Menu

Gus Mendem Gus Mendem Author
Title: Jaminan Sorga Versi Kristen vs Versi Islam
Author: Gus Mendem
Rating 5 of 5 Des:
Pdt. Budi Asali : Kami orang Kristen tidak berkata: “Insya Allah kami masuk surga!” Kami juga tidak mengatakan “moga-moga kami masuk surga!”...
Pdt. Budi Asali: Kami orang Kristen tidak berkata: “Insya Allah kami masuk surga!” Kami juga tidak mengatakan “moga-moga kami masuk surga!” Kami yakin kapanpun kami mati, kami PASTI masuk surga! Bukan karena kami baik, tetapi karena dosa kami sudah dibereskan oleh Yesus Kristus!"

Admin Siaran Al-Hayat - lebih tepat Siaran Darah dan Kematian: "Dalam Al Kitab kita menemukan janji bahwa jikalau dosa-dosa kita dipercayakan/diserahkan kepada Isa Al-Masih sebagai Juru Penebus (Juru Selamat) kita, dosa-dosa kita akan diampuni/dibersihkan dan kita akan pasti masuk sorga pada waktu meninggal dunia. Kita tidak perlu menunggu hari kiamat untuk tahu apakah kita akan masuk sorga atau tidak. Kebenaran kepastian akan keselamatan yang dimaksudkan pada ayat Allah sbb: Domba domba-Ku." (Yohanes 10:27-28)

Pdt. Jusuf Roni: Saya secara pribadi sangat terpikat dengan “kepastian keselamatan” yang diberikan oleh Yesus Kristus dalam ajaran-ajaranNya yang tertera di dalam Alkitab. Keselamatan yang pasti inilah yang membuat saya tertawan pada Yesus Kristus, dan saya seperti mendapat permata berlian yang tiada ternilai, sebab percumalah hidup kita di dunia ini senang, tanpa jaminan keselamatan yang pasti. Dan setelah saya beroleh keselamatan yang pasti ini maka hidup saya mendapat ketenangan, kedamaian. Hilang semua kekuatiran dan kegelisahan saya yang dahulu, apakah saya pasti masuk surga atau tidak. Tetapi sekarang dengan segala jaminan yang diberikan oleh Tuhan Yesus, maka saya pasti bersama-sama Dia di sorga bila saya dipanggilNya kelak!
Klaim-klaim model di atas sebenarnya adalah klaim yang sama sekali tidak mengherankan bagi umat Islam. Kenapa? Karena klaim serupa sudah lebih dulu lahir, bahkan sudah pula dijawab sejak berabad-abad yang lalu. Bukan hanya sekedar jawaban untuk klaim "jinak-jinak merpati" seperti di atas, bahkan lebih "menantang." Dan jawaban dimaksud bukan datang dari manusia, tetapi dari Sang Pencipta manusia sendiri. 
Allah Ta'ala, satu-satunya Tuhan yang benar untuk diibadahi, berfirman:

"Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata, "Tidak akan masuk surga kecuali orang Yahudi atau Nasrani." Itu (hanya) angan-angan mereka. Katakanlah, "Tunjukkan bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar." (QS. Al-Baqarah 2:111).

Dan mereka berkata: "Jadilah kamu penganut Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk. "Katakanlah, "(Tidak!), melainkan (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus dan dia tidak termasuk golongan orang yang menyekutukan Tuhan." (QS. Al-Baqarah 2:135).  

Orang Yahudi dan Nasrani berkata, "Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya." Katakanlah, "Mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu? Tidak, kamu adalah manusia (biasa) di antara orang-orang yang Dia ciptakan. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan menyiksa siapa yang Dia kehendaki. Dan milik Allah seluruh kerajaan langit dan bumi serta apa yang ada antara keduanya. Dan kepada-Nya semua akan kembali." (QS. Al-Maa'idah 5:18).

Tidak Ada Dosa Asal Atau Dosa Waris
Sebelum diturunkan ke bumi, segala dosa Adam 'alaihissallam telah diampuni. Kemudian Adam menerima beberapa kalimat (ucapan untuk memohon ampunan) dari Tuhannya, lalu Allah pun menerima taubatnya. Sungguh, Allah Maha Penerima Taubat, Maha Penyayang. Firman-Nya, 

"Turunlah kamu semuanya dari surga. Kemudian jika benar-benar datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barangsiapa mengikuti petunjuk-Ku, tidak ada rasa takut atas diri mereka dan mereka pun tidak bersedih hati." (QS. Al-Baqarah 2:37-38).

Dosa waris hanyalah pandangan pribadi Paulus dalam suratnya yang ditujukan – kepada kalian yang tinggal di Roma: “Sebab itu sama seperti dosa telah masuk kedalam dunia oleh satu orang, dan dan dalam dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang karena semua telah berbuat dosa” (Roma 5:12).

Merujuk pada Kitab Musa (Kejadian 2:8-25, 3:1-24) Tidak ada indikasi adanya dosa waris. Hanya ular yang dikisahkan dikutuk Tuhan sehingga tetap sebagai binatang melata seperti yang biasa kita lihat (Kejadian 3:14) dan tanah tempat Adam dan Hawa ditempatkan tidak sesubur taman Eden (Kejadian 3:17-19). Bahkan kutuk terhadap tanah (bumi) telah dicabut oleh Tuhan melalui firman dalam hati-Nya? (Kejadian 8:21). Adapun istrinya; Hawa, bahkan diberi bekal pengetahuan bahwasanya ia akan mengalami keterbatasan saat mengandung dan merasakan sakit saat bersalin (Kejadian 3:16).

Karena itu, buanglah jauh-jauh pikiran bahwa  andaikata  Adam tidak berbuat salah, maka sebagai manusia, seharusnya saat ini kita semua hidup kekal di surga, dan dengan dalih (bukan dalil) itu pula kemudian lahir “ajaran suci” yang menganggap Adam sebagai biangnya wabah dosa yang terus menular, menjalar, menginfeksi setiap orok yang baru -oek- dari zaman permulaan sampai akhir zaman nanti!

Sungguh, ajaran yang sangat merendahkan nilai kemanusiaan, ajaran yang menjungkir-balikkan moralitas, ajaran yang harus disingkirkan dari azas kehidupan manusia yang adil dan beradab. Ajaran yang dibuat hanya untuk memenuhi selera pembuat "ajaran suci" bagi pengikutnya, yaitu doktrin penebusan dosa. Dan sungguh, ajaran tersebut juga sangat melecehkan Tuhan karena menganggap Tuhan tidak punya rancangan matang hingga mengalami kebingungan begitu panjang, dan akhirnya frustasi, bahkan mengorbankan diri (yang diikat erat dan dibungkus rapat untuk menyamarkan pelecehan terhadap Tuhan dengan slogan “ajaran kasih”).

Ajaran Kasih Yang Sangat Patut Untuk "Dikasihani"
Yang benar adalah, kita semua manusia hidup di bumi bukan sebagai akibat dari ketidak-taatan Adam, tetapi memang sudah menjadi bagian dari "grand design" dari Yang Maha Sempurna.  

"Allah telah mencatat seluruh takdir makhluk 50.000 tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi." [HR. Muslim no.2653; HR. Ahmad II/169].

Allah Ta'ala berfirman: 
"Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (al-Lauhul Mahfuzh)" (QS. Al-An'aam 6:59).

"Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (al-Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah." (QS. Al-Hadiid 57:22).

Kehidupan manusia di bumi murni merupakan kehendak Allah yang telah menetapkan manusia sebagai khalifah di atasnya, bahkan jauh sebelum Adam diciptakan:  

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah di bumi" Mereka berkata, "Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami senantiasa bertasbih memuji-Mu dan mensucikan nama-Mu"? Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui" (QS. Al-Baqarah 2:30).

Hal senada juga ditemui dalam kitab Musa (Kejadian 1:26-29), bahwa Allah berkehendak menjadikan manusia sebagai penguasa dunia dan beranak cucu di dalamnya. Sayangnya ayat ini sengaja dilupakan para pewarta kristen untuk menolak adanya takdir (kecuali Kalvinis) sekaligus memuluskan dogma dosa asal atau dosa waris. Bahkan seringkali disalahgunakan untuk mendukung adanya indikasi kemajemukan Tuhan.

Allah Ta'ala juga senantiasa memberi petunjuk pada anak cucu Adam, sebagai makhluk yang berakal dan berkehendak bebas (tapi dibatasi oleh norma, aturan dan hukum atas kebebasan orang lain) melalui para nabi dan rasul-Nya. Adapun seruan utama para nabi dan rasul sejak Adam 'alaihissallam  sampai yang terakhir yakni nabi Muhammad shalallaahu 'alaihi wa sallam selalu sama dan tidak pernah berobah; yakni untuk mentauhidkan Allah.

Allah Ta'ala berfirman:
"Dan sungguh, Kami telah mengutus rasul pada setiap umat (untuk menyerukan):"Sembahlah Allah, dan jauhilah Thaghut", maka di antara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang tetap dalam kesesatan. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)." (QS. An-Nahl 16:36)

"Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum engkau (Muhammad), melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Aku, maka sembahlah Aku." (QS. Al-Anbiyaa 21:25).

Tauhid Nabi Musa 'alaihissallam
Engkau diberi melihatnya untuk mengetahui, bahwa Tuhanlah Allah, tidak ada yang lain kecuali Dia (Ulangan 4:35). Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! (Ulangan 6:4). Lihatlah sekarang, bahwa Aku, Akulah Dia. Tidak ada Allah kecuali Aku. Akulah yang mematikan dan yang menghidupkan, Aku telah meremukkan, tetapi Akulah yang menyembuhkan, dan seorangpun tidak ada yang dapat melepaskan dari tangan-Ku (Ulangan 32:39).

Tauhid Nabi Daud 'alaihissallam
Sebab itu Engkau besar, ya Tuhan ALLAH, sebab tidak ada yang sama seperti Engkau dan tidak ada Allah selain Engkau menurut segala yang kami tangkap dengan telinga kami (II Samuel 7:22). Tidak ada seperti Engkau di antara para allah, ya Tuhan, dan tidak ada seperti apa yang Kaubuat. Segala bangsa yang Kaujadikan akan datang sujud menyembah di hadapan-Mu, ya Tuhan, dan akan memuliakan nama-Mu. Sebab Engkau besar dan melakukan keajaiban-keajaiban; Engkau sendiri saja Allah. Tunjukkanlah kepadaku jalan-Mu, ya TUHAN, supaya aku hidup menurut kebenaran-Mu; bulatkanlah hatiku untuk takut akan nama-Mu. Aku hendak bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, Allahku, dengan segenap hatiku, dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya (Mazmur 86:8-12).

Tauhid Nabi Sulaiman 'alaihissallam  
Kemudian berdirilah Salomo di depan mezbah TUHAN di hadapan segenap jemaah Israel, ditadahkannyalah tangannya ke langit, lalu berkata: "Ya TUHAN, Allah Israel! Tidak ada Allah seperti Engkau di langit di atas dan di bumi di bawah; Engkau yang memelihara perjanjian dan kasih setia kepada hamba-hamba-Mu yang dengan segenap hatinya hidup di hadapan-Mu (I Raja-raja 8:22-23).  

Tauhid Nabi Yesaya 'alaihissallam
"Kamu inilah saksi-saksi-Ku," demikianlah firman TUHAN, "dan hamba-Ku yang telah Kupilih, supaya kamu tahu dan percaya kepada-Ku dan mengerti, bahwa Aku tetap Dia. Sebelum Aku tidak ada Allah dibentuk, dan sesudah Aku tidak akan ada lagi. Aku, Akulah TUHAN dan tidak ada juruselamat selain dari pada-Ku (Yesaya 43:10-11). Beginilah firman TUHAN, Raja dan Penebus Israel, TUHAN semesta alam: "Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah selain dari pada-Ku (Yesaya 44:6). Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain; kecuali Aku tidak ada Allah. Aku telah mempersenjatai engkau, sekalipun engkau tidak mengenal Aku, supaya orang tahu dari terbitnya matahari sampai terbenamnya, bahwa tidak ada yang lain di luar Aku. Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain(Yesaya 45:5-6). Ingatlah hal-hal yang dahulu dari sejak purbakala, bahwasanya Akulah Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah dan tidak ada yang seperti Aku (Yesaya 46:9).

Tauhid Nabi Isa 'alaihissallam
Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa" (Markus 12:29). Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku (Yohanes 5:30).

Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa (Yohanes 10:29). Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus (Yohanes 17:3).

Firman Allah Ta'ala mengisahkan Al-Masih Isa putra Maryam:
"Dan sebagai seorang yang membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu. Dan aku datang kepadamu dengan membawa suatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu. Karena itu, bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Sesungguhnya Allah itu Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus" (QS. Ali Imran 3:50-51).

Berdasarkan informasi di atas, adalah sungguh naif – merasa pasti – bahkan seandainya pun hanya sekedar berkhayal –  bahwa saat mati nanti pasti masuk surga dengan dalih bahwa dosa waris (yang sudah jelas tidak pernah ada!) dan segala dosa perbuatan (yang sudah jelas amat banyak!) telah ditebus dengan darah dan kematian Yesus Kristus.

Dalam hal ini, juga secara tidak sadar (memang sengaja dihindarkan dalam pengajaran gereja supaya tetap tidak sadar) harus mensyukuri adanya tindakan barbar, pembunuhan secara biadab pada manusia mulia Yesus Kristus, Isa 'alaihissallam.

Bahkan selanjutnya (khususnya trinitarian) harus melakukan perbuatan yang paling dikutuk Allah Ta’ala, Tuhan seluruh alam, yaitu menyekutukan-Nya dengan mempertuhankan Yesus dan Roh Kudus. Dengan demikian maka tidak lagi beribadah, menyembah Tuhan Yang Maha Esa, tetapi menyembah Tuhan Tritunggal. Tritheos yang dikemas dalam wadah “segitiga suci” made-in Romawi, sehingga nampak seolah-olah -atau dipaksakan- sebagai monotheisme. Padahal sejatinya adalah tritheisme paganis! Bahkan sebenarnya tidak cukup disebut hanya sebagai tritheisme, karena tidak adanya kesepakatan berapa sebenarnmya jumlah pribadi Tuhan Roh Kudus. 

Dalam kitab Wahyu (4: 5) disebutkan adanya 7 Roh Allah. Dalam Bilangan (11: 17) Roh TUHAN yang hinggap pada Musa, dibagi pada 72 panatua. Sementara pada setiap diri orang kristen mengaku “dirasuki” Roh Kudus. Dan belum lagi apabila setiap keluarga kristen melahirkan anak kristen, baik secara biologis maupun “memanen dari ladang yang telah menguning" milik tetangga, maka pada satu sisi menularkan virus dosa asal dan pada sisi lain punya andil menambah jumlah Roh Kudus.

Sungguh, Iman Yang Tidak Menyehatkan!   
Terakhir, menanggapi klaim - kepastian masuk surga dan mengkontraskannya dengan moga-moga masuk surga - yang selalu menjadi jualan utama para pewarta kristen, maka ada dua cara pandang:

Pertama: Dari sudut pandang kekristenan sendiri pun sebenarnya tertolak, karena Katolik mengakui adanya andil perbuatan baik dalam meraih tujuan utama, yaitu surga, sehingga ada konsep api penyucian (Purgatori - neraka kecil dalam kubur). Jadi sangat tergantung kristennya siapa, Katolik atau yang memprotesnya (Protestan).  

Menurut alur ini,  berarti surganya Protestan juga berbeda dengan Katolik, karena surga Protestan berisi campur-aduk antara orang-orang yang tidak sengaja berbuat baik dan para manusia biadab pelaku aneka kejahatan. Sedangkan surga Katolik berisi orang-orang yang benar-benar baik pada satu tingkat karena sewaktu di dunia ada niat, atau motivasi berbuat kebaikan, dan pada tingkat di bawahnya berisi para mantan pelaku berbagai bentuk kejahatan yang benar-benar telah bertobat dan disucikan dalam api penyucian.

Yah, berharap saja semoga saudara tua; yakni Kristen Katolik yang walaupun sering kali diprotes, mau membuka pintu surga bagi Protestan yang terpaksa mengungsi karena ketakutan pada teror para penjahat dari semua tingkatan yang berkeliaran di sorga mereka.

Benarkah Pasti Masuk Sourga?
Yesus hanyalah jalan, atau utusan, hamba yang dimuliakan menjadi seorang Nabi, yang menyerukan kebenaran, yaitu untuk hanya menyembah Bapa yang mengutusnya, dan mengajarkan untuk hidup sesuai hukum Taurat supaya bisa masuk surga (lihat:Yohanes 14:6). Sedangkan mereka malah menjadikan Yesus sebagai tujuan utama, dengan menjadikannya sebagai sembahan, sebagai tempat memohon, sebagai Tuhan.

Sungguh, suatu program yang tidak cukup hanya di update atau di upgrade, tetapi harus diganti dengan program dari langit berikutnya! "Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukan jalan-Ku" demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu. (Yesaya 55:8-9).

Kedua: Dari sudut pandang Islam. Umat Islam meyakini bahwa semua muslim telah dijamin oleh Allah pasti masuk surga. Bukan hanya muslim dari umat Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam saja, tetapi juga seluruh muslim pengikut nabi dan rasul terdahulu, termasuk pengikut Nabi Isa 'alaihissallam.

Pengikut Nabi Isa 'alaihissallam, hanya pengikutnya - adalah mereka yang taat mengikuti ajaran beliau untuk hanya menyembah Tuhan Yang Maha Esa dan melaksanakan hukum Taurat. Bukan yang menyembah Tuhan Tritunggal, entah mengikuti ajaran “nabi” mana, yang entah dari mana pula asalnya tapi mengaku-ngaku sebagai rasul Yesus! 

Adapun kenapa umat muslim harus taat beribadah kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala dan harus berbuat baik kepada sesama manusia jelas merupakan konskuensi sekaligus ungkapan rasa syukur sebagai mukmin yang muslim. Karena dalam Islam, iman bukan sekedar percaya seperti dalam kekristenan, akan tetapi iman meliputi keyakinan yang kokoh dalam hati, melafazkannya dengan lisan, dan membuktikan dengan perbuatan. Semua itu diatur secara tegas, jelas, dan gamblang, dalam 6 rukun iman dan 5 rukun Islam.

Bukan berarti pula banyaknya ibadah seseorang yang akan mengantarkannya ke pintu Sorga, karena seberapa besar pun ibadah seseorang tidak akan pernah sebanding dengan berbagai kenikmatan yang telah Allah Ta'ala berikan selama hidup di dunia. Bahkan kemampuan untuk melaksanakan berbagai ibadah kepada Allah pun sebenarnya merupakan nikmat (taufik dan hidayah) dari Allah Ta'ala, setelah pada tahap sebelumnya telah diberi hidayah petunjuk, yakni menjadi pemeluk agama Islam - yang merupakan nikmat terbesar bagi manusia.

Karena itu, muslim sungguh sangat bersyukur karena telah berada di atas jalan yang lurus, sehingga setiap hari minimal 17 kali memohon kepada Allah Ta'ala agar senantiasa tetap berada di atas jalan lurus tersebut, yakni agama Islam. Dan sangat bersyukur pula diberikan kemampuan untuk melaksanakan berbagai ibadah yang diperintahkan. Karena itu, masuk Surga pada hakekatnya adalah rahmat dari Allah Ta'ala, bukan dari banyaknya ibadah yang dilakukan seseorang.

Dan sungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menetapkan segalanya, termasuk takdir seorang muslim langsung masuk sorga atau mampir dulu ke neraka. Tetapi tak seorang pun mengetahui dirinya langsung masuk sorga atau mampir dulu ke neraka, kecuali yang telah diberitahukan oleh Allah dan dijelaskan oleh Rasulullah shalallaahu 'alaihi wa sallam. Yang jelas, Allah Ta'ala tidak menghendaki seorang pun muslim mampir dulu ke neraka. Itu sebabnya kenapa Allah Ta'ala tidak henti menunjukkan jalan ke Surga secara jelas, tegas dan terang-benderang melalui perintah dan larangan-Nya. Oleh karena itu, setiap muslim pada akhirnya pastilah akan masuk sorga. 

Adapun kalimat "Insya Allah masuk sorga" adalah sebuah harapan semoga langsung masuk sorga, tanpa mampir dulu ke neraka. Dan ucapan "Insya Allah" adalah sunnah para nabi dan bukan hanya milik Islam sendiri. Alkitab sendiri menuliskan: Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya (Insya Allah), kami akan hidup dan berbuat ini dan itu." (Yakobus 4: 15).

Lalu, kenapa masih ada neraka bagi muslim? Jawabnya karena Allah Maha Adil sekaligus sebagai bukti kasih sayang Allah. Bukankah sangat wajar bila surga hanya dihuni oleh orang-orang yang taat, dan neraka untuk orang yang khianat - orang yang tidak menggunakan akalnya dengan baik dan benar?

Allah Ta'ala berfirman:    
"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan,"Kami telah beriman", dan mereka tidak diuji?" (QS. Al-Ankabut 29:2).

"Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, untuk Kami menguji mereka, siapakah di antaranya yang terbaik perbuatannya." (QS. Al-Kahfi 18:7).

"Sungguh, Allah tidak akan menzalimi seseorang walaupun sebesar dzarrah, dan jika ada kebajikan (sebesar dzarrah), niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan pahala yang besar dari sisi-Nya." (QS. An-Nisaa' 4: 40)

"Maka barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah, niscaya ia akan melihat (balasan)nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah, niscaya akan melihat (balasan)nya pula." (QS. Az-Zalzalah 99:7-8).

"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu akan masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya sedikit pun." (QS. An-Nisaa' 4:124).

"Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga 'Adn yang mengalir sungai-sungai di bawahnya; mereka kekal didalamnya selama-lamanya. Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya." (QS. Al-Bayyinah 98:7-8).

Oleh karena itu, surga Islam hanya akn dihuni oleh orang-orang yang taat melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Adapun mereka yang kurang taat akan mampir dulu di neraka. Tidak seperti surga khayalan kristen (Protestan) yang berisi campur baur orang-orang yang tidak sengaja berbuat baik dan para penjahat dari semua jenis kejahatan! Yah, surga khayalan sebagaimana ditegaskan oleh Allah, Tuhan seluruh umat manusia dalam firman-Nya: 

"Sungguh, orang-orang yang kafir dari golongan ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk." (QS. Al-Bayyinah 98:6)

"Dan bagaimanakah (keadaan orang kafir nanti), jika Kami mendatangkan seorang saksi (rasul) dari setiap umat dan Kami mendatangkan engkau (Muhammad) sebagai saksi atas mereka." (QS. An-Nisaa' 4: 41) 

Dan, bila dilanjutkan dengan sabda manusia mulia Yesus, Isa 'alaihissallam: 
"Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga." (Matius 5:20)

Sangat klop, alias PAS BANGET, bukan?!



Dari Author

Post a Comment

 
Top