Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,
Apakah rahmat MUHAMMAD, khusus hanya untuk manusia saja? Tidak!
Rahmat beliau melingkupi seluruh makhluk hidup, agar kehidupan mereka bebas dari ancaman dan kejahatan. Hati beliau yang besar, telah menetapkan untuk memberikan rahmat, kasih sayang, dan hak perlindungan, pada segala hewan. Baik binatang yang melata, yang terbang, dan bahkan juga serangga.
Hewan pun patut mendapat rahmat. Malah mungkin lebih mengharapkan dan sangat membutuhkan rahmat. Karena hewan tidak bisa berkeluh kesah mengadukan nasib. Hewan tidak bisa berkata: “Kasihanilah kami!”
Beliau menganjurkan agar orang berlaku kasih terhadap hewan. Anjuran itu beliau tekankan dan laksanakan dengan lebih jelas, dengan melepaskan hewan yang disembelih untuk segera cepat mati. Begitulah hati beliau yang agung menyelami tuntutan akan rahmat hidup dan kehidupan ini!
Hadits-hadits berikut ini cukuplah sebagai cerminan betapa MUHAMMAD Saw sangat penyayang terhadap makhluk-makhluk Allah yang tak berdaya dan melarang umatnya agar tidak berbuat aniaya kepada makhluk Allah yang lemah, melarang membunuh hewan dengan mengurungnya dan membiarkannya mati karena lapar dan haus, beliau pun melarang umatnya mengadu domba antara hewan-hewan ternak dan serangga (adu kerbau, sapi, domba, ayam bahkan jangkrik) sehingga karena perbuatannya itu menyebabkan ia terlempar ke jurang neraka.
- “Seorang wanita masuk neraka karena mengikat seekor kucing tanpa memberinya makanan atau melepaskannya agar dapat mencari makan dari serangga tanah." (HR. Bukhari)
- “Allah melaknat orang yang menyiksa hewan dan memperlakukannya dengan sadis." (HR. Bukhari)
Beliau menyuruh kita agar senantiasa berbuat baik dan penyayang kepada hewan yang merupakan makhluk Allah yang mungkin dengan perbuatan baiknya itu, Allah berkenan mengampuni dosanya.
Dalam satu hadis diriwayatkan bahwa:
- "Ada seorang wanita pelacur melihat seekor anjing di atas sumur dan hampir mati karena kehausan. Lalu wanita itu melepas sepatunya, diikatnya dengan kerudungnya dan diambilnya air dari sumur (lalu diminumkan ke anjing itu). Dengan perbuatannya itu dosanya diampuni." (HR. Bukhari)
Karena begitu pekanya perasaan beliau terhadap hajat hewan untuk mendapat rahmat, MUHAMMAD bahkan seakan-akan mendengar keluhkesah hewan malang yang minta tolong dan memohon belas kasihan.
Berkata Abdullah bin Ja’far: "Rasulullah saw pernah masuk ke sebuah kebun milik seorang Anshar, dimana terdapat seekor unta yang tertambat. Begitu melihat Nabi Saw datang, tiba-tiba air mata berderai keluar dari kedua mata unta itu. Lalu, Rasulullah saw mendekati, dan dengan diam-diam mengusap air mata. Lantas Rasulullah saw.bertanya: “Siapa pemilik unta ini?” Maka seorang pemuda Anshar menjawab: “Itu milik saya, ya, Rasulullah.” Rasulullah saw.bersabda: “Apakah engkau tidak takut kepada Allah, memelihara hewan yang telah diamanatkan Allah ke atas pundakmu?” Ia telah mengeluh padaku bahwa engkau telah melaparkan-nya dan menyuruhnya kerja terus menerus!”
Bahkan gangguan hewan atau serangga, dianjurkan agar diatasi dan dihadapi dengan rahmat serta dengan lemah lembut. Dengan indah beliau meriwayatkan sebagai berikut:
- “Seorang Nabi digigit seekor semut. Lantas ia memerintahkan agar sarang semut itu dibakar. Maka Allah menurunkan wahyu padanya; “Hanya karena digigit seekor semut engkau telah membakar sekelompok ummat dari ummat yang bertasbih kepada Allah?!”
Bayangkan! Alangkah gemilang dan agungnya kemanusian MUHAMMAD, yang menamakan sekelompok semut sebagai ummat! Ummat yang tahu bahwa ia ciptaan Tuhan, bahwa ia telah berbakti pada Tuhannya dengan memanjatkan puja puji berupa Tasbih! Dan yang dikecam oleh Allah Swt. Bukan orang sembarangan, tetapi seorang Nabi Allah yang tidak mengindahkan rahmat terhadap sekelompok semut. Kisah sederhana diatas, memaparkan nilai dan contoh dari rahmat secara mutlak. Dan sekaligus memperlihatkan kejiwaan MUHAMMAD yang lemah lembut dan tiada tara bandingnya. Sekelompok semut yang tidak pernah diindahkan orang,bahkan ribuan kelompok yang serupa, tidak pernah mendapat perhatian dan tidak dihargai. Namun bagi MUHAMMAD, hewan itu sangat berarti, diperlakukan dengan layak sebagai makhluk Allah Swt yang patut dihargai hak dan kesuciannya.
Ketika memberikan tuntutan cara membunuh hewan atau serangga beracun yang menyerang orang dengan sengatnya, beliau menilai kecakapan membunuh itu sama dengan rahmat terhadap sang hewan. Kalau cara melakukan pembunuhan itu tidak menyakitkan benar pada sang hewan, dapatlah diharapkan ganjaran dari Allah.
Perhatikanlah:
- “Siapa yang membunuh hewan melata dengan sekali pukulan, diganjar dengan seratus kebaikan; dengan dua pukulan diganjar dibawah itu; dan dengan pukulan ketiga diganjar di bawah ganjaran yang dengan pukulan kedua.”
* Binatang melata “wazaghbah” ialah sejenis ular atau serangga beracun.
Orang sangat dianjurkan agar menyelamatkan diri dari ancaman hewan tersebut. Namun demikian, dalam hal inipun, rahmat MUHAMMAD juga disampaikan. Dengan menjanjikan ganjaran Tuhan sebagai “medali” kehormatan, bagi siapa saja yang membunuh hewan itu dengan cepat serta tanpa menimbulkan rasa sakit. Ya, tanpa menyakitinya! Suatu kehormatan besar bagi orang yang mengenai sasarannya tanpa menimbulkan rasa sakit bagi sang korban! Karena bagi MUHAMMAD, lemah lembut merupakan inti dan hiasan kehidupan.
Beliau bersabda:
- “Kelembutan itu di manapun juga ia berada akan memperindah, dan bila terlepaskan dari sesuatu akan dicela.”
Demikianlah sebagian kecil dari kilauan cahaya rahmat MUHAMMAD. Rahmatnya terhadap sesama manusia. Rahmatnya terhadap sesama makhluk hidup. Rahmat seorang manusia yang telah diutus Allah Swt. Sebagai rahmatan lil ‘alamin atau rahmat bagi seluruh alam.
“Inna maa anna rahmatun muhdatun”
(Sesungguhnya aku adalah rahmat yang dipersembahkan)
Semoga shalawat dan salam selalu di limpahkan-Nya bagi junjungan kita Rasulullah SAW beserta ahlul baitnya, para sahabatnya, para tabi’in, tabi’ut tabi’in serta seluruh umat Islam yang taat pada risalahnya hingga di akhir zaman.
Amin.
[Dari buku NABI MUHAMMAD JUGA MANUSIA karya: Khalid Muhammad Khalid]
Post a Comment