1. SURAT-SURAT YANG DINISBATKAN KEPADA PETRUS
Dalam Perjanjian Baru Kanonik, surat-surat yang dinisbatkan kepada petrus ialah 1Petrus dan 2Petrus. Surat 2Petrus menjadi sorotan sebab dinisbatkan kepada Petrus tanpa argumen yang valid dan ini menyebabkan surat 2Petrus diragukan pendahulu-pendahulu Kristen hingga 363M.
Surat 2Petrus tidak terdapat dalam terjemahan-terjemahan Syiria sehingga surat 2Petrus ditolak oleh gereja-gereja Arab dan Syiria. Horn dalam tafsirnya cetakan tahun 1882 Volime 2 menyatakan: Surat 2Petrus dianggap tidak sah hingga tidak dimasukkan dalam naskah Injil. Sampai masa Eusebius Kaesarea surat 2Petrus teap ditolak dan tidak diterima karena diklaim bukan sebagai karangan Petrus.
Risalah 2Petrus tidak seharusnya masuk dalam daftar kitab suci
Menurut Eusebius, terdapat perbedaan pendapat apakah 2Petrus ditulis oleh Petrus atau orang lain yang kebetulan namanya sama (atau menggunakan nama samaran sebagai Petrus). Menurut Schaligar, surat 2Petrus telah usang dan tetap diragukan keasliannya hingga 363M. Baru kemudian pada Konsili Lodesia 364M surat 2Petrus ini diterima (tapi) tanpa argumen valid yang meyakinkan semua fihak. Padahal para pakar dan pendahulu Kristen sudah sejak awal tegas-tegas menolaknya.
2. SURAT-SURAT YANG DINISBATKAN KEPADA YOHANES.
Kita juga menemukan di dalam injil kanonik nama-nama surat yang dinisbatkan kepada Yohanes. Surat-surat dimaksud adalah:
(a). 1Yohanes
(b). 2Yohanes
(c). 3Yohanes
(d). Kesaksian Wahyu atau Wahyu Kepada Yohanes
- 1Yohanes
Mengandung ayat palsu tentang Trinitas dalam 1Yohanes 5:6-8
- 2Yohanes dan 3Yohanes
Surat-surat ini dinisbatkan kepada Yohanes juga tanpa argumen yang valid. Surat-surat ini pun termasuk yang diragukan keasliannya hingga 363M. Sama seperti surat 2Petrus, surat-surat ini juga tak ada dalam terjemahan gereja Arab dan Syiria. Ward, seorang Katolik, dalam bukunya cetakan tahun 1841, menuliskan bahwa Roger, seorang pendeta kenamaan Protestan menyebutkan nama-nama pendeta Protestan yang membuang 2Yohanes dan 3Yohanes karena dianggap dusta.
Sampai pada masa Eusebius, 2Yohanes dan 3Yohanes tetap ditolak. Eusebius lagi-lagi menyebutkan adanya silang pendapat mengenai siapa sesungguhnya penulis 2Yohanes dan 3Yohanes. Tidak pernah jelas apakah benar ditulis oleh Yohanes, atau oleh orang lain yang mengaku bernama Yohanes.
Surat-surat Yohanes ini tetap tertolak hingga 363M, baru kemudian pada konsili Lodesia 364M diterima mentah-mentah tanpa argumen yang valid, persis seperti surat 2Petrus yang kendati sejak awal sudah ditolak keras oleh para cendikiawan gereja terdahulu, tapi tokh tetap dipaksakan masuk ke dalam daftar kitab suci.
- Kesaksian Wahyu atau Wahyu Kepada Yohanes
Kitab Wahyu Kepada Yohanes adalah kitab palsu. Kitab wahyu ini di ragukan kebenarannya hingga tahun 363M tapi dinisbatkan kepada rasul Yohanes tanpa bukti dan argumen yang kuat. Wahyu Kepada Yohanes ini juga ditolak oleh gereja-gereja Arab dan Syiria.
Menurut Roger, beberapa pendeta protestan menganggap dusta kitab kesaksian Wahyu. Menurut Lord dalam tafsirnya volume 4 menggambarkan sikap gereja Yerusalem yang menolak kitab kesaksian di masukkan dalam ensiklopedia undang-undang yang di terbitkan oleh gereja.
Wahyu Kepada Yohanes tidak ditemui dalam terjemahan Syiria klasik. Dalam buku Harold cetakan 1844 volume 7 disebutkan, Rus menulis dalam bukunya bahwa mayoriti komentator injil Protestan menolak kitab Kesaksian Wahyu sebagai yang harus diterima. Mereka mempunyai argumen-argumen bahwa kitab ini ditulis oleh lebih dari satu orang.
Kesaksian yang paling telak adalah kesaksian sejarawan gereja Eusebius Kaesarea yang yang hidup sekitar 300 tahun setelah kepergian Yesus. Menurut buku Eusebius volume 7 bab 25, mengutip kata-kata Dionysius, bahwa sebagian pendahulu kristen menolak kitab kesaksian Wahyu sebagai kitab suci. Penisbatan kepada Yohanes merupakan kekeliruan fatal.
Pengarang kitab itu bukan salahsatu dari 12 rasul, ataupun seorang salih, melainkan seorang kafir dan mulhid yang menisbatkan karangannya kepada Yohanes. Meski demikian, Dionysius mengaku tak dapat menghilangkan kitab itu dari daftar kitab suci lantaran banyak penganut kristen pada jamannya mengagung-agungkan kitab tsb.
Eusebius sendiri pertama menyangka kitab itu karangan orang yang beroleh ilham, tapi nyatanya bukan. Demikianlah kesaksian tokoh-tokoh gereja sebelum kelahiran Nabi Muhammad saw.
Lucunya, kitab-kitab yang ditolak oleh sejarawan gereja itu justru akhirnya diterima tanpa argumen berarti kecuali kepatuhan buta pada keputusan Konsili Kartago 397M. Jadi, andaikata surat-surat tsb kini diterima oleh seluruh aliran kristen, faktanya itu karena berangkat dari iman yang buta semata.
KESIMPULAN
- Tokoh-tokoh gereja sebelum Eusebius menolak kitab kesaksian Wahyu sebagai karangan Rasul Yohanes.
- Dionysius dan Eusebius pun sepakat akan kepalsuan kitab itu.
- Kitab itu ditulis oleh orang-orang kafir dan mulhid. Penulisnya pun bukan hanya satu orang saja.
3. SURAT YANG DINISBATKAN KEPADA YAKOBUS
Surat ini juga di tolak hingga 363M. Dinisbatkan kepada Yakobus tanpa argument yang valid. Ward, seorang Katolik dalam bukunya cetakan tahun 1841 menuliskan pula bahwa seorang pendeta kenamaan Protestan, Roger menyebutkan nama-nama pendeta Protestan yang membuang beberapa kitab suci karena dianggap dusta, antara lain surat Yakobus. juga 2Petrus dan 3Petrus.
Menurut Eusebius, surat Yakobus adalah palsu (bukan tulisan Yakobus). Grotius berpendapat, risalah ini milik Yehuda saudara Yakub, uskup ke-15 Yerusalem masa Ratu Hadrianus. Surat ini akhirnya diterima mentah-mentah tanpa argument valid tahun 364M pada konsili Lodesia.
Demikianlah nasib kitab-kitab yang dianggap suci oleh umat Kristen. Merka mencomot segala tulisan tak jelas, lalu diklaim sebagai kitab suci. Begitulah di antara sekian banyak kisah di balik sejarah kanonisasi kitab mereka yang gelap tanpa sanad. Berbeda dengan islam yang memiliki Ilmu Mustalahul Hadist, yaitu metode penelitian terukur untuk menentukan apakah perkataan-perkataan tertentu benar merupakan hadist Rasulullah saw, atau hanya hadist palsu.
Post a Comment