Nasehat dan Renungan dalam masalah Kristenisasi di Aceh pasca gempa dan badai Tsunami
[Nasihat ini juga tepat untuk musibah di Jogjakarta, Klaten akhir-akhir ini, atau musibah di tempat lainnya, red]
Soal: "Setelah terjadi gempa di Indonesia, yayasan-yayasan misi kristenisasi masuk untuk mengkristenkan (kaum muslimin yang tertimpa musibah). Dan telah murtad sebagian orang karena butuhnya mereka kepada makanan. Maka...
1. Apa nasehat Anda dalam masalah ini ?
2. Apa nasehat Anda bagi para da'i Salafy di Indonesia? Jazakumumullahu khairol jaza'.
Dan kami meminta agar Anda mendo'akan kami agar Allah mengokohkan kita di atas Islam.
Jawaban dari Asy Syaikh Yahya bin Ali al Haajuri, Ulama Yaman :
Ini memang menjadi kesempatan bagi Nashara dan kesempatan bagi para penginjil untuk memurtadkan kaum muslimin. Di negeri kita (Yaman) di kota Jabalah, ada beberapa penginjil yang berusaha mengkristenkan kaum muslimin. Mereka bergerak di rumah sakit Jabalah. Mereka sibuk bekerja untuk menashranikan kaum muslimin dengan memberikan bantuan-bantuan kepada yang sakit dengan harta yang memang mereka didanai oleh yayasan yang bekerja untuk itu. Nama yayasan itu beraneka ragam [di Indonesia, simbol-simbol mereka yakni kemanusiaan, kasih, tanda salib red cross, dst, red]
Hasilnya, ada sebagian kaum muslimin menjadi nashrani. Mereka tulis surat proposal yang menerangkan keadaan ini kepada yayasan-yayasan mereka untuk mendanai yang kafir menurut mereka- atau untuk meminta suntikan dana segar lagi. Apalagi di kalangan para wanita dan di kalangan orang awam, pria dan wanita, mereka sibuk bekerja demikian karena memang manusia membutuhkan bantuan. Itu mereka lakukan di tempat-tempat orang miskin (kumuh) seperti di Eriteria.
Orang-orang yang kesusahan dengan kefakiran mereka, dibantu dengan peralihan agama sebagai gantinya. Kadang mereka berikan makanan, minuman, dan pakaian. Dan mereka juga punya yayasan yang tugasnya merusak wanita-wanita yang ada di sekolah-sekolah, khusus, untuk memberikan fitnah bagi para wanita dan melemparkan kerancuan-kerancuan berfikir dan syahwat kepada para wanita. Apakah dalam masalah akhlak, pakaian, tabarruj (berdandan, red) atau yang lainnya. Hingga timbullah banyak kejelekan di sekolah-sekolah Yaman, sebagaimana itu bisa kalian dengar dalam pertanyaan teman-teman kita yang ada di Tihamah yang mana di tempat mereka banyak tersebar bahaya sandiwara yang bersumber dari sekolah-sekolah itu.
Tugas Ahlus Sunnah, hendaknya mereka bersungguh-sungguh menjelaskan keadaan mereka para penjahat dan perusak dari kalangan nashrani. Dan menjelaskan tipuan-tipuan dan makar mereka. Dan bersungguh-sungguh menjelaskan bahaya kemurtadan dari Islam. Ingatkan mereka seperti yang didalam firman Allah:
وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ ﴿٢١٧﴾ البقرة: ٢١٧
"Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya." (QS Al Baqoroh: 217)
Siapa yang mati dalam keadaan murtad, gugur amalnya di akhirat. Dan dia termasuk orang yang merugi, seperti dalam firman Allah(yang artinya):
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلاَمِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ ﴿۸٥﴾ آل عمران: ۸٥
"Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi." (QS Ali 'Imran: 85)
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ ﴿١۰٢﴾ آل عمران: ١۰٢
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam." (QS. Ali 'Imran: 102)
لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى لِسَانِ دَاوُدَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ ﴿٧۸﴾ كَانُوا لاَ يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُنْكَرٍ فَعَلُوهُ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ ﴿٧۹﴾ تَرَى كَثِيرًا مِنْهُمْ يَتَوَلَّوْنَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَبِئْسَ مَا قَدَّمَتْ لَهُمْ أَنْفُسُهُمْ أَنْ سَخِطَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَفِي الْعَذَابِ هُمْ خَالِدُونَ ﴿۸۰﴾ المائدة: ٧۸ - ۸۰
"Telah dila`nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan `Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. [79] Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu. [80] Kamu melihat kebanyakan dari mereka tolong-menolong dengan orang-orang yang kafir (musyrik). Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka sediakan untuk diri mereka, yaitu kemurkaan Allah kepada mereka; dan mereka akan kekal dalam siksaan." (QS Al Maidah: 78 - 80)
(Katakan kepada mereka -pent) Mengapa kalian mau bergabung dengan ummat yang terkutuk ini dan terancam dengan ancaman yang mengerikan ini?!
Allah berfirman,
مَا الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ إِلاَّ رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ وَأُمُّهُ صِدِّيقَةٌ كَانَا يَأْكُلاَنِ الطَّعَامَ انْظُرْ كَيْفَ نُبَيِّنُ لَهُمُ الآيَاتِ ثُمَّ انْظُرْ أَنَّى يُؤْفَكُونَ ﴿٧٥﴾ المائدة: ٧٥
"Al Masih putera Maryam hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (ahli Kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu)." (QS Al Maaidah: 75)
Mayoritas mereka adalah orang yang mengorbankan agama mereka dengan sedikit dunia, bukan dunia yang luas. Tidak boleh bagi siapapun untuk mengorbankan agamanya dengan hal-hal ini. Dan bila dia mati dalam keadaan murtad, akan rugi di dunianya dan akhiratnya.
فَاعْبُدُوا مَا شِئْتُمْ مِنْ دُونِهِ قُلْ إِنَّ الْخَاسِرِينَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ وَأَهْلِيهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَلاَ ذَلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ ﴿١٥﴾ الزمر: ١٥
"Maka sembahlah olehmu (hai orang-orang musyrik) apa yang kamu kehendaki selain Dia. Katakanlah: "Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat". Ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata." (QS Az Zumar: 15)
Selayaknya disebarkan diantara mereka dalil-dalil yang berisikan perintah bertawakkal kepada Allah, dan siapa bertaqwa kepada Allah serta bersandar kepadanya akan diberi rizki oleh Allah dan diberi kelapangan.
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا ﴿٢﴾ وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا ﴿۳﴾ الطلاق: ٢ - ۳
"Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. [3] Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya." (QS. Ath Tholaq: 3)
Dan hendaklah mereka dianjurkan untuk menjalani sebab mendapatkan rizki, dan sebab selamat dari fitnah. Dan diantara sebab agar mendapatkan rizki adalah dengan bertaqwa kepada Allah, menjauhi orang-orang Nashara dan keluar dari mereka jika dia berada ditengah-tengah mereka.
وَمَنْ يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ فِي الأَرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً وَمَنْ يَخْرُجْ مِنْ بَيْتِهِ مُهَاجِرًا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا ﴿١۰۰﴾ النساء: ١۰۰
"Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS An Nisaa: 100)
Dan hendaknya menganjurkan mereka untuk menuntut ilmu, karena menuntut ilmu yang syar'i menurut Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam adalah termasuk sebab mendapatkan rizki yang baik, berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kepada seorang yang mendanai saudaranya yang saudaranya selalu datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam (untuk belajar-pent) tidak membantunya dalam kerja. Maka beliau berkata kepadanya: " engkau diberi rizki karena dia. " Yaitu karena sebab menuntut ilmu dan sebab bantuanmu kepadanya, yang dia adalah seorang penuntut ilmu, engkau mendapat rizki.
Jelaskan kepada mereka bahwa kekuasaan itu di tangan Allah Ta'ala. Dia memberikan kepada siapa yang Dia sukai.
قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ﴿٢٦﴾ آل عمران: ٢٦
"Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. Ali 'Imran: 26)
وَلَوْ بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي الأَرْضِ وَلَكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَا يَشَاءُ إِنَّهُ بِعِبَادِهِ خَبِيرٌ بَصِيرٌ ﴿٢٧﴾ الشورى: ٢٧
"Dan jikalau Allah melapangkan rezki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat." (QS Asy Syuura: 27)
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْعَاجِلَةَ عَجَّلْنَا لَهُ فِيهَا مَا نَشَاءُ لِمَنْ نُرِيدُ ثُمَّ جَعَلْنَا لَهُ جَهَنَّمَ يَصْلاَهَا مَذْمُومًا مَدْحُورًا ﴿١۸﴾ وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَةَ وَسَعَى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَشْكُورًا ﴿١۹﴾ الإسراء: ١۸ - ١۹
"Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka Jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. [19] Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mu'min, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalas dengan baik." (QS Al Isroo: 18 - 19)
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لاَ يُبْخَسُونَ ﴿١٥﴾ أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الآخِرَةِ إِلاَّ النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ ﴿١٦﴾ هود: ١٥ - ١٦
"Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. [16] Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan?" (QS Huud: 15 - 16)
Dalam shahih Bukhori dan Muslim dari hadits 'Amr bin Auf radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Demi Allah, bukanlah kemiskinan yang aku takutkan pada kalian. Akan tetapi (yang aku takutkan- pent) apabila dibukakan kepada kalian dunia, sebagaimana yang telah dbukakan kepada ummat sebelum kalian. Kemudian kalian saling berlomba-lomba mengejarnya, sebagaimana dulu mereka berlomba-lomba mengejarnya. Maka dunia itu membinasakan kalian sebagaimana dia telah membinasakan ummat sebelum kalian."
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا ﴿٢﴾ وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
"Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. [3] Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya." (QS Ath Tholaaq: 2 - 3)
Kaum muslimin wajib bersandar kepada Allah dan bertawakkal kepadanya serta janganlah seseorang rela agamanya ditukar dengan dunia.
Dalam shohih Bukhari dan Muslim dari hadits Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Siapa yang tiga hal ini ada pada dirinya, maka dia telah merasakan manisnya iman; Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai dari yang selain keduanya. Dia menyintai seseorang karena Allah. Dan benci kembali kepada kekafiran setelah Allah selamatkan dia sebagaimana dia benci kalau dilempar ke neraka."
Iman seseorang akan benar jika tiga hal ini ada pada dirinya. Dia akan rasakan manisnya iman dalam hatinya. Dan cinta kepada Allah dan rasul-Nya yang sempurna yang tidak ada sesuatupun yang bisa menentangnya. Dia cinta kepada agama Allah yang benar ini dan membenci orang kafir serta pengikut kekufuran. Nabi shallallahu'alaihi wa alaihi wa sallam bersabda:
"Manisnya iman akan dirasakan bila dia rela dengan Allah sebagai sesembahan yang benar, Islam sebagai agama dan dengan Muhammad shallallahu 'alaihi wa alihi wa sallam sebagai rasul."
Kita saling berwasiat kepada mereka dan semua kaum muslimin untuk bertaqwa kepada Allah pada diri-diri mereka, karena siapa yang mati dalam kekufuran berarti dia menjadi penghuni neraka.
Allah berfirman,
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ ﴿٦٥﴾ الزمر: ٦٥
"Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi." (QS Az Zumar: 65)
إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ ﴿٧٢﴾ المائدة: ٧٢
"Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun." (QS Al Maaidah: 72)
إِنَّ اللَّهَ لاَ يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا ﴿٤۸﴾
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar." (QS An Nisaa: 48)
Orang Nasrani dan Yahudi adalah orang kafir lagi musyrik. Segala agama yang bukan Islam adalah kafir kepada Allah. Dan siapa yang Mati diatas kesyirikan, kekal di neraka dan yang kafir kepada Allah kekal di neraka.
وَنَادَوْا يَامَالِكُ لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّكَ قَالَ إِنَّكُمْ مَاكِثُونَ ﴿٧٧﴾ لَقَدْ جِئْنَاكُمْ بِالْحَقِّ وَلَكِنَّ أَكْثَرَكُمْ لِلْحَقِّ كَارِهُونَ ﴿٧۸﴾ الزخرف: ٧٦ - ٧۸
"Mereka berseru: "Hai Malik, biarlah Tuhanmu membunuh kami saja". Dia menjawab: "Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini)". [78] Sesungguhnya Kami benar-benar telah membawa kebenaran kepada kamu tetapi kebanyakan di antara kamu benci pada kebenaran itu." (QS Az Zukhruf: 76 - 78)
وَالَّذِينَ كَفَرُوا لَهُمْ نَارُ جَهَنَّمَ لاَ يُقْضَى عَلَيْهِمْ فَيَمُوتُوا وَلاَ يُخَفَّفُ عَنْهُمْ مِنْ عَذَابِهَا كَذَلِكَ نَجْزِي كُلَّ كَفُورٍ ﴿۳٦﴾ وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَا أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ فَذُوقُوا فَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ نَصِيرٍ ﴿۳٧﴾ فاطر: ۳٦ - ۳٧
"Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka Jahannam. Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka azabnya. Demikianlah kami membalas setiap orang yang sangat kafir. [37] Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan". Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun." (QS Faathir: 36 - 37)
Dalam shohih bahwa Nabi shallallahu `alaihi wa alihi wa sallam bersabda:
"Nanti pada hari kiamat akan didatangkan penghuni dunia yang paling banyak merasakan nikmat -yang dia penghuni neraka-, kemudian dia dicelupkan kedalam neraka sekali celup kemudian Allah berkata kepadanya: hai anak Adam, apakah engkau pernah merasakan kenikmatan walau sedikit? Apakah engkau pernah melihat kenikmatan walau sedikit? Dia menjawab: Tidak, demi Allah. Dan akan didatangkan penghuni dunia yang paling sengsara -tapi penghuni surga-, kemudian dia dicelupkan sekali celup kedalam surga kemudian Allah berkata: hai anak Adam, apakah engkau pernah melihat kesengsaraan walau sekali? Pernahkah engkau merasakan kesengsaraan walau sedikit. Dia berkata: Tidak pernah, demi Allah. "
Artinya: Seorang mukmin akan melupakan segala kesulitan dan kesengsaraan yang telah dia rasakan selama dia bertauhid kepada Allah dan diatas Islam yang benar. Bila dia mati, dia akan melupakan itu semua dibandingkan dengan kenikmatan surga. Sedangkan orang kafir, dia akan melupakan segala nikmat yang dia rasakan dengan hanya sekali celup di neraka.
Dalam shohih Muslim dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata; Sesubngguhnya Nabi shallatlahu 'alaihi wa atihi wa sallam bersabda:
"Dunia adalah penjara bagi seorang mukmin dan surga bagi orang kafir. "
Artinya: Seorang mukmin didunia jika dibandingkan dengan kenikmatan yang telah Allah janjikan baginya di akhirat bagai di penjara.
Dalam shahih Muslim dari hadits Shuhaib bin Sinan radhiyallahu anhu:
"Sangat mengagumkan keadaan seorang mukmin. Semua keadaannya baik baginya. Jika dia tertimpa musibah, dia sabar. Dan itu baik baginya. Jika dia tertimpa kesenangan, dia bersyukur. Dan itu baik baginya."
Itu tidak akan didapatkan melainkan oleh seorang mukmin. Hadits ini memang sangat hebat.
Dalam shohih Muslim dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa atihi wa sallam bersabda:
"Surga dihijab dengan kesusahan dan neraka dihijab dengan syahwat. "Dalam shohihain dengan lafaz "dilingkupi".
Kita memohon kepada Allah agar memberikan taufiq-Nya kepada kita dan semua kaum muslimin menuju apa yang Dia cintai dan ridhoi.
Salah seorang pendengar berkata: "Wahai syaikh, dimana yayasan-yayasan dan jum'iyyah-jum'iyyah yang mengaku membantu kaum muslimin?"
Kata syaikh: "Para tokoh yayasan yang mengaku membantu kaum muslimin yang tertimpa musibah, mereka berkelit darinya dengan alasan ini dana untuk anak yatim dan banyak keperluan lainnya, hai Abu Bakr. Benar, mereka mempermainkan harta kaum muslimin. Tentu demi Allah, mereka ini sangat butuh bantuan dan pertolongan agar tetap kokoh diatas islam dan agar tidak ada kesempatan bagi orang nashrani untuk memperdaya dan memurtadkan kaum muslimin. Karena dunia, banyak orang tidak mebedakan apa yang dia makan dan minum."
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَعْبُدُ اللَّهَ عَلَى حَرْفٍ فَإِنْ أَصَابَهُ خَيْرٌ اطْمَأَنَّ بِهِ وَإِنْ أَصَابَتْهُ فِتْنَةٌ انْقَلَبَ عَلَى وَجْهِهِ خَسِرَ الدُّنْيَا وَالآخِرَةَ ذَلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ ﴿١١﴾ الحج: ١١
"Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi; maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata." (QS Al Hajj: 11)
Demikianlah yang Allah katakan tentang jenis ini. Jenis ini harus dihibur, diteguhkan, dibantu menurut kemampuan. Bantulah agar mereka tetap berada dalam nikmat yang masih mereka miliki, yaitu nikmat islam dan nikmat lainnya yang Allah berikan padanya. Sebab, nikmat yang paling besar yang dimiliki seorang hamba adalah nikmat Islam. Allah Ta'ala berfirman :
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِينً
"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu." (QS Al Maaidah: 3)
Nikmat Islam membuat darah terjaga dari penumpahan, kehormatan dari pengrusakan, harta dari perampasan dan segala yang memiliki hak akan terjaga, seperti hak hewan, tumbuhan, binatang melata dan juga untuk anak Adam. Segala yang memiliki hak, haknya akan ditunaikan. Demi Allah. kalaulah orang yahudi dan nashrani serta semua orang kafir tahu kebaikan apa yang ada dalam Islam dan Allah beri taufiq mereka- niscaya mereka tidak akan ragu terhadap Islam. Tapi, bentuk Islam yang datang kepada mereka adalah bentuk yang dibuat menakutkan.
Sebagian mereka Allah inginkan sebagai bahan bakar Jahannam. Ada juga da'I yang berada diantara orang kafir yang menampilkan islam dalam bentuk yang jelek. Orang-orang munafik dan para orientalis, mereka menampilkan Islam dalam bentuk yang jelek. Akibatnya Islam yang datang kepada mereka dalam bentuk yang tidak asli yang Allah datangkan dalam kitab-Nya dan yang dijelaskan oleh rasulullah shallallahu'alaihi wa alihi wa sallam dalam Sunnah.
وَلَوْ أَنَّنَا نَزَّلْنَا إِلَيْهِمُ الْمَلاَئِكَةَ وَكَلَّمَهُمُ الْمَوْتَى وَحَشَرْنَا عَلَيْهِمْ كُلَّ شَيْءٍ قُبُلاً مَا كَانُوا لِيُؤْمِنُوا إِلاَّ أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ يَجْهَلُونَ ﴿١١١﴾ الأنعام: ١١١
"Kalau sekiranya Kami turunkan malaikat kepada mereka, dan orang-orang yang telah mati berbicara dengan mereka dan Kami kumpulkan (pula) segala sesuatu ke hadapan mereka niscaya mereka tidak (juga) akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui." (QS Al An'aam: 111)
إِنَّمَا يَسْتَجِيبُ الَّذِينَ يَسْمَعُونَ وَالْمَوْتَى يَبْعَثُهُمُ اللَّهُ ثُمَّ إِلَيْهِ يُرْجَعُونَ ﴿۳٦﴾ الأنعام: ۳٦
"Hanya orang-orang yang mendengar sajalah yang mematuhi (seruan Allah), dan orang-orang yang mati (hatinya), akan dibangkitkan oleh Allah, kemudian kepada-Nya-lah mereka dikembalikan." (QS Al An'aam: 36)
فَإِنْ لَمْ يَسْتَجِيبُوا لَكَ فَاعْلَمْ أَنَّمَا يَتَّبِعُونَ أَهْوَاءَهُمْ وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِنَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ ﴿٥۰﴾ وَلَقَدْ وَصَّلْنَا لَهُمُ الْقَوْلَ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ ﴿٥١﴾ القصص: ٥۰ - ٥١
"Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu), ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka). Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. [51] Dan sesungguhnya telah Kami turunkan berturut-turut perkataan ini (Al Qur'an) kepada mereka agar mereka mendapat pelajaran." (QS Al Qoshosh: 50 - 51)
Segala puji bagi Allah rabbul 'alamin.
Medan Krio 02-02 2005.
Dialih bahasakan oleh :
Abu Mu'awiyah Muhammad Ali Al Medani.
(Nasihat diberikan oleh Ulama Yaman Syaikh Abu Abdirrahman Yahya bin Ali Al Hajuri hafizhohullah, direkam tgl 25 Dzul Qa'dah 1425, Kamis setelah 'Ashar. Alih bahasa oleh Al Ustadz Abu Mu'awiyah Muhammad Ali Al Medani. Dimuat dalam buletin Dakwah Al Minhaj Edisi VI/Th.I, Medan. http://www.darussalaf.or.id/index.php?name=News&file=article&sid=227)
Post a Comment