Para pembaca yang budiman,
Dalam hadits lain, digambarkan pula rahmat Allah yang maha luas:
“ALLAH SWT menciptakan rahmat dalam seratus bagian. Sembilan puluh sembilan bagian IA pegang.Dan yang satu bagian lagi IA turunkan ke muka bumi. Dari yang satu bagian itulah para makhluk berkasih-kasihan, dan yang menyebabkan hewan mengangkat telapak kakinya tinggi-tinggi karena khawatir kalau-kalau anaknya terinjak olehnya.”
Rahmat yang diturunkan ke muka bumi ini yang kita rasakan setiap saat.., setiap detik dalam hidup kita, hanyalah berupa satu bagian saja dari seratus rahmat yang dipersiapkannya untuk hamba-hambaNya. Coba bayangkan hebatnya pengaruh yang Sembilan puluh sembilan bagian lainnya itu, yang ada di tangan dan akan diberikan-Nya langsung pada orang yang sangat membutuhkan rahmat-Nya! Inilah suatu gambaran cemerlang tentang rahmat Allah SWT, yang mampu mengusir segala rasa takut dari dalam hati seseorang.
Rasulullah, bahkan memperjelas lagi dengan suatu gambaran lain. Ketika beliau melihat seorang ibu yang sedang memeluk bayinya dengan penuh kasih-sayang, lantas beliau menoleh pada para sahabatnya seraya bersabda:
“Pernahkah kalian membayangkan ibu ini mau meletakkan anaknya ke dalam api?” Para sahabatnya menjawab: “Tidak mungkin, demi Allah ya Rasulullah”. Beliau bersabda: ”Allah SWT masih lebih mengasihi dan menyayangi hamba-Nya dibandingkan rasa kasih-sayang ibu ini terhadap anaknya.”
Beliau ‘alaihis salam bersabda:
“Allah SWT membentangkan tangan-Nya di malam hari, bagi pelaku kejahatan di siang hari yang hendak bertaubat. Dan DIA membentangkan tangan-Nya di siang hari, bagi pelaku kejahatan di malam hari yang hendak bertaubat."
Beliau bersabda pula:
“Orang-orang Mukmin di Hari Kiamat dihadapkan pada Tuhannya, dan dosa-dosanya yang sampai saat itu dirahasiakan diungkapkan, agar diakui, seraya firman-Nya: “ Benarkah engkau telah melakukan dosa ini?” “Benarkah engkau telah melakukan dosa itu?” Maka jawabnya: “Wahai Tuhanku, aku mengakui semua dosaku”. Maka firman Allah lagi: “AKU telah merahasiakan dosa-dosamu itu di dunia, dan kini AKU mengampuni dosa-dosamu itu”. Kemudian ia diberikan lembaran amal kebajikannya.”
Sebuh gambaran indah tiada tara tentang rahmat Allah dalam bentuknya yang cemerlang dan agung, memancar pula dari hati MUHAMMAD yang besar itu. Diungkapkan dalam bentuk cerita pendek agar mudah diterima akal, suatu cara yang cerdik dari beliau dalam menampilkan kebesaran rahmat Allah SWT.
Beliau ‘alaihis salam bersabda pula:
“Pada zaman sebelum kalian, ada seorang lelaki yang sudah membunuh sembilan puluh sembilan orang. Kemudian dia bertanya, siapa orang alim yang paling alim pada zamannya itu. Lantas, padanya disebutkan nama seorang rahib. Ia menemui rahib yang dimaksud itu dan berkata terus terang bahwa ia telah membunuh sembilan puluh sembilan orang. “Apakah masih ada pintu taubat bagiku?” tanyanya. Rahib itu menjawab:”Tidak, tak mungkin!” Mendengar jawaban rahib yang tidak memuaskan hatinya itu, lalu rahib itu pun dibunuhnya pula. Dengan kematian sang rahib, maka lengkaplah sudah seratus orang mati karena korban kejahatannya. Kemudian dia menanyakan pula tentang orang yang paling alim di muka bumi. Maka dia pun ditunjukkan pada seorang alim. Dikatakannya pada orang alim itu bahwa ia telah membunuh seratus orang. “Apa masih ada pintu taubat bagiku?”, tanyanya. Orang alim itu menjawab: “Ya, ada. Siapa pula yang merintangimu untuk betaubat?” “Bagaimana caraku untuk bertaubat?” Tanya orang itu pada orang alim itu. “Tinggalkanlah negerimu ini (hijrah), dan pergilah ke negeri yang penduduknya gemar beribadat pada Allah. Lantas beribadatlah engkau bersama mereka. Janganlah engkau kembali lagi ke negeri asalmu ini, karena negeri ini buruk untukmu”, jawab orang alim itu. Maka pergilah lelaki pembunuh itu berangkat mengikuti saran orang alim itu. Dalam perjalanan, tiba-tiba maut merenggutnya. Malaikat rahmat dan malaikat ‘Adhab berselisih pendapat tentang orang itu, dan masing-masing merasa bahwa orang itu adalah bagiannya. Malaikat rahmat berkata: ”Dia datang dalam keadaan taubat dan dengan sepenuh hati ke haribaan Allah Ta’ala”. Malaikat ‘Adhab menyahut: “Dia adalah orang yang samasekali tidak pernah melakukan suatu amal kebaikan pun sampai akhir hayatnya”. Kemudian datanglah seorang Malaikat yang menyamar sebagai anak Adam, dan kedua Malaikat yang berselisih itu pun kemudian mengangkatnya sebagai juru penengah. Dan diapun memutuskan: “Ukurlah jarak antara si pembunuh ini dengan kedua negeri itu. Dia akan menjadi milik negeri dimana dia berada lebih dekat dengannya.” Lantas Allah SWT mewahyukan kepada negeri ma’siat agar menjauh dan negeri taubat agar mendekat. Mereka mengukur jarak antara dia dengan kedua negeri itu dan ternyata dia - si pembunuh yang bertaubat itu, berada sejengkal lebih dekat ke negeri taubat. Lantas, dia pun diampuni!”
Rasulullah tidak pernah mendukung, bahkan tidak ridha pada tindak kejahatan pembunuhan. Malah dinyatakan tidak ada kejahatan yang menandingi kemusyrikan kepada Allah, selain mengganggu orang lain.
Bayangkanlah! Mengganggu orang lain saja sudah begitu berat ancamannya, apalagi membunuh dan melenyapkan nyawa orang lain?. Dalam hadits diatas, Rasulullah meletakkan rahmat Allah berhadapan dengan tindak kejahatan manusia yang paling berat, yang dalam agama dinyatakan sebagai dosa besar atau ‘Kabaa-ir’, untuk menunjukkan pada kita bahwa taubat yang sungguh-sungguh (taubatan nashuha) bisa menghapuskan dosa besar serta bisa mendatangkan ampunan yang besar pula. Malah Rasulullah menutup kissah itu dengan “happy ending” yang gemilang. Lelaki itu digambarkan berada berada lebih dekat ke negeri ‘maksiat’, untuk menunjukkan pada kita, jika rahmat Allah SWT itu hendak datang menghampiri, semua rintangan pun akan teratasi, termasuk hukum alam sekalipun. Maka , dengan rahmat-Nya, Allah telah mengubah jarak sang lelaki dengan kedua negeri itu sedemikian rupa sehingga jarak dia dengan negeri Taubat menjadi lebih dekat. Jadi ada alasan bagi Malaikat Rahmat untuk membawanya.
SUBHANALLAH!
Apa ada seniman besar yang benar-benar mampu melukiskan maha luasnya rahmat Allah SWT itu, dengan cara yang lebih indah dan mempesonakan dari hadits diatas?
Taubat! suatu pintu yang senantiasa terbuka antara Allah SWT dengan hamba-hamba-Nya, bisa dimasuki baik di siang hari maupun di malam hari - selama hayat masih di kandung badan. Allah Azza wa Jalla sangat gembira dengan taubat hamba-hamba-Nya, dengan kesadaran mereka kembali. Lebih gembira dari perasaan seorang ayah yang bertemu kembali, sehat dan utuh dengan anak kecintaannya, yang hilang entah kemana.
Semoga shalawat dan salam selalu di limpahkan-Nya bagi junjungan kita Rasulullah SAW beserta ahlul baitnya, para sahabatnya, para tabi’in, tabi’ut tabi’in serta seluruh umat Islam yang taat pada risalahnya hingga di akhir zaman.
Amin.
[Dari buku NABI MUHAMMAD JUGA MANUSIA karya: Khalid Muhammad Khalid]
Post a Comment