Di satu sisi, anggapan itu memang benar. Islam memang menganjurkan kita menebar kebaikan, agar kitapun menerima beragam kebaikan. Tapi, satu hal yang bisa membuat semua upaya itu menjadi keliru dan salah sama sekali: sejauh manakah orang itu mengejar cinta Allah yang Maha Kuasa? Bila seseorang sibuk mengejar cinta sesamanya, dan lalai mengejar cinta Allah, itu sama saja dengan orang yang mencari selamat dengan mengumpulkan ember dan selang buat mencari air, tapi lupa mencari sumber airnya.
Bila Allah murka kepada diri seseorang, apalah gunanya keridhaan semua orang terhadapnya? Kalaupun seluruh manusia membencinya, apakah itu bisa memberi bahaya buat dirinya, selama Allah mencintainya? Maka, silakan sibuk mengejar cinta sesama, tapi mengejar cinta Allah haruslah menjadi upaya yang paling utama.
“Siapa saja yang mencari keridhaan Allah dengan hal-hal yang dimurkai oleh umat manusia, pasti Allah pun akan meridhainya, dan umat manusia juga akan menyukainya. Siapa saja yang mencari keridhaan umat manusia dengan hal-hal yang dimurkai oleh Allah, pasti Allahpun akan murka terhadapnya, sementara umat manusia justru akan membencinya." [1]
Betapa indahnya cinta Allah. Allah mencintai keindahan. Sementara cinta kepada Allah, dan cinta Allah kepada seorang hamba, sesungguhnya adalah keindahan yang melebihi segala keindahan. Maka, Allah pun sangat mencintai cinta hamba kepada-Nya, dan cinta-Nya kepada sang hamba. Namun, bagaimana kita bisa menggapai cinta-Nya?
Manusia Sibuk Mengejar Cinta
Betapa sibuknya manusia mengejar cinta. Betapa berharganya cinta itu bagi mereka. Cinta isteri, cinta anak, cinta atasan, cinta masyarakat, dan cinta begitu banyak orang. Bahkan juga cinta binatang peliharaan. Kenapa begitu? Karena mereka butuh merasakan kenyamanan hidup. Bagi mereka, betapa nyamannya hidup, bila segala dan siapapun yang ada ada di sekitarnya, merasa mencintai dan menyayanginya. Mereka berpandangan, bahwa dengan dicintai semakin banyak orang, mereka akan semakin aman, semakin merasa tentram, dan semakin bisa menerima uluran kebaikan.
Harga Cinta Allah
Cinta manusiapun kerap dihargai dengan mahal. Banyak pria mengumbar uang tak terkira banyaknya, demi mengejar cinta wanita yang dia idam-idamkan. Lalu, seberapakah harga yang telah kita bayar, untuk mengejar cinta Allah? Simak, firman Allah berikut:
يَآأَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لأَزْوَاجِكَ إِن كُنتُنَّ تُرِدْنَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا فَتَعَالَيْنَ أُمَتِّعْكُنَّ وَأُسَرِّحْكُنَّ سَرَاحًا جَمِيلاً * وَإِن كُنتُنَّ تُرِدْنَ اللهَ وَرَسُولَهُ وَالدَّارَ اْلأَخِرَةَ فَإِنَّ اللهَ أَعَدَّ لِلْمُحْسِنَاتِ مِنكُنَّ أَجْرًا عَظِيمًا
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu:”Jika kamu sekalian mengingini kehidupan dunia dan perhiasannya, marilah supaya kuberikan kepadamu mut’ah dan aku ceraikan kamu dengan cara yang baik. Dan jika kamu sekalian menghendaki (keredhaan) Allah dan Rasul-Nya serta (kesenangan) di negeri akhirat, maka sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapa yang yang berbuat baik di antaramu pahala yang besar. ” (Al-Ahzab : 28)
Dari totalitas amal yang telah kita lakukan, sudahkah terlihat jelas bahwa kita adalah hamba yang mengejar cinta Allah? Mengejar kehidupan akhirat, dan kenikmatan memandang wajah-Nya kelak? Cinta seorang mukmin kepada Allah, seharusnya melebihi cinta kaum kafir terhadap tuhan-tuhan mereka.
وَمِنَ النَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ اللّهِ أَندَاداً يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللّهِ وَالَّذِينَ آمَنُواْ أَشَدُّ حُبّاً لِّلّهِ وَلَوْ
"Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapan orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada….” (QS Al-Baqarah [2] : 165)
Anas bin Malik r.a., menceritakan, Ada seorang pria berkata kepada Nabi Saw, “Wahai Rasulullah! Saya tidak mempunyai banyak persiapan baik amal shalat, puasa, maupun sedekah. Tapi saya hanya mencintai Allah dan Rasul-Nya.”
Rasulullah Saw lalu bersabda:
فَإِنَّكَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ
“Engkau akan beserta dengan orang yang engkau cintai.” [2]
Ibnu Taimiyah pernah berkata, “Mencintai Allah, bahkan mencintai Allah dan Rasul-Nya, merupakan kewajiban iman teragung sekaligus membentuk pondasi dan prinsip iman terbesar. Bahkan bisa dikatakan merupakan pondasi setiap amal keimanan dan apklikasi ajaran agama.” [3]
“Allah mendatangiku - yakni dalam mimpi - dan Dia berfirman kepadaku:
” اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ حُبَّكَ، وَ حُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ، وَ اْلعَمَلَ الَّذِيْ يَبْلُغُنِيْ حُبَّكَ”
“Hai Muhammad, ucapkanlah, ‘Ya Allah, sesungguh-nya aku memohon cinta-Mu, dan cinta orang yang mencintai-Mu, dan amal yang mengantarkan aku untuk mencintai-Mu.” [4]
Nah, para akhwan sekalian, koreksilah cinta kepada Allah. Sudahkah Allah menjadi yang paling kita cintai dari siapapun?
[Dari: Al Ustadz Al Fadhil Abu Umar Basyir Al Maidani]
CATATAN KAKI
[1] Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi IV : 609, oleh Ibnu Hibban I : 510, oleh Al-Haitsami dalam Majma’uz Zawaa-id IV : 71. Juga oleh Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannif VI : 198. Lalu oleh Ath-Thabrani X : 215.
[2] Riwayat. Al-Bukhari, No. 6171, Fath Al-Bari, 10/573, dan Muslim, No. 2639, 4/2033 dengan lafazh Al-Bukhari.
[3] Al-Majmu’ Al-Fatawa, Syaikhul Al-Islam Ibnu Taimiyah 10/43, 49, Daar ‘Alam Al-Kutub, Riyadh
[4] Riwayat Ibnu Khuzaimah, bab At-Tauhid, hlm. 218-219; Ath-Thabrani dalam Al-Kabir, 20/216, Ahmad, 5/23, Al-Hakim, 1/521, At-Tirmidzi, No. 3233. Kata beliau,”Hadits ini hasan shahih. Hadits ini dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-At-Tirmidzi, No. 2582, 3 : 98 . Penulis: Abu Umar Basyir Artikel: Salafiyunpad.WordPress.Com Rat
Dari Author

Sangat boleh jadi banyak di antara anda menganggap saya bersikap ofensif karena secara gegabah memasuki wilayah sangat sensitif, yaitu ranah keimanan mayoritas umat Kristen, baik melalui situs ini maupun situs-situs serupa lainnya. Sebenarnya tidak demikian. Saya hanya bereaksi wajar terhadap aksi serupa, bahkan lebih ekstrim, yang dilakukan oleh organisasi, kelompok, maupun individu-individu yang baik secara sendiri-sendiri maupun secara kolektif melancarkan aksi penginjilan, khususnya terhadap umat Islam Indonesia, melalui situs-situs sosial media dengan cara melawan Keputusan Bersama Menag & Mendagri No. 1 Tahun 1979 dan menjungkir-balikkan kandungan Al-Quran, Hadits dan fatwa ulama yang menyelisihi ajaran Islam.
Karenanya, bila ada yang merasa keberatan, maka sebelum secara apriori menuduh saya dengan anggapan yang keliru, sebaiknyanya periksalah lebih dulu situs-situs yang saya maksud. Demikian, semoga dapat dimengerti.
Karenanya, bila ada yang merasa keberatan, maka sebelum secara apriori menuduh saya dengan anggapan yang keliru, sebaiknyanya periksalah lebih dulu situs-situs yang saya maksud. Demikian, semoga dapat dimengerti.
Related Posts
- Tentang Syariat, Tarikat, Hakikat, Dan Ma'rifat22 Sep 201130
Dalam SYARIAT ada hijab...Tidak akan tertembus kecuali oleh HAKIKAT..Syariat jalannya umat...untuk ...Read more »
- Langkah Menuju Ma'rifat04 Aug 20110
Penciptaan manusia dilengkapi oleh Allah dengan dua unsur pokok, yaitu jasmani dan rohani. Dua hal i...Read more »
- Makrifatullah13 Jul 20113
Tidak ada yang kita ingat-ingat, tidak ada yang kita tuju, tidak ada yang kita takuti, tidak ada ...Read more »
- Allastu Bi Rabbikum?12 Jul 20114
AWAL DAN PUNCAK TUJUAN PENCIPTAAN MANUSIAALLAH Maha Bijaksana, maka sebagai wujud nyata keb...Read more »
- Hormat, Cinta, Dan Rendah Hati23 Jul 20100
Ahmad al-Badawi adalah seorang wali yang sangat terkenal di semua kalangan Sufi. Beliau menyatakan "...Read more »
- Antara Wali Allah Dan Wali Setan19 Jul 20100
إن الحمد لله وحده, نحمده و نستعينه و نستغفره ونتوب اليه ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا م...Read more »
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Post a Comment
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.