Siapa Sebenarnya Penulis Injil-Injil Sinoptik?
“Tak satu pun dari Injil sinoptik menyebutkan nama penulis atau pengarangnya. Dalam setiap kasus, atribusi penulis sebenarnya berasal dari abad kedua Masehi.“ ~ Dr. Ian Bond, Pendeta, Misionaris, Evangelis
Banyak dari apa yang tersaji di sini bersumber dari seorang Kristen dengan kredensial Kristen yang sangat baik, Ian Bond, yang menutup halaman webnya dengan “Yours, In Christ”. Halaman webnya, “ Who Wrote The Synoptic Gospels” jauh lebih baik dan lebih pendek daripada halaman ini.
Keempat Injil Tidak Bernama Sampai Abad ke-2
Umat Kristen percaya bahwa Injil (Markus, Matius, Lukas dan Yohanes) ditulis oleh orang-orang yang namanya tercantum dalam judul kitabnya masing-masing. Umumnya mereka juga percaya bahwa kitab-kitab tsb ditulis dalam urutan yang sama seperti yang muncul dalam Alkitab.
Sebenarnya, semua nama penulis adalah tebakan belaka, atau dengan kata lain merupakan dusta suci para Bapa Gereja. Nama "Injil Menurut Matius" (Gospel According to Matthew) dll., tidak pernah ada sampai akhir abad kedua. Keempat Injil awalnya anonim, dan tidak ada yang mengklaim ditulis oleh saksi mata, dan seluruh muatannya kemudian menjadi hadiah cuma-cuma bagi penulis generasi berikutnya, yaitu para teolog berbahasa Yunani yang berpendidikan, bukan penutur bahasa Aram yang umumnya buta huruf.
Naskah-naskah yang masih ada, yang mengacu pada para Bapa Apostolik; Clement dari Roma, Barnabas, Hermas, Ignatius, dan Polycarpus, sebagian besar ditulis pada awal abad kedua. Tidak ada dari naskah-naskah ini yang menyebut tentang Empat Injil. Hal ini juga diakui oleh para sarjana Kristen awal, seperti di antaranya oleh Dr. Henry Dodwell yang menulis: :
“Saat ini kita memiliki penulis gerejawi tertentu yang paling otentik pada masanya, seperti Clemens Romanus, Barnabas, Hermas, Ignatius, dan Polycarp, yang menulis dalam urutan di mana saya telah menamai mereka setelah semua nama penulis Perjanjian Baru. Tetapi dalam Hermas Anda tidak akan menemukan satu bagian pun, atau satu penyebutan pun tentang Perjanjian Baru, demikian pula dengan nama-nama Penginjil atau penulisnya.” [Disertations upon Irenaeus, Henry Dodwell, 168 9].
Dengan kata lain, keempat Injil tidak dikenal oleh para Bapa Gereja awal. Justin Martyr, yang paling terkemuka dari para Bapa Gereja awal, menulis seputar pertengahan abad kedua. Tulisan-tulisannya tentang keilahian Kristus akan memaksa umat Kristen untuk penggunaan Injil-Injil ini, andaikata keempat injil sudah ada pada zamannya. Dia menulis lebih dari tiga ratus kutipan dari kitab-kitab Perjanjian Lama, dan hampir seratus kutipan dari kitab-kitab Apokrif Perjanjian Baru; tapi tidak mengutip satu ayat pun dari Empat Injil. Pendeta Dr. Giles menulis: “Nama-nama Penginjil, Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes, tidak pernah disebutkan olehnya (Justin) — tidak sekali pun muncul dalam semua tulisannya” [Christian Records, hlm. 71].
Ditulis Secara Anonim
Meskipun Injil-Injil Perjanjian Baru menggunakan nama Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes, namun pada kenyataannya keempat Injil tsb ditulis oleh anonim. Nama-nama ini pertama kali muncul pada abad kedua dan dinisbatkan ke tulisan-tulisan anonim tsb untuk memberikan otoritas apostolik atas tulisan-tulisan di dalamnya. Injil Markus ditulis sebelum Injil kanonik lainnya dan ditulis setelah jatuhnya bait suci kedua yang terjadi pada tahun 70 M.
Penamaan ini tidak dimaksudkan sebagai bukti bahwa kitab-kitab tsb memang benar-benar hasil karya Matius, Markus, Lukas dan Yohanes, melainkan hanya menyiratkan bahwa tulisan-tulisan di dalamnya dianggap "sesuai" dengan ajaran yang seyogyanya berasal dari para Penginjil ini. Seperti yang dikatakan oleh Renan, "Mereka hanya menandakan bahwa ini adalah tradisi yang berasal dari masing-masing Rasul ini, dan untuk mengklaim otoritas mereka."
Mengenai kitab-kitab ini, Pendeta Dr. Hooykaas mengatakan: “Mereka muncul secara anonim. Nama-nama yang dinisbatkan ke atasnya dalam Alkitab kita berasal dari tradisi gerejawi yang belakangan, yang tidak layak dipercaya sama sekali ” (Bible for Learners, Vol. III, p. 24).
Nama Penulis Baru Dikukuhkan Pada Pertengahan Abad Ke-2
Theophilus, yang menulis setelah pertengahan paruh kedua abad kedua, ada menyebutkan Injil Yohanes. Ireneus, yang menulis beberapa waktu setelahnya, menyebutkan semua Injil dan membuat banyak kutipan darinya. Kemudian, pada paruh kedua abad kedua, antara zaman Yustinus dan Papias, dan zaman Theophilus dan Irenaeus, keempat Injil ini tanpa ragu-ragu ditulis atau disusun menurut nama-namanya seperti sekarang. (Empat paragraf di atas berasal dari “The Christ” oleh John E. Remsberg.)
Injil Menurut Markus
Injil Menurut Markus adalah Injil sinoptik yang paling penting karena merupakan sumber utama Injil Matius dan Injil Lukas. 76% dari Injil Markus direproduksi hampir kata demi kata dalam Injil Matius dan Injil Lukas. Tambahan 18% dari Injil Markus direproduksi dalam Injil Matius tetapi tidak dalam Injil Lukas, dan 3% lebih lanjut dari Injil Markus ada dalam Injil Lukas tetapi tidak dalam Injil Matius. Ini berarti bahwa 97% dari Injil Markus direproduksi dalam Injil Matius dan/atau Injil Lukas .
Injil Matius berisi 606 versi dari 661 ayat Injil Markus. Injil Lukas berisi 320 dari 661 ayat versi Injil Markus. Dari 55 ayat Injil Markus yang tidak direproduksi oleh Injil Matius, 31 direproduksi oleh Injil Lukas; oleh karena itu hanya ada 24 ayat dalam seluruh Injil Markus yang tidak direproduksi di mana pun dalam Injil Matius atau Injil Lukas.
Diagram di bawah ini menjelaskannya. Klik untuk menyimak berbagai penjelasan tentang fakta di atas.
Bahkan Bible sendiri tidak pernah mengklaim bahwa Markus adalah saksi mata dari pelayanan Yesus. Para sarjana biblika non-Kristen modern percaya bahwa Injil Markus ditulis di Suriah oleh seorang Kristen tidak dikenal setelah tahun 70M, menggunakan berbagai sumber termasuk narasi erotis (mungkin tertulis), kumpulan cerita mukjizat (lisan atau tertulis), tradisi apokaliptik (mungkin tertulis), dan perdebatan serta ucapan didaktik (beberapa di antaranya mungkin tertulis). Kisah-kisah seputar Yesus ini beredar dari masa ke masa, dikisahkan dalam berbagai bahasa yang berbeda, di negara-negara yang berbeda pula.
Begitulah! Sumber Injil Markus adalah cerita dan tulisan dari orang lain, bukan tulisan Markus. Tapi semua sumber Injil Markus dianggap sebagai yang terbaik, berasal dari tangan kedua, lebih mungkin dari tangan kelima atau keenam. Lalu, apa yang kemudian terjadi pada cerita-cerita yang beredar secara lisan selama puluhan tahun? Jelas, mengalami perobahan dalam setiap pengulangan kisahnya. Jadi, sumber dari banyak injil sinoptik sebenarnya tidak lebih dari kabar burung belaka!
Apologis Kristen tentu saja menolak tuduhan "kabar burung" ini. Mereka berdalih dengan merujuk pada kekuatan "tradisi lisan". Tapi kita tahu bahwa permainan anak-anak yang sangat sederhana sekalipun, misalnya saja permainan "pesan berantai" [1], sudah lebih dari cukup untuk menggambarkan bahwa cerita yang diceritakan dari mulut ke mulut dalam kurun waktu lebih dari 40 tahun, tidak mungkin dapat mempertahankan konten aslinya.
Injil Markus adalah Injil pertama yang menyajikan kutipan yang diduga berasal dari Yesus. Kita mempertanyakan seberapa otentik kutipan-kutipan ini, mengingat jalan berliku dari bibir Yesus ke tulisan Markus setelah bertahun-tahun berlalu sejak kata-kata itu diduga diucapkannya. Risalah tentang ketidakmungkinan kata-kata Yesus yang sebenarnya dicatat secara akurat setelah 40 tahun lebih sejak diucapkannya, dapat dicermati di sini.
Siapa Penulis Injil Matius Dan Darimana Sumbernya?
Pada akhir abad ke-2, tradisi Matius sang pemungut cukai telah diterima secara luas, dan nama "Injil Menurut Matius" mulai ditambahkan ke manuskrip. Berdasarkan banyak alasan para sarjana saat ini percaya sebaliknya—lima puluh lima persen muatan Matius disalin dari Markus, dan tampaknya tidak mungkin seorang saksi mata pelayanan Yesus perlu bergantung pada orang lain untuk mendapatkan informasi tentangnya. Sebaliknya, mereka percaya bahwa Matius ditulis antara tahun 80-90M oleh seorang Yahudi berpendidikan tinggi, yang sangat akrab dengan aspek teknis hukum Yahudi, berdiri di batas antara nilai-nilai Yahudi tradisional dan non-tradisional.
Sebuah teori yang tersebar luas menyatakan bahwa penulis menggunakan tiga sumber utama, masing-masing mewakili komunitas yang berbeda: kumpulan hipotetis, atau beberapa kumpulan, ucapan (disebut "Q", dan dibagikan dengan Lukas); Injil Markus; dan materi yang unik untuk Matius (disebut "M", beberapa di antaranya mungkin berasal dari Matius sendiri).
Dia menulis untuk pembaca Yahudi: seperti "Q" dan "M", dia menekankan relevansi berkelanjutan dari hukum Yahudi; tidak seperti Markus, dia tidak pernah repot-repot menjelaskan kebiasaan Yahudi; dan tidak seperti Lukas, yang melacak nenek moyang Yesus sampai ke Adam, bapak umat manusia. Dia hanya melacaknya sampai Abraham, bapak orang Yahudi. Fakta bahwa garis keturunannya berbeda secara signifikan dari garis keturunan Lukas adalah masalah serius yang nyata bagi mereka yang mengklaim bahwa tangan Roh Kudus membimbing para penulis Injil.
Isi "M" menunjukkan bahwa komunitas kepada siapa Injil ini ditulis, lebih ketat daripada yang lain dalam sikapnya untuk menjaga hukum Yahudi, dengan menyatakan bahwa mereka harus melebihi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi dalam "kebenaran" (ketaatan pada hukum Yahudi); dan dari ketiganya hanya "M" yang mengacu pada "gereja" (ecclesia), sebuah kelompok terorganisir dengan aturan untuk menjaga ketertiban. Para sarjana Alkitab umumnya berpendapat bahwa Matius disusun antara tahun-tahun 70 s.d 100M.
Siapa Penulis Injil Lukas Dan Darimana Sumbernya?
Sebagian besar ilmuwan modern yang kritis menyimpulkan bahwa Injil Lukas menggunakan Injil Markus untuk kronologinya dan sumber ucapan hipotetis dokumen "Q" untuk banyak ajaran Yesus. Lukas mungkin juga mengutip catatan-catatan tertulis yang independen. Kesarjanaan Kristen tradisional telah menetapkan masa penulisan Injil Lukas pada awal tahun 60-an Masehi, sementara kritik yang lebih tinggi memperkirakan masa penulisannya pada dekade akhir abad ke-1M. Sementara pandangan tradisional melihat Lukas, rekan Paulus, yang menulis Injil masih sering dipertanyakan. Sejumlah kemungkinan kontradiksi antara Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus membuat banyak pakar membantah laporan ini.
Siapa Penulis Injil Yohanes Dan Darimana Sumbernya?
Injil Yohanes berbeda secara signifikan dari Injil sinoptik dalam tema, isi, durasi waktu, urutan peristiwa, dan gaya. Hanya sekitar 8% di antaranya sejajar dengan ketiga Injil-injil lainny, dan bahkan kemudian, tidak ada paralelisme kata demi kata seperti yang kita temukan di antara Injil-injil sinoptik. Injil Yohanes mencerminkan tradisi Kristen yang berbeda dari Injil lainnya. Karenanya dianggap sebagai sesat dan ditolak oleh banyak individu dan kelompok dalam gerakan Kristen awal. Yohanes digunakan secara luas oleh orang-orang Kristen Gnostik. Tapi akhirnya diterima ke dalam kanon resmi, dengan berbagai keberatan. Namun dewasa ini menjadi Injil favorit bagi banyak Kristen konservatif, dan Injil yang paling sedikit dirujuk oleh Kristen liberal.
Muatan Yohanes memiliki agenda yang sama sekali berbeda bagi pembacanya dibandingkan dengan para penulis ketiga Injil sinoptik. Para penulis Injil sinoptik menulis untuk sesama orang Yahudi dan mencoba meyakinkan mereka bahwa mereka dapat menerima Yesus sebagai Mesias dan tetap menjadi orang Yahudi. Matius bahkan menekankan bahwa setiap laki-laki tetap harus dikhitan.
Ajaran Yohanes, seperti yang dirangkum dalam Yohanes 3:16 adalah kebalikan dari ajaran para penulis Markus, Matius dan Lukas. Sementara Yohanes menyambut siapa pun untuk masuk ke dalam kelompoknya, Markus, Matius dan Lukas menulis hanya untuk orang Yahudi saja. Mereka melihat Yesus sebagai Mesias Yahudi yang telah datang untuk mengembalikan Israel ke kejayaannya.
Injil Yohanes mengidentifikasi penulisnya sebagai “murid yang dikasihi Yesus.” Teks sebenarnya tidak menyebutkan nama murid ini, tetapi pada awal abad ke-2 sebuah tradisi mulai terbentuk yang mengaitkannya dengan Yohanes, salahsatu dari Dua Belas Murid (lingkaran terdalam Yesus). Tapi saat ini mayoritas sarjana tidak percaya bahwa Yohanes -- atau saksi mata lainnya -- yang menulis Injil Yohanes dan menduga kuat itu sebagai hasil karya kolektif “komunitas Johannine” yang menelusuri tradisinya hingga kepada Yohanes; Injil itu sendiri menunjukkan tanda-tanda telah disusun dalam tiga “lapisan”, hingga mencapai bentuk akhirnya sekitar 90-100M.
INTINYA
Injil kanonik di mana iman Kristen dibangun, yang menyajikan kata-kata Yesus adalah tulisan-tulisan oleh penulis yang tidak dikenal yang menulis untuk menopang poin-poin tertentu yang ingin mereka sampaikan. Kutipan-kutipan yang diduga berasal dari Yesus kemungkinan besar dibuat oleh para penulis untuk mendukung posisi mereka.
- Nama-nama Injil dalam Bible bahasa Inggris adalah tambahan di kemudian hari; mereka tidak asli dari Injil itu sendiri.
- Narasi Injil-Injil tsb ditulis dan merupakan pendapat orang ketiga.
- Tradisi bahwa mereka ditulis oleh dua murid (Matius dan Yohanes) dan oleh dua sahabat para rasul (Markus dan Lukas) pertama kali diungkapkan pada abad ke-2!
- Apa yang dapat kita simpul;kan dengan pasti tentang para penulisnya adalah bahwa mereka semua berpendidikan tinggi, melek huruf, orang Kristen berbahasa Yunani (setidaknya) generasi kedua, kontras dengan murid-murid Yesus yang tidak berpendidikan, kelas bawah, buta huruf, hanya bertutur dalam bahasa Aram, khas bahasa petani.
Bahkan jika Injil-Injil tsb ditulis oleh para rasul Matius dan Yohanes para "saksi mata" sekalipun, kecil kemungkinan mereka melaporkan semuanya secara akurat. Ingatlah bahwa "kesaksian" mereka datang tiga puluh tahun kemudian (Matius) dan enam puluh tahun kemudian (Yohanes) setelah semua kejadian yang mereka tulis terjadi. Kesaksian calon "saksi mata" ini, setidaknya, 30 tahun setelah peristiwa yang dimaksudkan untuk digambarkan dan penulis berada dalam atau mendekati masa bodoh mereka. Bagaimanapun, penelitian terbaru menemukan bahwa kesaksian saksi mata tidak dapat diandalkan. Baca kutipan artikel berjudul “34 Years Later, Supreme Court Will Revisit Eyewitness IDs” Oleh Adam Liptak Diterbitkan: 22 Agustus 2011, NY Times.
Ketidakselarasan Dan Keterlibatan Roh Kudus
Terlepas dari semua fakta di atas, umumnya umat Kristen percaya bahwa para penulis Injil, termasuk penulis semua kitab dalam Bible, dibimbing oleh Roh Kudus. Oleh karena itu tidak mungkin salah, tanpa perlu mempersoalkan siapa yang menulisnya. Kita dapat melihat sendiri sedikit saja dari beberapa perbedaan yang ditemukan pada riwayat yang sama yang dikisahkan oleh penulis yang berbeda seperti di antaranya:
- Kisah kelahiran Yesus versi Matius dan versi Lukas yang sangat berbeda antara satu sama lain.
- Selain perbedaan besar dalam versi Lukas dan Matius tentang kelahiran Yesus dan relokasi keluarganya dari Betlehem ke Nazaret, muncul pula masalah sejarah.
- Ini termasuk bintang ajaib dalam Matius yang menuntun orang majus ke lokasi yang tepat di mana sesungguhnya Yesus dilahirkan, dan sensus dalam Lukas yang mengharuskan setiap penduduk melaporkan dari mana nenek moyang seseorang berasal. Selain itu, sensus ini melibatkan seluruh Kekaisaran Romawi, tapi tidak ada catatan tentang sensus yang begitu besar di mana pun kecuali dalam karangan Lukas.
- Silsilah Yesus yang disusun oleh Matius jauh berbeda dengan silsilah yang disusun oleh Lukas.
- Yohanes memberitakan Yesus mengajar selama tiga tahun; sementara Markus, Matius dan Lukas menyebutkan pelayanan Yesus yang hanya satu tahun.
- Markus dan Lukas melanjutkan periwayatannya dengan kisah pengajaran dan penyembuhan di Galilea, kemudian perjalanan ke Yerusalem di mana kemudian terjadi insiden di Bait Suci yang mencapai klimaksanya dengan penyaliban Yesus pada hari libur Paskah.
- Yohanes, sebaliknya, menempatkan insiden Bait Suci sangat awal dalam pelayanan Yesus, melakukan beberapa perjalanan ke Yerusalem, dan menempatkan penyaliban tepat sebelum hari raya Paskah, pada hari ketika domba untuk perjamuan Paskah dikorbankan di Bait Suci.
- Dan kisah kematian Yesus dalam Markus dan Lukas pun sangat jauh berbeda.
Bukti Tambahan Dapat Ditemukan Di Sini
Sebuah risalah setebal 606 halaman berjudul The Rejection of Pascal's Wager secara lengkap menyajikan bukti dan fakta bahwa kitab-kitab Injil dalam Bible tidak ditulis oleh orang-orang yang selama ini dipercaya oleh umat Kristen sebagai Markus, Matius, Lukas dan Yohanes. Buku ini menyajikan bukti kuat dari para sarjana alkitab yang nyata bahwa siapa sebenarnya penulis Injil-injil kanon tidak pernah diketahui!
[Sumber: The Church Of Truth]
CATATAN KAKI
[1] Kumpulkanlah 10 atau lebih anak-anak, atau remaja, yang kita tahu secara alamiah ingatannya masih sangat bagus. Dudukkan mereka dalam sebuah lingkaran, lalu bisikkan sebuah pesan pendek kepada salahseorang di antara mereka dan minta ia untuk melakukan hal yang sama kepada teman di sebelahnya. Begitu seterusnya, hingga pesan pendek tsb kembali lagi ke anak yang pertama kali menerima pesan anda. Kemudian tanyalah; apakah bisikan pesan yang ia terima masih sama persis seperti yang pertama kali ia bisikkan ke teman di sebelahnya?
Post a Comment