kepada penghadir roh tersebut pada hakikatnya adalah jin yang bekerja sama dengannya. Bukan roh orang yang diminta kehadirannya (sebab sebagai Muslim kita tahu bila meninggal seorang manusia maka rohnya akan berpindah ke alam kubur dan terputus seluruh hubungannya dengan dunia, kecuali tiga hal.
Tentang ini Rasulullah SAW bersabda:
إذا مات العبد انقطع عنه عمله إلا من ثلاث: صدقة جارية، أو علم ينتفع به، أو ولد صالح يدعو له
"Jika seseorang telah meninggal, maka putuslah semua amalannya kecuali 3 hal: shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang mendoakannya."
(HR Bukhori)
(HR Bukhori)
MENGAMBIL SUMPAH DARI JIN
Tidaklah diperkenankan seorang muslim ketika melakukan ruqyah syar'iyyah mengambil janji dengan nama Allah kepada jin yang mengganggunya. Hal ini dikarenakan jin sering bersumpah dengan nama Allah, namun mereka banyak melanggarnya.
Demikianlah yang dapat kita kaji bersama pada topik kita kali ini, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat. Kami mohon maaf jika terdapat beberapa kesalahan dan hal-hal yang kurang berkenan dalam topik ini. Dan segala puji dan sanjungan teriring kecintaan dan pengagungan hanya milik Allah semata.
Wallahu A'lam bish shawab.
Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Azza wa Jalla. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw. beserta keluarga dan shahabatnya.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi.
Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi
dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”
(QS Al-Ahzab [33]:56)
Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi
dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”
(QS Al-Ahzab [33]:56)
ijin share ya, terima kasih
ReplyDeleteSebelum anda posting anda harus paham gambar sampul halaman ini. Jangan asal pasang gambar 1 mata
DeleteUstad yahudi
ReplyDeleteKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
ReplyDeletewaduh
ReplyDeletetak kenal maka tak sayang :)
ReplyDeleteIlham hermawan : syari'at,tariqat,hakikat,ma'rifat,,,khurafat.....maksiat...
ReplyDeleteYour good
ReplyDeleteJika anda mengetahui isi siapakah yang ada di dalam diri anda????
ReplyDeleteTolong jawab...
Sesungguhnya yang paling sesat adalah bisa menyalahkan tetapi dia sendiri tersesat di jalan allah..
ReplyDeleteMaaf yA...
Al an'aam 130.
ReplyDeleteQS Al an'aam [6]130.
Delete"Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayatKu dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini? Mereka berkata: "Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri", kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir.
---
Di akhirat nanti, kepada semua jin dan manusia yang durhaka, yang tidak mengikuti ajaran Rasul dan tidak mengindahkan larangan Allah yang disampaikan Rasul kepada mereka sehingga mereka berbuat sewenang-wenang di muka bumi, akan dikemukakan kepadanya pertanyaan: "Apakah tidak datang kepadamu Rasul-rasul Kami, memperingatkan kamu dan memberi petunjuk yang benar agar kamu jangan tersesat dan jangan melakukan perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan ajaran Kami? Karena itu mereka tidak berdaya lagi, dan mereka menyesali segala yang mereka perbuat semasa di dunia, dan dengan tunduk mereka mengakui kesalahan-kesalahan mereka serta menjawab: "Kami mengakui bahwa Rasul-rasul Mu telah datang kepada kami dan telah memberikan peringatan dan ajaran-ajaran yang baik yang seharusnya kami perhatikan dan kami amalkan dengan patuh dan taat, tetapi kami tidak mengindahkannya, bahkan kami mendustakan mereka dan memperolok-olok seruan mereka.
Allah berfirman:
قَالُوا بَلَى قَدْ جَاءَنَا نَذِيرٌ فَكَذَّبْنَا وَقُلْنَا مَا نَزَّلَ اللَّهُ مِنْ شَيْءٍ إِنْ أَنْتُمْ إِلَّا فِي ضَلَالٍ كَبِيرٍ(9)
Artinya
Mereka menjawab: "Benar ada", sesungguhnya telah datang kepada kami mendustakan (nya) dan kami sesuatupun; kamu tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar".
(Q.S Al Mulk: 9)
Mereka telah ditipu dan diperdayakan oleh kehidupan dunia dan disilaukan oleh harta, wanita, pangkat dan kedudukan, sehingga hati mereka telah menjadi beku, mata mereka telah menjadi buta, dan tidak dapat lagi membedakan mana yang baik, mana yang buruk dan tidak dapat lagi melihat cahaya ajaran Ilahi yang akan membawa mereka ke dalam kebahagiaan dunia dan akhirat. Para Rasul itu telah membacakan kepada mereka ayat-ayat yang diturunkan Allah dan telah memperingatkan mereka bahwa di akhirat nanti akan ada hari pembalasan di mana orang-orang yang berbuat baik akan masuk surga dan orang-orang yang kafir akan di siksa dalam neraka. Di kala itulah mereka mengaku terus terang bahwa mereka dahulu (di dunia) memang ingkar dan kafir, mendustakan rasul-rasul dan tidak percaya dengan adanya hari akhirat.
DeleteMengenai Rasul-rasul yang diutus itu apakah mereka terdiri dari manusia saja ataukah ada pula Rasul-rasul dari jin yang diutus kepada umatnya? Jumhur ulama berpendapat bahwa Rasul-rasul itu semuanya terdiri dari manusia saja, dan tidak ada rasul-rasul dari kalangan jin. Alquran dan hadis-hadis sahih menunjukkan bahwa Nabi Muhammad saw juga diutus kepada jin seperti tersebut dalam ayat berikut:
وَإِذْ صَرَفْنَا إِلَيْكَ نَفَرًا مِنَ الْجِنِّ يَسْتَمِعُونَ الْقُرْءَانَ فَلَمَّا حَضَرُوهُ قَالُوا أَنْصِتُوا فَلَمَّا قُضِيَ وَلَّوْا إِلَى قَوْمِهِمْ مُنْذِرِينَ(29)قَالُوا يَاقَوْمَنَا إِنَّا سَمِعْنَا كِتَابًا أُنْزِلَ مِنْ بَعْدِ مُوسَى مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ يَهْدِي إِلَى الْحَقِّ وَإِلَى طَرِيقٍ مُسْتَقِيمٍ(30)
Artinya:
Dan (ingatlah) ketika kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Alquran, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan (nya) lalu mereka berkata: "Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)". Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan. Mereka berkata: "Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (Alquran) yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus".(Q.S Al Ahqaf: 29-30)
Menurut sy semua orang boleh mentafsirkan Al Qur'an, di jaman sekarang sy hanya percaya Al Qur'an bukan tafsir, apalagi pendakwah bayaran
ReplyDeleteMenurut sy semua orang boleh mentafsirkan Al Qur'an, di jaman sekarang sy hanya percaya Al Qur'an bukan tafsir, apalagi pendakwah bayaran
ReplyDeleteGolongan-Golongan yang bersekutu (Al-'Aĥzāb):5 - Panggilah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka; itulah yang lebih adil pada sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka, maka (panggilah mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu. Dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf padanya, tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
ReplyDeleteAssalamualaikum ustazd, maaf di akhir pembicaraan anda, anda memberikan kutipan ayat al-ahzab:5. Tapi kenapa isi nya beda ya sama Al-qur'an milik saya.
Mohon untuk tidak menyesatkan dengan meng atas namakan al-qur'an ustazd. Maaf kalo saya berlebihan. Terimakasih
Tolong di cek lagi bacaan al qur'an yang paling terakhir...tuuh ada kekeliruan atau trbalik bacaanya
ReplyDeletekebanyakan comentar2 yg melulu..ikut nafsu tnpa iman dan akal yg dewasa,apa yg saya faham penulis nyatakan al-quran tidak bisa di gunakan utk menundukkn jin atas tujuan yg tdk baik,atau tujuan bersekutu dnganya..penulis juga ada menyatakn bcaan ayat2 al-quran dpt menhindari dari ganguan jin dan syaita..kesalah fahaman dri penulisan sesuatu etikal mengundang isu2 yg tidak diingini..
ReplyDeleteIngat jadikanlah Allah satu satunya pelindung, saat kita mengamalkan Ayat ayat didalam (Alquran) untuk perlindungan maka ingatlah Allah lah memberi perlindungan, bukan Alquran nya, hanya kita meminta perlindungan kepada Allah lewat perantara kalimat kalimatnya yg sempurna(Alquran) inilah yg disebut tawasul melalui kalamNya
ReplyDeleteRian Isnawan Hidayat saya sangat setuju dgn pendapat anda. Yg komentar diatas caba telaah lagi postingan pak ustad. Banyak2 menuntut ilmu islam lagi. Jgn karbitan
ReplyDeleteHehehe
ReplyDeleteTernyata gak boleh ya minta tolong sama jin, termasuk minta tolong biar usaha dan dagangan kita laris juga gak boleh ya. maasyaa Allah. Astaghfirullooh. Semoga Allah mengampuni
ReplyDeletekl mnrutku, dr kta p.ustad (manusia tidak bisa menundukkan jin dengan ayat al quran) adlh kita tdk bs seperti nabi sulaiman yg memerintah jin(jin sbg budak) dan kita dpt mengusir dn mngalahkan jin dngn mmbca ayat al quran dan dzikir (mnglhkan bkn brrti kita mmpunyai hak trhdap mereka sprti pembantu dsb), tp kl mmbaca al quran atau dzikir tdk briman akan prlindungan ALLAH y sm sj bohong sprti mulut bilang A dan hati bilang B. mf jika ada kslhan sy cm mnusia biasa ini dari pengalaman pribadi, krn dlu jg bljr ilmu2 yg brhubungan dngn jin dan ALHAMDULILLAH sekarang sy tdk mmkai ilmu sprti itu lg, cukuplah diri ini brsandar pd ALLAH dan jk tolong menolong trhdplah sesama manusia insyaallah hubungan persaudaraan akan lbh baik dan lbh bahagia.
ReplyDeletebaca,mengerti dan pahami itu baru bijaksana
ReplyDeleteassalamualaikum wr.wb.
ReplyDeletemhn maaf pak ustad...
jangan belajar tanpa Guru Pak Ustad, jadi guru anda banyak syaiton dan Jin Kafir menyerupai siapa adja. yg nyatanya kt sdr tidak kelihatan nah itulah menjadi guru anda, belajarlah pada Al-Qur'an dan Hadis Rasulullah SAW itu lah pedoman kita, bukan sprt sdr yg memutar balika antara Al-quran dan hadir dan pendapat2nya...jadi kajian sdr blm setengah MATANG. jauh dari MATANG/MASAK seperti contoh : anda menulis dan sudah sdr jelaskan diatas dlm hadis Rasulullah SAW dan Al-Quran bahwanya Al-Quran dpt mengusir syaiton dan jin jahat, di baris lain anda MEREMEHKAN tentang kekuatan Al-Quran dengan mengatakan TIDAK BISA/TIDAK BENAR... mhn maaf jikala sdr tersinggung wassalamualaium wr.wb trims's
NTT007.. Anda benar dan saya memang sdh tersilaf dan utk itu saya minta maaf.
DeleteYang saya maksudkan sebenarnya adalah larangan utk menggunakan ayat2 al-Qur'an bercampur jampi-jampi yg termasuk sbg Ruqyah Syirkiyah .
Sebagaimana dinukil dari Fathul Majid, Imam As-Suyuthi berkata, “Ruqyah itu dibolehkan jika memenuhi tiga syarat:
1.Bacaan ruqyah dengan menggunakan ayat Al Qur’an atau nama dan sifat Allah. 2. Menggunakan bahasa Arab atau kalimat yang mempunyai makna (diketahui artinya). 3. Harus yakin bahwa ruqyah dapat berpengaruh dengan izin Allah, bukan dari zat ruqyah itu sendiri.”
Dari kriteria-kriteria di atas dijadikan tolok ukur untuk dapat mengkategorikan mana praktek ruqyah yang benar dan mana yang menyimpang.
Jika si pelaku menggunakan mantera-mantera yang tidak jelas maknanya, menggunakan do’a yang tidak dipahami, atau menyembuhkan dengan jalan memindahkan penyakit yang diderita ke hewan, maka hal seperti ini dikategorikan sebagai tindak perdukunan. Lebih terlarang lagi apabila di dalamnya menggunakan jampi-jampi yang jelas-jelas mengandung kesyirikan, meminta tolong pada jin, atau meminta agar kita menyembelih hewan tertentu untuk jin. Yang seperti ini jelas syirik.
Ibnu Mas'ud radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa dia mendengar Rasulullah Saw bersabda,
إِنَّالرُّقَىوَالتَّمَائِمَوَالتِّوَلَةَ شِرْكٌ
“Sesungguhnya mantera-mantera, jimat-jimat dan pelet adalah syirik”
Hadits ini menunjukkan akan adanya jampi-jampi atau mantera-mantera yang mengandung kesyirikan.
Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh
Emang jin dan iblis sama yak. Kok disamain disini.
ReplyDeletePenulis nya masih anak2...
ReplyDeleteJd wajar msh banyak hrs belajar lg yh...
Ngaji yg bener jgn asal comot dari mbah google atau buku2 sesat..
Yg pd akhirnya sesat dan menyesatkan orang banyak Nauzubillah min zalik...
Ada x ayat alquran tentang rihul Ahmar atau jin blh masuk dlm badan manusia
ReplyDeleteAda x ayat alquran tentang rihul Ahmar atau jin blh masuk dlm badan manusia
ReplyDeleteWahaha 5 golongan jin yg wajib orang muslim ketahui.. itu ada di rukun iman lu ya tong?? Mantap Jiwa...
ReplyDeleteGolongan-Golongan yang bersekutu (Al-'Aĥzāb):56 - Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.
ReplyDeleteTambah oon nya hee
ReplyDeleteAstafirullah.. Ingat. Syariat tarekat hakikat makrifat.
ReplyDeleteKalau sudah sampai maqomakrifat maka semua pintu kegoiban terbuka .. Allah itu maha goib. Manusia itu lebih kuat dari pada setan dan jin. Sudah jelas di dalam alquran.. Bahwasanya malaikat di suruh sujud kepada manusia cuma jin yang tidak mau.. Itu sudah menunjukan bahwasayanya manusia adalah khalifah.. Dan sebaik2 manusia dia laah yang baik beriman di mata allah swt.
http://kreasimasadepan441.blogspot.co.id/2017/12/sulap-deddy-corbuzier-di-pengumuman.html
ReplyDeletehttp://kreasimasadepan441.blogspot.co.id/2017/12/menurut-bank-dunia-hanya-30-persen.html
http://kreasimasadepan441.blogspot.co.id/2017/12/menpora-optimistis-indonesia-tuan-rumah.html
Tunggu Apa Lagi Guyss..
Let's Join With Us At vipkiukiu .net ^^
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami :
- BBM : D8809B07 / 2B8EC0D2
- WHATSAPP : +62813-2938-6562
- LINE : DOMINO1945.COM
Menundukkan sama mengusir itu jelas verbeda mas...
ReplyDeleteYa inj Jin nya 😁
ReplyDeleteAssalamua'alaikum warahmatullahi wabaraktuh. Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah. Pertama-tama saya mohon maaf atas polemik yg timbul akibat penulisan kalimat ttg paragraf AL-QUR'AN DIGUNAKAN UNTUK MENUNDUKKAN JIN, -"Kita banyak mendengar bahwa ada di antara kaum yang menisbatkan dirinya kepada ilmu dan kebajikan, mereka mendakwakan diri telah menundukkan jin dengan menggunakan ayat-ayat al-Qur'an. Yang menjadi pertanyaan, benarkah hal tersebut bisa dilakukan dan benarkah al-Qur'an dapat digunakan untuk hal itu? Jawabnya adalah: Tidak benar dan tidak mungkin! ... yg mestinya tidak perlu ada sbb hanya akan menimbulkan multi tafsir bahkan bisa menyesatkan.
ReplyDeleteSaya akui saya tersilap dengan mempostingkan jawaban yg menyesatkan "Tidak benar dan tidak mungkin!" diatas, yg mestinya adalah "benar dan mungkin" tentunya dengan seizin Allah semata. Disamping itu, hanya saja harus berhati-hati jangan sampai melakukan ruqyah syirkiyah.
@Sesungguhnya manusia tercipta dalam penciptaan yg paling sempurna dari makhluk yg lain, tapi manusia pun bisa saja menjadi terhina sehina2nya.. (QS.At-Tin [95] : 4-5). Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa firman Allah dlm QS.95:5 mengandung arti ke tingkat pikun (seperti bayi lagi). Oleh karena itu Rasulullah saw. ditanya tentang (kedudukan) orang yang telah pikun itu. Maka Allah menurunkan ayat selanjutnya (S.95:6) yang menegaskan bahwa mereka yang beriman dan beramal shalih sebelum pikun akan mendapat pahala yang tidak putus-putusnya.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari al-'ufi yang bersumber dari Ibnu Abbas.)
Jin adalah makhluk Allah yg punya kewajiban sama dengan manusia, yaitu untuk melaksanakan ibadah (ayat terakhir dari Annas)....
Sesungguhnya alam manusia dengan Jin sudah terpisah oleh tebing2 kekuasaan Allah, Di antara keduanya mempunya jalur kehidupan masing2, tentunya untuk saling menghormati....!!! Wassalam.
Ruqyah atau Rukyah (Arab: رقية, Inggris: exorcism) adalah metode penyembuhan dengan cara membacakan sesuatu pada orang yang sakit akibat dari ‘ain (mata hasad), sengatan hewan, bisa, sihir, rasa sakit, gila, kerasukan dan gangguan jin.
Delete@Definisi ruqyah
Pengertian ruqyah secara terminologi adalah al-‘udzah (sebuah perlindungan) yang digunakan untuk melindungi orang yang terkena penyakit, seperti panas karena disengat binatang, kesurupan, dan yang lainnya. Ruqyah terkadang disebut pula dengan ‘azimah.
Fairuz Abadi berkata: “Yang dimaksud ‘azimah-‘azimah adalah ruqyah-ruqyah. Sedangkan ruqyah yaitu ayat-ayat Al-Qur`an yang dibacakan terhadap orang-orang yang terkena berbagai penyakit dengan mengharap kesembuhan.”
Sedangkan makna ruqyah secara etimologi syariat adalah doa dan bacaan-bacaan yang mengandung permintaan tolong dan perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk mencegah atau mengobati bala dan penyakit. Terkadang doa atau bacaan itu disertai dengan sebuah tiupan dari mulut ke kedua telapak tangan atau anggota tubuh orang yang meruqyah atau yang diruqyah. Tentunya ruqyah yang paling utama adalah doa dan bacaan yang bersumber dari Al-Qur`an dan As-Sunnah.
@Pembagian ruqyah
Dalam syariat Islam dikenal dua macam ruqyah, yaitu ruqyah syar'iyah dan ruqyah syirkiyah.
● Ruqyah syariyah yaitu ruqyah yang benar menurut syariat Islam diantaranya dengan cara membacakan ayat Al-Qur'an, sebagaimana di antara nama surat Al-Fatihah adalah Ar-Ruqyah, meminta perlindungan kepada Allah, zikir dan doa dengan maksud menyembuhkan sakit.
● Ruqyah Syirkiyah adalah yang biasa dipraktekkan para dukun. Ruqyah di kalangan para dukun dikenal dengan istilah jampi-jampi.
@Batasan ruqyah
DeleteRuqyah yang syar’i memiliki beberapa ketentuannya tertentu. Jika tidak memenuhi kriteria tersebut maka ruqyah tersebut tidak syar'i, yakni serupa dengan jampi-jampi yang dilakukan oleh para dukun. Kriteria ruqyah yang syar’i (yang sesuai syariat Islam) dijelaskan berikut ini.
1.Bacaan ruqyah dengan menggunakan ayat Al Qur’an, do’a yang syar’i atau yang tidak bertentangan dengan do’a yang dituntunkan.
2.Menggunakan bahasa Arab kecuali jika tidak mampu menggunakannya.
3.Tidak bergantung pada ruqyah karena ruqyah hanyalah sebab yang dapat berpengaruh atau tidak.
4.Isi ruqyah jelas maknanya.
5.Tidak mengandung do’a atau permintaan kepada selain Allah (semisal kepada jin dan setan).
6.Tidak mengandung ungkapan yang diharamkan, seperti celaan.
7.Tidak menyaratkan orang yang diruqyah mesti dalam kondisi yang aneh seperti harus dalam keadaan junub, harus berada di kuburan, atau mesti dalam keadaan bernajis.
Sebagaimana dinukil dari Fathul Majid, Imam As-Suyuthi berkata, “Ruqyah itu dibolehkan jika memenuhi tiga syarat:
1.Bacaan ruqyah dengan menggunakan ayat Al Qur’an atau nama dan sifat Allah. 2. Menggunakan bahasa Arab atau kalimat yang mempunyai makna (diketahui artinya). 3. Harus yakin bahwa ruqyah dapat berpengaruh dengan izin Allah, bukan dari zat ruqyah itu sendiri.”
Dari kriteria-kriteria di atas dijadikan tolok ukur untuk dapat mengkategorikan mana praktek ruqyah yang benar dan mana yang menyimpang.
Jika si pelaku menggunakan mantera-mantera yang tidak jelas maknanya, menggunakan do’a yang tidak dipahami, atau menyembuhkan dengan jalan memindahkan penyakit yang diderita ke hewan, maka hal seperti ini dikategorikan sebagai tindak perdukunan. Lebih terlarang lagi apabila di dalamnya menggunakan jampi-jampi yang jelas-jelas mengandung kesyirikan, meminta tolong pada jin, atau meminta agar kita menyembelih hewan tertentu untuk jin. Yang seperti ini jelas syirik. Ibnu Mas'ud radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa dia mendengar Rasulullah Saw bersabda,
إِنَّالرُّقَىوَالتَّمَائِمَوَالتِّوَلَةَ شِرْكٌ
“Sesungguhnya mantera-mantera, jimat-jimat dan pelet adalah syirik”
Hadits ini menunjukkan akan adanya jampi-jampi atau mantera-mantera yang mengandung kesyirikan. Disebutkan dalam suatu hadits bahwasanya Nabi Saw pernah disihir orang, sehingga Malaikat Jibril datang dan mengajarkan ruqyah kepada dia dengan cara membaca "Al-Mu’awwidzat" sehingga hilanglah pengaruh sihir tersebut. "Yang dimaksud dengan "Al-Mu’awwidzat" adalah Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas.
Demikian informas mengenai apa itu ruqyah Syariyah dan ruqyah Syirkiyah.
Semoga informasi ini bermanfaat. Amiiin.
Sdrku Roel Arya fillah, terima kasih atas komen bijaknya.
ReplyDeleteSebagaimana malaikat, kita tidak dapat mengetahui informasi tentang jin serta alam ghaib lainnya kecuali melalui khabar shadiq (riwayat & informasi yang shahih) dari Rasulullah saw baik melalui Al-Quran maupun Hadits beliau yang shahih. Alasan nya adalah karena kita tidak dapat berhubungan secara fisik dengan alam ghaib dengan hubungan yang melahirkan informasi yang meyakinkan atau pasti.
Katakanlah: “tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah”, dan mereka tidak mengetahui bila (kapan) mereka akan dibangkitkan. (QS An-Naml [27]: 65)
"Dia adalah Tuhan yang mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya. Supaya Dia mengetahui, bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu. (Al-Jin [72]:26-28).
Manusia diperintahkan oleh Allah swt untuk melakukan muamalah (pergaulan) dengan sesama manusia, karena tujuan hubungan sosial adalah untuk melahirkan ketenangan hati, kerja sama yang baik, saling percaya, saling menyayangi dan saling memberi. Semua itu dapat berlangsung dan terwujud dengan baik, karena seorang manusia dapat mendengarkan pembicaraan saudaranya, dapat melihat sosok tubuhnya, berjabatan tangan dengannya, melihatnya gembira sehingga dapat merasakan kegembiraan nya, dan melihatnya bersedih sehingga bisa merasakan kesedihannya.
Allah swt mengetahui fitrah manusia yang cenderung dan merasa tenteram bila bergaul dengan sesama manusia, oleh karena itu, Dia tidak pernah menganjurkan manusia untuk menjalin hubungan dengan makhluk ghaib yang asing bagi manusia. Bahkan Allah swt tidak memerintahkan kita untuk berkomunikasi dengan malaikat sekalipun, padahal semua malaikat adalah makhluk Allah yang taat kepada-Nya. Para nabi dan rasul alahimussalam pun hanya berhubungan dengan malaikat karena perintah Allah swt dalam rangka menerima wahyu, dan amat berat bagi mereka jika malaikat menampakkan wujudnya yang asli di hadapan mereka. Oleh karena itu tidak jarang para malaikat menemui Rasulullah saw dalam wujud manusia sempurna agar lebih mudah bagi Rasulullah saw untuk menerima wahyu.
Wassalam
Akhy Wiro Sablenk fillah, Subhanallah, sungguh nasihat yang mantaf dan menenangkan.
ReplyDeleteSungguh benarlah bhw -Taqwa itu Letaknya Didalam Hati-.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata:
”…taqwa itu disini, seraya menunjuk ke dadanya sebanyak tiga kali…”[Hadits Arba’in nawawi ke-35, diriwayatkan oleh Muslim]
Imam Nawawi –rahimahullah– menjelaskan: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menunjuk ke dadanya, maksudnya hati. Dalam hadits Arba’in nawawi ke-6 Beliau menjelaskan ‘dalam jasad ada segumpal daging, jika baik maka baik seluruh jasad’
Ibnu Daqiq Al ‘id –rahimahullah– menjelaskan: makna dari hadits tersebut, dan dalam riwayat lain: ‘Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada jasad-jasad kalian dan rupa-rupa kalian, akan tetapi Dia melihat kepada hati-hati kalian’ maknanya, amalan dhohir (yang tampak) belum tentu dapat menghasilkan ketaqwaan, namun ketaqwaan itu adalah apa yang terdapat di dalam hati dari pengagungan, khasy-yah (rasa takut yang disertai pengagungan), mendekatkan diri kepada Allah dan hati yang merasa diawasi Allah ta’ala yaitu dengan menyadari bahwa Allah melihat dan meliputi segala sesuatu. Dan makna melihat hati-hati kalian –wallahu a’lam– adalah melihat harapan dan persangkaan, dan hal itu semua dilakukan dengan hati.
Ibnu ‘Utsaimin –rahimahullah– mengatakan: “Taqwa kepada Allah ta’ala itu letaknya di hati, jika hatinya bertaqwa maka anggota badannya juga.”
Perintah Bertaqwa Hingga Maut Menjemput
Delete“Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa kepadaNya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.” (QS. Ali imron: 102)
Syaikh As sa’di –rahimahullah– menjelaskan: “Ayat di atas merupakan perintah Allah untuk hamba-Nya yang beriman agar bertaqwa kepada-Nya dengan sebenar-benarnya taqwa dan tetap bertaqwa hingga akhir hayat. Barangsiapa bersungguh-sungguh terhadap sesuatu, maka ia akan menginggal di atas sesuatu itu. Maka barang siapa yang keadaannya, hidupnya dan keberadaannya terus menerus di atas taqwa kepada Rabbnya dan ketaatan kepada-Nya, kematian akan menimpanya di saat seperti itu. Allah ta’ala akan mengokohkan taqwa ketika kematiannya dan memberinya kematian khusnul khatimah.
Taqwa kepada Allah itu –menurut Ibnu Mas’ud adalah menta’ati sehingga tidak bermaksiat, mengingat sehingga tidak melupakan, dan bersyukur sehingga tidak mengkufuri.
Ayat ini menunjukkan penjelasan hak Allah ta’ala yaitu ketaqwaan hamba.
Adapun kewajiban hamba terhadap taqwa ini, yaitu sesuai ayat: ‘bertaqwalah kepada Allah semampu kalian’ dan penjelasan tentang taqwa itu di dalam hati dan diaplikasikan anggota badan sangat banyak. Kesemuanya menjelaskan taqwa adalah mengerjakan perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya”.
Wassalam
Ayo kk gabung dan mainkan judi online favorit kalian disini!
ReplyDeleteMau main Poker? Ada...
Taruhan Bola? Juga Ada...
Pasang Togel Online? Jelas Ada donk...
POKERPAIR88.CLUB - Situs Poker Online Android Terbaik di Indonesia
7 Game Dalam 1 User ID : Poker Online, Domino QQ, Bandar Ceme, Capsa Susun, Super 10, Pot Limit Omaha Poker & Ceme Keliling.
* Minimal Deposit & Withdraw Rp 10.000
PAIRBET.ONLINE - Situs Resmi Taruhan Bola Piala Dunia 2018
- Judi Bola SBOBET
- Casino SBOBET
* Minimal Deposit Rp 25.000
* Minimal Betting Rp 25.000 (Team), Parlay Rp 13.000
BANDAR33.ORG - Bandar Togel Online dan Live Casino
21 Game Dalam 1 User ID : Togel Singapore, Hongkong, Sydney, Thailand, Jayapura, Szechuan, Macau, Monopoly, Roulette, Poker Dice, Suwit, Head Tails, Sicbo, Billiards, Oglok, Gong Ball, Dice 6, Red White, 12D, 24D & 24D Spins
* Minimal Deposit Rp 20.000
* Minimal Betting Rp 1.000
* Diskon Pemasangan : 4D=66%, 3D=59% dan 2D=28%
* Pembayaran : 4D x3000, 3D x400 dan 2D x70
Buruan Gabung Yuk kk...
thank nice infonya sangat menarik, silahkan kunjungi balik website kami http://bit.ly/2P5cXLsa
ReplyDeleteNak tnya ade x ayat yg jin ini boleh menyentuh manusia
ReplyDeleteartikelnha d edit aja bang biar jelas
ReplyDeleteBtw maaf sebelumnya itu lafadz bismillah ko dibawah gambar mata satu, klo perlu mah jangan pake lambang mata satu sebelumnya maaf yaa
ReplyDeleteIya bnr . Astgfrllah
Deletehey! guess what? i just finally watch this movie. and, it was so damn good... i heard george clooney and his colony were playin at this movie also.
ReplyDeletecheck it out bandar togel terbaik
Coba perhatikan lagi, Bukan 5 tapi 56, coba lebih telilti lagi, jangan sampai orang lain jadi salah paham
ReplyDeleteAsalamualaikum
ReplyDeleteBapak hariswan ,dengan kita membaca alquran, solat 5 waktu ,berpuasa,bersedakah malah itu yg menjauhkan kita dengan jin kapir dan saiton..
Bapak emang gak tau nabi muhamad saw bersabda saat allah swt mengutus malaikat agar saiton di perintahkan untuk menemui nabi muhamad saw
Knpa dberi gmbar mata satu dibagian paling atas
ReplyDeleteMenundukkan jin, sangat berbeda dgn mengusir jin.
ReplyDeleteSaya penderita sihir, selama 20 tahun ini saya di serang setiap hari, Badan saya terasa Panas Menggelegak, Di hidung terasa seperti di Cucuk, Di Mata-Telinga-Leher seperti ada benda yang bergerak-gerak. Di sebelah Malam tidur saya diganggu. Penyihir itu telah mengunci dengan sihir, fikiran saya - hati - mata dan mengetahui dimana saya pergi - Dengan siapa saya berjumpa. saya sangat bimbang diperangkap.Mohon doakan saya.-lemal- Allahallahsatu@gmail.com
ReplyDeleteAssalamualaikum ustadz
ReplyDeleteSemoga artikel lain nya dapar memberi lagi ilmu
Aamiin Ya Allah
Assalamualaikum,
ReplyDeleteBagi Muslim, berinteraksi (dalam arti seluas-luasnya) dengan jin pada dasarnya tidak dibenarkan, bahkan dilarang. Di antara dalil larangan tsb adalah:
"Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan." (QS. Al-Jin: 6) .
Imam At-Thabari dalam tafsirnya menyebutkan:
“Ada penduduk kampung dari bangsa Arab yang menuruni lembah dan menambah dosa mereka dengan meminta perlindungan kepada jin penghuni lembah tersebut, lalu jin itu bertambah berani mengganggu mereka."
Tujuan seorang muslim melakukan hubungan sosial adalah dalam rangka beribadah kepada Allah swt dan berusaha meningkatkannya atau untuk menghindarkan dirinya dari segala hal yang dapat merusak ibadahnya kepada Allah. Melakukan hubungan dengan jin berpotensi merusak penghambaan kita kepada Allah, yaitu terjatuh kepada perbuatan syirik seperti yang dijelaskan oleh ayat di atas.
Ketidakmampuan kita melihat mereka dan kemampuan mereka melihat kita berpotensi menjadikan kita berada pada posisi yang lebih lemah, sehingga jin yang kafir atau pendosa sangat mungkin memperdaya kita agar bermaksiat kepada Allah swt.
Lantas, bagaimana berhubungan dengan jin yang mengaku muslim?
Kita tetap tidak dapat memastikan kebenaran pengakuannya karena kita tidak dapat melihat apalagi menyelidikinya. Bila jin tersebut muslim sekalipun, bukan menjadi jaminan bahwa dia adalah jin muslim yang baik dan taat kepada Allah.
Di samping itu, tidak ada manusia yang dapat menundukkan jin sepenuhnya dalam artian taat sepenuhnya tanpa syarat, selain Nabi Sulaiman as dengan doanya:
“Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pemberi”. (QS. Shad: 35).
Maka berhubungan dengan jin dalam artri "menundukkan jin" tidak mungkin dilakukan kecuali apabila jin itu sendiri yang menghendakinya. Dan seringkali ia baru bersedia "menuruti kemauan manusia" apabila manusia memenuhi syarat-syarat tertentu.
Syarat-syarat ini dapat dipastikan secara bertahap akan menggiring manusia jatuh kepada kemaksiatan, bahkan mungkin kemusyrikan dan kekufuran yang mengeluarkannya dari ajaran Islam.
Na’udzu billah!
Semoga sedikit penjelasan ini dapat menjernihkan "multi tafsir" dan anggapan keliru seputar pengertian Al-Quran tidak dapat menundukkan jin, karena sesungguhnya hal itu sudah dijelaskan oleh Allah sendiri dalam QS. Al-Jin:6.
ReplyDeleteWallahu alam bisyawwab.