Dr. J. Verkuyl seorang tokoh nasrani membantah perihal kedatangan rasulullah SAW yang tanda-tandanya terungkap dalam injil, dia menulis sebagai berikut: ”Apabila orang menyangka bahwa sesudah Tuhan Yesus, masih ada orang yang datang menambah pengajaran Tuhan Yesus atau menyangka masih ada orang yang seperti Yesus, maka salahlah ia. Allah telah berfirman dan menyatakan diri sesempurnanya didalam Tuhan Yesus Kristus.
Selanjutnya ia menulis lagi: “Jadi sesudah Kristus tidak ada lagi seorang nabi yang muncul, yang dapat menambah, mengubah, mengganti atau membatalkan pengajarannya. Sesudah Yesus tidak ada lagi seorang Nabi yg muncul yg dapat menambah, mengubah dan membatalkan ajaran Yesus. Pendapat itu menurut ajaran agama Kristen sudah seharusnya demikian. Seperti telah diterangkan, menurut ajaran agama Kristen, kedatangan Yesus ke dunia adalah untuk menyelesaikan akibat kesalahan Adam mengenai pelanggaran dalam persoalan memakan buah kayu yang terlarang. Adam telah berdosa sebab memakan sebuah buah kayu di taman Firdaus dan manusia seluruhnya telah mewarisi dosa itu. Maka Yesus sebagai anak Allah lalu datang ke dunia menjelma menjadi manusia kemudian mati disalibkan untuk menebus dosa itu. Menurut ajaran agama Kristen, Yesus telah melaksanakan tugasnya. Dengan demikian persoalannya telah selesai. Maka tidak ada yang akan di tambah dan yang akan dibatalkan lagi”.
Menurut ajaran agama Islam Yesus hanya seorang manusia yang diutus Tuhan bertugas menjadi Nabi untuk memimpin manusia pada jalan kebaikan. Ia termasuk golongan Nabi-nabi yang sudah diutus Tuhan pada zaman-zaman yang lalu dan telah melakukan tugasnya sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang diwahyukan Tuhan kepadanya. Oleh karena manusia sesudah Yesus masih memerlukan petunjuk Tuhan yg benar dan yang lebih sempurna, maka Tuhan mengutus lagi Rasul-Nya menyampaikan petunjuk itu. Tuhan telah mengutus Nabi Muhammad SAW Sebagai Rasul yang terakhir dengan membawa petunjuk yang lebih lengkap dan sempurna.
Lebih jauh lagi, sesudah Yesus sebetulnya masih ada nabi-nabi lagi, hal ini terungkap dalam Alkitab. Antara lain:
Dalam Kisah Rasul-Rasul pasal 11 tertulis:
(27) Pada masa itu datanglah beberapa orang nabi dari Jeruzalem turun ke Antiochia.
(28) Maka bangkitlah seorang dari antara mereka itu bernama Agabus, lalu menyatakan dengan ilham Roh, bahwa suatu bala kelaparan yang besar akan jadi di seluruh dunia ini. Maka berlakulah yang demikian itu pada zaman Kalaudius.
Dalam Kisah Rasul-Rasul pasal 21 tertulis:
(10) Sementara kami tinggal beberapa hari lamanya disitu, maka turunlah dari tanah Judea seorang nabi, namanya Agabus.
(11) lalu datang kepada kami, mengambil ikat pinggang Paulus, mengikat kaki tangannya sendiri serta berkata: “Inilah sabda Rohul kudus, bahwa orang yang empunya ikat pinggang ini, sedemikian inilah akan diikat di Jerusalem oleh orang Yahudi dan diserahkan ke tangan orang kafir.
Ayat-ayat ini menyatakan bahwa pada zaman rasul-rasul Yesus beberapa orang nabi telah datang dari Jerusalem ke Antiochia, seorang diantaranya bernama Agabus.
Dalam Kisah Rasul-Rasul pasal 13 tertulis:
(1) Adalah di Antiochia di dalam sidah jumat beberapa nabi dan guru, yaitu Barnabas dan Simon yang bergelar Nigar, dan Lukas orang Kireni, dan Manahen saudara susuan Herodes, raja seperempat negeri, dan Saul.
Dalam Kisah Rasul-Rasul pasal 15 tertulis:
(32) Maka Yudas dan Silas, yang sendirinyapun nabi juga, menyegarkan hati segala saudara itu sambil meneguhkan mereka itu dengan beberapa banyak perkataan.
Dalam ayat ini disebutkan lagi bahwa pada zaman murid-murid Yesus ada lagi seorang Nabi yang bernama Silas. Dengan demikian ternyata bahwa menurut Alkitab masih ada Nabi yang datang sesudah Yesus. Jadi Yesus bukanlah Nabi terakhir.
Menurut Yesus masih akan datang lagi Nabi yang benar kemudiannya, karena itu ia menunjukkan tanda-tandanya. Ada nabi yang benar dan ada nabi yang palsu. Oleh karena itu beliau menunjukkan tanda-tanda pengenalannya. Dalam Injil Matius pasal 7 tersebut:
(15) Jagalah dirimu dari pada segala nabi palsu, yang datang kepadamu mereka seperti serigala buas.
(16) Dari pada buah-buahnya kamu akan mengenal dia. Pernahkah orang memetik buah anggur dari pada pohon duri, atau buah ara dari pada pohon unak?
(17) Demikian juga tiap-tiap pohon kayu yang baik, berbuahkan buah yang baik; tetapi pohon kayu yang jahat, berbuahkan buah yang jahat.
(18) Tiada dapat pohon kayu yang baik berbuahkan buah yang jahat, atau pohon yg jahat itu berbuahkan buah yang baik.
(19) Tiap-tiap pohon kayu, yang tiada memberi buah yang baik, akan dipotong dan dibuangkan ke dalam api.
(20) Sebab itu dari pada buahnya kamu akan mengenal dia.
Seterusnya dalam 1 Yohanes pasal 4 tertulis demikian:
(1) Hari segala kekasihku, janganlah percaya akan sebarang roh, melainkan ujilah segala roh itu kalau-kalau dari pada Allah datangnya; karena banyak nabi palsu sudah keluar ke seluruh dunia.
(2) Dengan yang demikian dapatlah kamu mengenal Roh Allah, yaitu tiap-tiap roh, yang mengaku bahwa Yesus Kristus sudah datang dengan keadaan manusia, itu dari pada Allah.
(3) dan tiap-tiap roh, yang tiada mengaku Yesus itu, bukanlah dari pada Allah, melainkan inilah roh di Dajjal, yang telah kamu dengar yang akan datang, dan sekarang ini sudah ada di dalam dunia.
Dengan ayat-ayat yang tersebut diatas ini Yesus menyuruh menjaga diri dari pada nabi-nabi palsu yang akan datang. Yesus menyuruh mengenalnya dari pada buahnya, baik itu jahat. Seterusnya Yesus menyuruh pula menguji tiap-tiap roh yang datang , apakah dari pada Allah atau dari pada Dajjal.
Keterangan Yesus ini memberi pengertian bahwa Nabi yang benar akan datang lagi sesudah Yesus, karena ia masih menyuruh memeriksa dan mengujinya dengan mengemukakan tanda-tanda Nabi dan roh yang benar itu. Seandainya tiap-tiap Nabi yang akan datang palsu, tentulah Yesus tidak mengatakan demikian, tetapi ia akan memperingatkan supaya jangan mempercayai tiap-tiap Nabi yang akan datang, karena Nabi yang benar tidak akan datang lagi.
Menurut Yesus, Nabi yang benar itu akan dapat diketahui dari pada buahnya yang baik dan dari pada ajarannya yang mengakui bahwa Yesus Kristus sudah datang dengan keadaan manusia. Tanda itu kedua-duanya telah sesuai kepada Nabi Muhammad SAW yg datang setelah Yesus. Nabi Muhammad SAW dengan ajaran-ajarannya yang lengkap dan sempurna telah mengeluarkan buah yang baik.
Dalam masa 23 tahun ia telah mengubah keadaan masyarakat yang buruk menjadi masyarakat yang sebaik-baiknya. Seterusnya buah ajarannya yang baik itu telah mendatangkan kebahagiaan bagi manusia berabad-abad lamanya. Selanjutnya Nabi Muhammad SAW telah mengakui bahwa Yesus Kristus benar-benar datang ke tengah-tengah kaumnya dalam keadaan sebagai manusia dan ia menolak dengan sangat tegas Yesus yang disebut-sebut sebagai anak Tuhan apalagi sebagai Tuhan sendiri.
Bukti-bukti Sejarah Bahwa Kedatangan Muhammad Memang Ditunggu-tunggu.
Menurut sejarah, orang Yahudi dan Kristen di sekitar zaman kelahiran Nabi Muhammad SAW memang menunggu kedatangan seorang Nabi. Hal itu dapat dibuktikan oleh keterangan sejarah sbb:
1. Ketika Nabi Muhammad SAW, berumur dua belas tahun ia dibawa oleh Abu Thalib, pamannya, ikut berniaga ke negeri Syam (Syria). Ketika mereka tiba dekat suatu tempat bernama Bushra (sebuah kampung diperbatasan tanah Arab dengan Syam), mereka bertemu dengan seorang pendeta Kristen yang tinggal di tempat itu bernama Bahiera. Pendeta itu bertanya kepada mereka tentang kedatangan seorang Nabi dari bangsa Arab yang dijumpai dalam kitab-kitab sucinya. Ketika ia memperhatikan tanda-tanda yang terdapat pada Nabi Muhammad, ia mengatakan kepada Abu Tahlib bahwa suatu keadaan yang luar biasa terdapat pada anak itu dan ia berharap supaya anak itu dipelihara baik-baik. Pendeta itu melihat Muhammad senantiasa dilindungi sekumpulan awan. Dalam keterangan ini, Bahiera menyatakan bahwa masih ada seorang Nabi yang akan datang di tanah Arab.
2. Ketika Nabi Muhammad SAW telah berumur empat puluh tahun dan ia sedang berada di gua Hira, datang kepadanya seorang malaikat yang menyatakan bahwa ia adalah Malaikat Jibril. Lalu kepada Muhammad SAW disampaikannya wahyu Al-Quran yang mula-mula. Sesudah kejadian itu, Muhammad kembali ke rumahnya dengan gemetar dan ketakutan. Khadijah, isterinya, lalu membawanya kepada seorang laki-laki yang telah tua, anak saudara bapaknya yang bernama Waraqah bin Naufal yang beragama Kristen dan pandai menulis Injil dalam bahasa Ibrani. Waraqah menerangkan bahwa yang datang kepada Muhammad SAW itu adalah utusan Tuhan yang juga pernah datang kepada Nabi Musa dahulu dan Muhammad adalah Nabi bagi umat saat ini. Disini Waraqah sebagai seorang alim Kristen mengakui bahwa masih ada seorang Nabi yang diutus Tuhan pada masa itu.
3. Pada ketika Nabi Muhammad SAW sedang tinggal di Mekkah, ia dan kaum muslimin pernah diboikot oleh orang-orang kafir penduduk Mekkah tiga tahun lamanya, sampai mereka memakan daun-daun kayu karena ketiadaan makanan. Selama pemboikotan tersebut, Nabi Muhammad SAW menyuruh sahabat-sahabatnya mengungsi ke negeri Ethiopia, Afrika, untuk meringankan penderitaan mereka. Delapan puluh tiga orang laki-laki dan delapan belas orang perempuan berangkat diketuai Jafar, anak Abu Thalib. Disana mereka diterima dengan baik oleh Negus, raja Ethiopia. Pada tahun yang ke tujuh hijrah, Nabi Muhammad SAW mengirim surat kepada Negus untuk mengajaknya memeluk Islam. Di Ethiopia surat itu disampaikan oleh Jafar kepada Negus. Ketika surat itu diterimanya ia berkata: “Aku menjadi saksi kepada Allah bahwa sesungguhnya dialah Nabi yang ditunggu-tunggu Ahli Kitab.”
Lalu ia menulis jawaban surat Nabi itu, antara lain katanya: “Saya mengakui bahwa tuan utusan Allah yang benar dan dibenarkan. Sesungguhnya saya telah berbaiat kepada tuan dan telah berbaiat kepada anak saudara bapak tuan (yaitu Jafar anak Abu Thalib). Dan saya telah memeluk agama Islam dihadapannya karena Allah Tuhan semesta alam”. Negus ini sebelum memeluk agama Islam adalah seorang yang beragama Kristen. Dalam keterangannya diatas ia mengakui bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Nabi yang ditunggu-tunggu orang Yahudi dan Kristen.
4. Pada musim haji pada tahun kesebelas, banyak orang Arab datang berkunjung ke negeri Mekkah, diantaranya enam orang penduduk Medinah. Mereka itu acapkali mendengar dari orang-orang Yahudi yang tinggal disekeliling kota Medinah itu mengatakan, bahwa seorang Nabi akan datang pada masa itu. Manakala mereka berjumpa dengan Nabi Muhammad SAW dan mendengar pengajarannya, teringatlah mereka kepada ucapan orang-orang Yahudi tersebut Mereka lalu berbicara dengan sesamanya : “Sebenarnya inilah Nabi yang selalu disebut-sebut orang Yahudi itu. Maka janganlah mereka mendahului kamu mengikutnya”. Mereka lalu beriman dan kembali ke negeri Medinah menjadi penyiar Islam. Sehingga pada tahun kedua belas datang dua belas orang lagi, semuanya beriman juga. Dan pada tahun ketiga belas datang pula tujuh puluh tiga orang laki-laki dan dua orang perempuan, semuanya lalu masuk Islam. Dengan perantaraan penduduk Medinah yang masuk Islam itu agama Islam telah tersiar dengan semakin luas sehingga merata di tiap-tiap rumah di Medinah.
5. Pada tahun ketujuh hijrah Nabi SAW mengirim surat kepada raja-raja yang ada pada waktu itu untuk mengajak mereka memeluk Islam. Antara lain Nabi Muhammad SAW telah mengirim surat kepada Maqauqas pembesar Kibti di Mesir. Dan pembesar tersebut membalas surat Nabi itu sebagai berikut: ”Kepada Muhammad anak Abdullah, dari Maqauqas, pembesar Kibti. Salam kepada tuan. Kemudian itu saya telah membaca surat tuan dan telah memahami apa yang tuan sebutkan didalamnya dan apa yang tuan ajak. Dan sebenarnya saya mengetahui bahwa seorang Nabi masih ada lagi. Saya menduganya bahwa ia keluar di Syam (Syria). Saya telah menghormati utusan tuan.”
Maqauqas ini seorang pembesar yang beragama Kristen. Walaupun ia tidak memeluk Islam, tetapi dalam suratnya itu ia mengakui bahwa masih ada seorang Nabi yang akan datang lagi.
6. Ketika Nabi Muhammad SAW berhijrah ke Medinah, beberapa waktu kemudian beliau di datangi oleh seorang pendeta besar Yahudi, bernama Abdullah bin Salam. Setelah pendeta itu bertemu dengan Nabi, ia lalu menanyai Nabi beberapa hal. Jawaban nabi itu meyakinkan kepadanya bahwa Muhammad adalah Rasul Allah. Sebab itu ia lalu masuk Islam. Dia berkata kepada Nabi: “Saya menyaksikan bahwa tuan adalah Rasul Allah dan tuan datang membawa kebenaran. Orang Yahudi mengetahui bahwa saya ada lah penghulu orang Yahudi dan anak penghulu mereka. Dan saya seorang alim di antara mereka dan anak dari seorang yang teralim diantara mereka. Harap tuan tanyakan kepada mereka siapa saya, sebelum mereka mengetahui bahwa saya telah Islam. Karena jika mereka nanti mengetahui saya telah Islam, akan bermacam-macam perkataan mereka mengenai saya.”
Nabi lalu memanggil orang-orang Yahudi. Mereka datang. Dan Abdullah bin Salam bersembunyi. Nabi meminta kepada mereka agar takut kepada Allah. Dan Nabi mengatakan dengan sumpah bahwa mereka mengetahui Muhammad SAW adalah benar Rasul kepada mereka yang membawa kebenaran. Lalu orang-orang Yahudi menjawab: “Kami tidak mengetahui hal ini”. Lalu Rasul bertanya: “Bagaimana kedudukan Abdullah bin Salam pada kamu ?”. Mereka menjawab: “Dia penghulu kami dan anak penghulu kami. Dia orang yang amat alim pada kami dan anak orang yang amat alim pada kami”. Maka kata Nabi: “Bagaimana jika ia telah Islam?”. Jawab mereka: “Ia tidak akan mau masuk Islam. Tiga kali Nabi mengatakan, bagaimana jika ia telah masuk Islam. Mereka menjawab tiga kali juga mengatakan jauh sekalilah jika ia mau masuk Islam. Nabi SAW lalu menyuruh Abdullah bin Salam keluar dari tempat persembunyiannya. Iapun keluar lalu berpidato dihadapan orang-orang Yahudi itu mengajak mereka masuk Islam. Katanya: “Hai kaum Yahudi, takutlah kamu kepada Allah, Demi Allah, yang tidak ada Tuhan selain dari padaNya, dialah Rasul Allah yang kamu ketahui itu. Dia telah datang membawa kebenaran”.
Mendengar keterangan Abdullah bin Salam yang selama ini mereka hormati, mereka lalu berkata kepadanya: “Tuan telah berdusta!” Nabi SAW lalu menyuruh orang-orang Yahudi itu keluar. Demikianlah riwayat Abdullah bin Salam, seorang alim Yahudi yang telah memeluk Islam. Ia telah menjadi saksi bahwa orang-orang Yahudi mengetahui Nabi Muhammad SAW itu benar, tetapi mereka tidak mau mengakui.
7. Dalam kisah Salman Farisi yang datang dari Persi (Iran) mencari Nabi Muhammad SAW hingga dia memeluk Islam, telah dinyatakan bahwa seorang pemuka agama Kristen memesankan kepadanya agar pergi mencari Nabi itu. Kata pemuka Kristen itu: “Hai anakku, tidak ada lagi saya ketahui sekarang seorang manusia yang seperti kita ini diantara seluruh manusia untuk tempat saya menyuruh engkau mendatanginya. Akan tetapi, sekarang telah dekat masanya seorang Nabi akan dilahirkan dengan membawa agama Ibrahim yang keluar dari tanah Arab. Tempat berhijrahnya di suatu tempat antara dua lapangan tanah yang berbatu-batu dan diatnara keduanya itu pohon-pohon kurma. Dia mau memakan pemberian, tetapi tidak mau memakan zakat. Diantara dua bahunya terdapat cap kenabian. Jika engkau sanggup pergi ke negeri itu, lakukanlah”. Demikianlah keterangan pemuka agama Kristen itu kepada Salman Farisi. Akhirnya Salman sampai juga ke tempat itu bertemu dengan Nabi Mu hammad SAW dan memeluk Islam.
Dari bukti-bukti sejarah yang tersebut diatas ini dapat diketahui bahwa orang-orang Yahudi dan Kristen di sekitar zaman kelahiran Nabi Muhammad SAW memang benar terbukti sedang menunggu-nunggu kedatangan seorang Nabi.
“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya para Rasul.” (QS.Ali Imran 3:144)
“Tidaklah ia itu berkata-kata menurut nafsunya sendiri melainkan apa yang diucapkannya itu adalah wahyu yang diberikan.” (QS. an-Najm 53:3-4)
[Sumber: Redaksi Majalah Labaik]
Catatan: artikel di atas telah dimuat dalam Labbaik, edisi: 036/th.04/Dzulhijjah 1428H-Muharram 1429H/2008M
Post a Comment