Pada tahun 1467 H. ia mengajukan permohonan belajar kepada Syaikh Abdul Aziz Sythry -rahimahullah- agar bisa ikut belajar '(menjadi muridnya), akan tapi sang Syaikh tidak mau menerima murid, jika murid tersebut belum hapal al-Quran 30 juz. Akhirnya Syaikh Jibrin berusaha berkonsentrasi menghafal al-Quran hingga ia menghafalnya dengan betul, dan hafalannya selesai tepat pada penghujung tahun.
Untuk pelajaran Nahwu dan Shorof, ia mempelajari buku Matan AI Ujrumiyah. Dalam hal pelajaran Faraid, ia mempelajari buku arRahabiyah. Begitu juga ia belajar pakai buku-buku syarah besar, seperti buku: Subulus Salam, Syarh a!-Arba'in an-Nabawiyah karangan Ibnu Rajab, buku Tarikh karangan Ibnu Katsir berikut dengan kitab Tafsirnya, Tarsir Ibnu Jarir at-Thabari, Syarh Masa'il al-Jahiliyah karangan Mahmud al-Alusi al-Iraqi, buku tafsir anNaisaburi yang berjudul Gharaib al-Quran, dan masih banyak lagi buku-buku syarah dan karangan-karangan ulama baik itu yang masih berupa manuskrip maupun yang sudah dicetak. Selama masa belajar, ia tidak henti-hentinya mengulang hafalan al-Quran. Setelah ayahnya wafat, ia sholat Jum'at dan berjamaah di Mesjid Raya.
Syaikh Jibrin meraih gelar Magister dari Perguruan Tinggi Kehakiman tahun 1390 H. dengan judul disertasi "Akhbar al-Aahad fi al-Hadits an-Nabawi" dengan yudisium cumlaud. Gelar doktornya diraih dari perguruan tinggi yang sama pada tahun 1407 H. mentahqiq (investigasi) terhadap buku "Syarah az-Zarkasy 'ala Mukhtashar al-Khuraqi" dengan yudisium cumlaud level pertama. Dalam disertasi itu ia bertugas mentaqhiq dan mentakhrij (footnote) hadits sebanyak 7 jilid buku dan buku-buku itu sekarang dicetak dan beredar di toko-toko buku.
Kerap kali ia orang yang paling terakhir pulang dari kantor Fatwa, bahkan ia sendiri yang mematikan lampu-lampu. Setelah shalat Ashar rumahnya terbuka untuk umum, juga ia menjawab pertanyaan-pertanyaan masyarakat tentang masalah agama. Kalau perlu, ia memberikan orientasi, atau memberikan rekomendasi bagi siapa saja yang membutuhkan, sampai masuk waktu Maghrib. Kemudian, ia berangkat ke salah satu masjid di kota Riyad untuk mengisi jadwal pengajian mingguan, mengingat jumlah jadwal pengajiannya dalam seminggu sampai sebelas kali.
Setelah sha!at Isya berangkat lagi ke masjid lain, kadang mengisi pengajian, atau seminar dan lain-lain. Demikianlah jadwal harian Syaikh yang sarat dengan muatan dakwah kepada Allah sepanjang pekan. Semoga martabatnya ditinggikan Allah di sisi-Nya.
Dalam hal menanggapi pendapat ulama lain, ia tidak mau mendebat dengan cara yang kasar dan radikal. Apabila Syaikh Jibrin diundang mengisi pengajian atau ceramah agama di daerah manapun, ia tidak pernah menolak, selama dirinya tidak terikat dengan jadwal atau janji pada pihak lain. Syaikh Jibrin senantiasa berbaik sangka dan tidak pernah merasa iri terhadap siapapun dari kaum ahli sunnah wal jamaah, -sepengetahuan saya dan hanya Allahlah yang lebih tahu- ia selalu tawadhu dalam segala hal.
Orang-orang yang mengenalnya pasti menyukainya karena kelapangan hatinya. Tidak mau menolak pelajar atau mahasiswa, atau orang-orang yang minta bantuan. la penuhi permintaan mereka sendirian. Segenap waktunya adalah pengabdian kepada Allah dan agama. Hidupnya dipenuhi dengan kalimat-kalimat Allah atau dengan sabda-sabda Rasulullah saw. Menurut hemat saya - wallahu'alam- martabat dan ketinggian yang ada padanya, dikarenakan ketawadhuannya, mengingat hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, Imam Turmudzi dan Imam Ahmad, "Barangsiapa yang bersikap tawadhu', Allah pasti akan mengangkat martabatnya. " Apalagi bagi seorang yang diberi ilmu pengetahuan, wara' dan tawadhu'.
Semoga Allah mengampuni kita semua, kita dapat meraih surga dan terhindar dari siksa neraka. ,Washallahu wa sallam `ala Muhammad wa alihi wa shahbihi.
- Syarh az-Zarkasyi 'Ala Mukhtashar al-Khurafi; Dirasah wa Tahqiq.
- Akhbar al-Ahad fi Hadits an-Nabawi.
- At-Ta'liqaat Ala Matn Lam'ah al-1'tiqad.
- Fadhlllmi wa Wujub at-Ta'allum.
- AhammiyahAl `flmi wa MakanatuAl `Ulama'.
- Majmu' Fatawa wa Rasa'il as-Syaikh Abdullah al-Jibrin.
- Al-Mufid fii TaqribAhkam al-Musafir (173 hukum).
- Al-Mufid fii TaqribAhkam al-Adzaan (123 hukum).
- Al `llam bi Kufri Man Ibtagha Ghairu al-Islam.
- As-Siraj al-Wahhaj Lil Mu'tamir wal Hajj.
- As-Shiyam: Adab waAhkam.
- Khawathir Ramadhaniyah.
- Fatawa Adz-Dzakah.
- Al-Islam baina al-GF.alw wa al-Jafa' wa al-Ifrath wa Tafrith.
- Fitan Hadza az-Zaman.
- Al-Wala' wa al-Barra'.
- Haqiqatullltizam.
- Al-Adab wa al-Akhlaq asy-Syar'iah.
- Fatawa waAhkam fi Nabiyullah Isa 'Alaihis Salam.
- Syarh AI 'Aqidah al-Wasatiyah.
- Syarh Kitab at-Tauhid.
- Fawaid min Syarh Kitab Manar as-Sabil.
- Fawaid min Syarh Kitab at-Tauhid.
- Al-Amanah.
- Al-Hajj: Manafi'uhu waAtsaruhu.
- As-Salaf Ash-Shalih baina al-Ilmu wa al-Iman.
- Al-Bida' wa al-Muhadditsat fi AI-Aqaid waAl-A'mal.
- Muharramat Mutamakkinah fi Al Ummah.
- Al-Jawab al-Faiq fi ar-Radd Ala Mubdil al-Haqaiq.
- Asy-Syahadatan Ma'nahuma wa Ma Tastalzimuhu Kullu minhuma.
- Syarh Kitab Minhaju as-Salikin.
- Al-Irsyad Syarh Lam'atu AI `Itiqad.
Post a Comment
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.