The Shepherd ditulis oleh seseorang bernama Hermas, antara tahun 88 sampai 97 Masehi, di suatu daerah bernama Patmos, dekat Ephesus.
Sampai menjelang akhir abad ke-2 Masehi, kitab ini diakui oleh Clement dari Aleksandria. Origen juga menerimanya sebagai sebuah kitab wahyu dan ditempatkan pada bagian akhir dari Codex Sinaitikus. Iranius menerimanya sebagai sebuah kitab suci. Manicheaus, seorang pemeluk Kristen dari Persia membawa kitab tersebut kedaerah Timur.
Jelas sekali kitab ini tidak bisa diabaikan. Dia diterima secara luas oleh para pemikir awal kristen dan oleh orang banyak yang sadar bahwa Yesus diutus untuk memperbaiki dan mmemperluas ajaran yang dibawa Musa kepada orang-orang Yahudi. Mereka menerima kitab ini kedalam bangunan kitab suci mereka.
Dengan munculnya ajaran dari Paulus yang menyatakan hukum-hukum Yahudi tidak perlu diikuti oleh orang kristen, maka pertentangan-pertentangan mulai muncul antara bagunan-bangunan kitab suci yang baru ditulis, yang kemudian dikenal dengan Kitab Perjanjian Baru dengan kitab-kitab Perjanjian Lama.
Sampai terselenggaranya konsili Necea, kitab The Shepherd diterima dan digunakan secara luas oleh para pengikut awal Yesus, yang juga menganggap Hermas sebagai Nabi.
Hermas memulai kitabnya dengan menceritakan empat visi yang disebutnya wahyu, karena seorang malaikat menemuinya dengan berpakaian sebagai seorang penggembala. Malaikat tersebut menyatakan kepada Hermas bahwa dia telah diutus oleh Malaikat Yang Paling Mulia, untuk hidup bersama Hermas. Kemudian malaikat tersebut memerintahkan kepada Hermas untuk menuliskan semua Perintah dan Tamsil. Perintah-perintah itu adalah:
Seorang nabi palsu mengangung-agungkan dirinya sendiri dan selalu menginginkan untuk memiliki tempat duduk di depan. Dia bersifat angkuh, tak tahu malu dan banyak bicara, hidup mewah dan menerima bayaran. Bisakah suatu roh suci menerima upah dari kenabiannya? Nabi palsu menjauhi orang-orang jujur dan bergaul dengan orang-orang yang bersikap ragu-ragu dan sombong.
Sebuah guci yang kosong diletakan di antara guci-guci yang kosong tidak akan pecah, tetapi masing-masing justru sesuai. Ambillah sebuah batu dan lemparlah kelangit, lihatlah apakah kamu mampu mencapainya. Disisi lain, ambillah kekuatan yang datang dari atas, dari Tuhan. Hujan es adalah butir-butir yang sangat kecil, tetapi kalau mengenai kepala seseorang akan mendatangkan rasa sakit yang luar biasa. Atau ambillah setets air yang jatuh dari atap, dan air tersebut akan melobangi batu. Maka ketahuilah kekuasaan Tuhan adalah sangat besar.
[Bagian IV, The Apostolic Fathers yang dikutip Edgar. J. Goodspeed dari Theodore Zahn].
Bagaimana nasib kitab The Sepherd setelah konsili Nicea?
Sama dengan kitab-kitab injil yang lain. Kitab ini juga diburu untuk dihancurkan, dibakar dan dimusnahkan. Tetapi tidak semua orang melakukan hal ini. Pengikut setia pecinta Tuhan Yang Maha Esa, tetap berusaha mempertahankan kitab-kitab mereka. Gerejapun tidak membakar seluruh kitab-kitab yang dianggap bid'ah ini, tetapi mengumpulkannya dan menyimpannya jauh-jauh dalam lorong perpustakaan paling tersembunyi. Itulah kitab kitab yang disebut dengan kitab-kitab Apocrypa. Nasib kitab The Sepherd sama dengan nasib Injil Barnabas.
Tetapi kebenaran selalu muncul perlahan-lahan. Secara tiba-tiba pada tahun 1922 ditemukan sebuah Papyrus dari abad ke-3 yang berisi naskah The Sepherd of Hermas. Penemuan-penemuan lain pun berlanjut, seperti ditemukannya naskah-naskah Gulungan Laut Mati, pada tahun 1947, penemuan Injil Thomas dan Injil Maria Magdalena di antara jilid-jilid naskah kuno Nag Hamadi, di Mesir.
Kebenaran akan muncul ke permukaan secara perlahan. Maka kebohongan-kebohongan yang disimpan secara rapi selama berabad-abad pun harus ditutupi dengan kebohongan-kebongan lain. Tapi kebenaran tetap muncul dan menyinari sanubari orang-orang yang mau membuka akal budinya.
Pesan paling penting dari tulisan ini adalah, Yesus membawa ajaran Tauhid, yakni yang menegaskan bahwa ALLAH MAHA ESA, atau Allah adalah satu-satunya Tuhan, ajaran yang diyakini kebenarannya dan dipertahankan dengan gigih oleh pengikut awalnya.
Tapi mengapa umat kritiani sekarang menjadikan Yesus sebagai salah satu dari TUHAN YANG MAHA TIGA?
[Dari Emerde | The Mystery of Jesus In History by Dr. Moh. A. Rahim | MWH London Publisher, 1979]
Post a Comment
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.