- Larangan melampaui batas dalam beragama. Artinya tidak dibenarkan menambah, mengurangi, atau merobah ajaran para nabi Allah, apalagi sampai memaksakan doktrin-doktrin keimanan atas nama agama yang tidak pernah diajarkan oleh para nabi, yang pada hakekatnya tidak dapat diterima oleh akal sehat manusia,
- Larangan mendustakan ajaran para nabi tentang eksistensi Allah yang Haq dengan cara mencampur aduknya dengan yang Bathil, sehingga mencederai inti ajaran semua nabi -- yaitu Tauhid -- bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan semesta alam yang paling berhak untuk disembah oleh seluruh makhluk,
- Peringatan untuk tidak melebih-lebihkan kemanusiaan Isa putra Maryam yang diciptakan melalui satu kata dari-Nya [kun] dan tiupan ruh kehidupan ciptaan-Nya [ruhullah], sama seperti penciptaan nenek moyang seluruh umat manusia; Adam, maupun penciptaan seluruh makhluk hidup lainnya di alam semesta ini,
- Peringatan untuk segera menghentikan semua perkataan dan ajaran menyesatkan yang menyelisihi ajaran Tauhid [meng-esa-kan Allah], sekaligus perintah untuk meninggalkan segala bentuk ajaran ketuhanan yang menafsirkan bahwa "Tuhan itu tiga",
- Perintah untuk beriman hanya kepada Allah dan mematuhi segala perintah dan larangan yang diwahyukan-Nya -- kemudian diajarkan -- melalui para nabi utusan Allah, termasuk melalui nabi Isa Almasih,
- Peringatan untuk tidak lagi mengatakan, apalagi sampai meyakini bahwa Allah memiliki anak,
- Larangan untuk menggantungkan keselamatan dan perlindungan dunia akhirat kepada selain Allah, karena hanya Allah lah pemelihara segala makhluk ciptaan-Nya, baik yang ada di langit maupun di bumi. yang keseluruhannya secara absolut adalah milik-Nya.
Karena itu, menjadi lucu rasanya mendapati bahwa demi misi Kristen, para misionarisnya secara bodoh memilih QS An-Nisa: 171 dan mengutil penggalan ayat yang mereka anggap relevans dengan doktrin Kristen saja tanpa menyadari bahwa sesungguhnya ayat yang mereka comot itu merupakan bumerang bagi keimanan mereka sendiri!Perhatikan lagi penggalan ayat yang menjadi topik bahasan ini. Ayat 171 tsb sengaja dikutip hanya sepotong saja, karena si penulis menghendaki agar kata "firman-Nya" terkesan cocok dengan doktrin Kristen yang mengajarkan bahwa "firman adalah Allah" dengan menyandarkan dukungan dalil pada teks haditst Anas ibnu Malik hal. 72 (yang sampai hari ini saya masih belum menemukan ada di halaman kitab mana) yang mereka kutip, yaitu kata "ruh Allah" dan "firman Allah."
Keseluruhan rangkaian ayat yang sejatinya justru mengecam keras iman Kristen malah dijadikan hujjah untuk "membenarkan" apa yang dinyatakan "salah" oleh ayat itu sendiri. Bukankah ini bodoh dan lucu?
Sudah sangat jelas diajarkan dalam Islam bahwa Allah bukan ruh, karena Allah tidak sama dengan apapun yang dapat dibayangkan oleh akal manusia dengan menggunakan seluruh kemampuan panca inderanya, apalagi disamakan dengan makhluk-makhluk ciptaan-Nya sendiri, misalnya saja, dengan ruh! (lihat penjelasannya di sini)
Jadi, adalah sangat keliru jika gelar "ruhullah" yang dinisbatkan kepada Isa Almasih diartikan sebagai pengakuan bahwa ruh kehidupan yang berdiam di dalam diri beliau adalah "Roh Allah" versi Kristen yang diyakini oleh pengikut Paulus sebagai Allah itu sendiri!
Sedangkan Firman Allah yang dimaksudkan dalam konteks ini adalah ucapan, atau kalam Allah, berupa SATU KATA SAJA, yaitu "Kun!" atau "Jadilah!"
Artinya, sama seperti penciptaan makhluk-makhluk Allah lainnya, Allah juga menciptakan Isa Almasih melalui "firman-Nya" ini, yaitu "Kun!", maka jadilah Isa Almasih! (lihat penjelasannya di sini)
Dengan demikian, kata "kalimatuhu", "kalamullah", "kalimatullah", yang secara acak sering digunakan oleh misionaris Kristen untuk menjustifikasi Isa Almasih sebagai "firman yang hidup" agar diterima oleh umat Islam sebagai bukti ketuhanan beliau sebenarnya sangat keliru, atau tegasnya menggelikan, karena benar-benar salah kaprah!
"Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah." (Yohanes 1:1)
Bagi umumnya umat Islam, ayat Yohanes 1:1 ini luar biasa "mbulet" namun sebenarnya tidak mengandung makna apa-apa jika kita benar-benar mencermatinya dari perspektif linguistik. Silahkan lihat lagi catatan lawas GM tentang Yohanes 1:1 ini di sini
Kenapa?
Karena Islam punya semua jawaban untuk menganulir segala bentuk klaim pembenaran iman Kristen dari hasil mengemis, apalagi merekayasa sumber-sumber kajian dalam perbendaharaan literatur Islam! [Bersambung]
Post a Comment
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.