Menu

Gus Mendem Gus Mendem Author
Title: Hikmah Dan Keutamaan Wudhu
Author: Gus Mendem
Rating 5 of 5 Des:
Para pembaca yang mulia, wudhu' merupakan suatu amalan yang kerap kali kita lakukan. Tata caranya cukup ringkas dan praktis. Namun menga...



Para pembaca yang mulia, wudhu' merupakan suatu amalan yang kerap kali kita lakukan. Tata caranya cukup ringkas dan praktis. Namun mengandung keutamaan yang sangat besar, sehingga kita tidak boleh menyepelekan, apalagi mengabaikannya. Karena seluruh syari'at yang dibawa oleh Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassallam terkandung padanya hikmah dan manfaat yang tiada tara besarnya, yaitu apabila kita mau menggalinya lebih dalam dan teliti.

Allah SWT berfirman:
وَإِن تَكُ حَسَنَةً يُضَاعِفْهَا وَيُؤْتِ مِن لَّدُنْهُ أَجْراً عَظِيماً
"Dan jika ada kebajikan sebesar dzarrah niscaya Allah akan melipatgandakannya dan memberikan pahala yang besar." (QS an-Nisaa':40)

Begitu pula halnya dengan wudhu'. Meskipun terkesan ringan dan ringkas, tetapi nilainya demikian besar di sisi Allah Subhaanahu Wata'ala.


HIKMAH DAN KEUTAMAAN WUDHU'

Dalil: 
Shahih Muslim No.176; Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassallam bersabda: "Tidak diterima shalat seseorang kamu, bila berhadas, sebelum dia ber-Wudhu' lebih dahulu."

Shahih Muslim No.174; Dari Abu Malik Al Asy'ari r.a., katanya Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassallam bersabda: "Kebersihan itu sebagian dari pada iman. Membaca 'Alhamdulillah" pahalanya sepenuh timbangan. Membaca "Subhanallah wa hamdulillah," pahalanya sepenuh ruang antara langit dan bumi. Shalat itu cahaya, sedekah itu adalah bukti, sabar itu adalah sinar. Qur'an akan menjadi hujjah (alasan) bagimu atau alasan yang ditujukan kepadamu. Setiap orang pagi-pagi menjual dirinya, ada yang menyelamatkannya dan ada pula yang yang membinasakannya."

Berikut ini kami sebutkan beberapa Keutamaan Wudhu' di antaranya:

A. Pembersih dari Noda-Noda Dosa dan Penambah Amal Kebajikan 
Perlu kita sadari, bahwa sebagai manusia, kita bukanlah makhluk yang sempurna, bahkan Allah SWT sebagai Sang Khaliq (Pencipta), menyifati manusia dengan sifat bodoh, zhalim dan sering lalai, sehingga tidak jarang terjatuh dalam perbuatan dosa dan kezhaliman. Sebagaimana firman Allah SWT: "Sesungguhnya manusia itu amat zhalim (aniaya) dan amat bodoh." (QS al-Ahzab:72)

Ditegaskan pula dalam hadits Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassallam, dari shahabat Anas bin Malik r.a.: "Setiap anak cucu Adam pasti selalu melakukan kesalahan. Dan sebaik-baik mereka yang melakukan kesalahan adalah yang selalu bertaubat." [HR Ahmad, Ibnu Majah, dan Ad Darimi].

Akan tetapi Allah SWT dengan rahmat-Nya yang amat luas memberikan solusi mudah untuk membersihkan diri dari noda-noda dosa, diantaranya adalah dengan ber-wudhu', sehingga diharapkan ketika seseorang itu selesai melaksanakan wudhu', ia bersih dari dosa-dosa yang telah dilakukannya.

Dari 'Utsman bin Affan r.a., katanya dia mendengar Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassallam bersabda: "Setiap orang muslim, apabila tiba waktu sholat wajib, lalu dia wudhu' sesempurna mungkin, sesudah itu dia sholat se-khusu' mungkin, niscaya Allah menghapus dosa-dosanya yang telah lalu selama dia tidak berbuat dosa besar. Demikianlah halnya sepanjang masa."[Shahih Muslim-No. 179]

Dari Shahabat Abu Hurairah r.a., bahwasanya Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassallam bersabda: "Apabila seorang muslim atau mukmin berwudhu' kemudian mencuci wajahnya, maka akan (terhapus) dari wajahnya setiap dosa pandangan yang dilakukan kedua matanya, hanyut bersama air wudhu' atau bersama akhir tetesan air wudhu'. Apabila ia mencuci kedua tangannya, maka akan (terhapus) setiap dosa yang dilakukan kedua tangannya hanyut bersama air wudhu' atau bersama akhir tetesan air wudhu'. Apabila ia mencuci kedua kakainya, maka akan (terhapus) setiap dosa yang disebabkan langkah kedua kakinya, hanyut bersama air wudhu' atau bersama akhir tetesan air wudhu', hingga ketika selesai dari wudhu'nya, ia dalam keadaan suci dan bersih dari dosa-dosa." [HR.Muslim no.244 - Shahih Muslim no.190]

Hal ini merupakan sebuah "rahmat dan kasih sayang" yang sangat besar tiada tara yang diberikan Allah Azza wa Jalla kepada para hamba-Nya yang sering kali berbuat kesalahan dan dosa (menzalimi diri sendiri), namun cenderung menunda-nunda ataupun lalai untuk segera bertobat memohon ampunan-Nya. Sehingga melalui sarana ber-wudhu' yang sempurna dan juga dengan selalu melangkahkan kaki ke masjid untuk melaksanakan shalat berjama'ah (sebagaimana yang dicontohkan baginda Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassallam kepada ummatnya), maka noda dan dosa-dosa kecilnya pun ikut tercuci bersih dan hanyut bersama dengan mengalirnya tetesan air wudhu' dari wajah-tangan dan kakinya. 

Dalam hadits lainnya, Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassallam bersabda:
“Maka sesungguhnya jika salah seorang diantara kalian berwudhu dengan baik kemudian datang ke masjid tidak lain kecuali untuk sholat, maka tidaklah ia melangkah kecuali Allah mengangkat derajatnya dengannya (dengan langkahnya) dan menghapuskan dosanya sampai ia masuk ke masjid. Jika ia telah masuk ke masjid maka ia seperti dalam sholat selama ia berada di dalamnya karena sholat.” [HR Muslim,No. 621]

Subhanallah!

B. Anggota Wudhu' Akan Bercahaya Pada Hari Kiamat 
Pada hari kiamat nanti, umat Nabi Muhammad Shalallaahu Alaihi Wassallam akan tampil beda dengan ummat-umat yang lainnya sehingga mudah dikenali. Ummat Nabi SAW akan terbedakan dengan cahaya yang memancar dari bekas anggota wudhu'nya.

Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassallam bersabda: "Sesungguhnya ummatku akan dipanggil pada hari kiamat nanti dalam keadaan dahi, kedua tangan, dan kedua kaki mereka bercahaya, karena bekas wudhu'. [HR Al Bukhari no.136 dan Muslim no.246]

Dalam riwayat yang lain, Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassallam ditanya: "Bagaimana Anda mengenali ummat anda yang belum datang tetapi akan datang sepeninggalmu di hari kemudian, ya Rasulullah?" Maka Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassallam bersabda: "Bagaimana pendapat anda, jika seseorang mempunyai kuda putih kening (dahi), putih kaki dan putih tangannya, kemudian kuda itu berada ditengah-tengah kerumunan kuda-kuda lain yang semuanya berwarna hitam, dapatkah orang itu mengenali kudanya? "Jawab mereka, "Tentu, ya Rasulullah. Tentu dapat!". Sabda Nabi Saw., "Nah! Mereka itu akan datang nanti dalam keadaan putih bercahaya-cahaya mukanya, tangan dan kakinya, karena bekas wudhu'. Dan aku mendahului mereka datang ke telagaku." [Shahih Muslim-No. 195]

Hadits-hadits di atas menjelaskan bahwa umat Nabi Muhammad Shalallaahu Alaihi Wassallam yang bercahaya-cahaya pada hari kiamat kelak disebabkan karena amalan Wudhu'. Tentunya, siapa yang tidak pernah ber-wudhu', maka bagaimana mungkin dia akan bercahaya, sehingga dengan tanda khusus tersebut, Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassallam akan mengenalinya sebagai salah satu dari umatnya?

C. Mengangkat Derajat Hamba Di Sisi Allah SWT
Semulia-mulia derajat manusia adalah derajat yang tinggi disisi Allah SWT. Adapun seseorang yang meraih derajat tinggi dihadapan manusia, maka belum tentu ia berada pada maqom derajat tinggi disisi Allah SWT. Maka dengan wudhu' yang sempurna akan dapat mengangkat derajat seseorang ke maqom yang tinggi disisi Allah SWT.
Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassallam bertanya: “Sukakah kalian aku ajarkan suatu amal yang dapat menghapuskan segala dosa dan sekaligus mengangkat derajat?" Jawab mereka, "Tentu, ya Rasulullah!" Maka beliau bersabda: "Menyempurnakan wudhu' di saat-saat segan (cuaca dingin, masih mengantuk dll), membanyakkan langkah ke masjid, dan menunggu waktu sholat. Maka itulah yang disebut dengan Ar-Ribath (cara menguasai diri yang efektif)." [Shahih Muslim-No. 197]
Di samping memiliki keutamaan yang besar, ia juga memiliki peranan dan pengaruh penting pada amalan yang lainnya. Coba perhatikan shalat lima waktu atau sholat sunnah lainnya yang kita kerjakan, tidak akan sah sebuah sholat tanpa berwudhu' terlebih dahulu. Sebab wudhu' merupakan salah satu syarat (rukun) sahnya sholat!

Dari shahabat Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassallam bersabda: "Allah tidak akan menerima sholat seseorang, apabila ia berhadas, hingga dia ber-Wudhu." [HR. Bukhari No.135 & Muslim No.225]

Bahkan para 'ulama sepakat bahwasanya sholat tidak boleh ditegakkan kecuali dengan berwudhu' terlebih dahulu, selama seseorang tidak ada uzur untuk meninggalkan wudhu' tersebut. [Al-Ausath 1/107]

Para pembaca yang mulia, perlu anda ketahui bahwasanya wudhu' disamping sebagai kewajiban (syarat sahnya sholat), ia juga termasuk suatu amalan yang disunnahkan untuk dikerjakan dalam kondisi atau saat-saat tertentu. Diantara kondisi atau waktu yang disunnahkan untuk berwudhu', yaitu;

1. Berwudhu' Ketika Hendak Pergi ke Masjid
Berwudhu' terlebih dahulu sebelum berangkat sholat berjama'ah di masjid, termasuk amalan . sunnah Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassallam. Keutamannya amat besar, yaitu Allah SWT menjadikan barakah pada setiap langkah kaki kanan maupun kaki kiri berupa penghapusan dosa dan penambahan pahala. 

Sebagaimana sabda Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassallam: "Apabila salah seorang diantara kalian berwudhu dengan baik kemudian datang ke masjid tidak lain kecuali untuk sholat, maka tidaklah ia melangkahkan kaki kirinya melainkan terhapus kejelekan darinya dan dituliskan kebaikan bersama langkah kaki kanannya hingga masuk ke masjid." [HR. Ath-Thabarani dalam Al Mu'jam Al Kabir, dari shahabat Ibnu Umar, dan dishahihkan Asy Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami' No.454].

2. Menyentuh Mushaf Al-Qur'an
Al-Qur'an adalah Kalamullah (firman Allah), yang diturunkan kepada Rasul-Nya, Nabi Muhammad Shalallaahu Alaihi Wassallam sebagai Kitab Suci umat Islam. Dalam rangka memuliakan Al-Qur'an sebagai kalamullah (firman Allah), maka disunnahkan berwudhu' dahulu sebelum memegang kitab suci Al-Qur'an ini. Al Imam Ath-Thabarani dan Al ImamAd-Daraquthni meriwayatkan hadits Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassallamdari shahabat Hakim bin Hizzam r.a.; "Janganlah kamu menyentuh Al-Qur'an kecuali dalam keadaan suci".

Bagaimana jika hanya membacanya saja tanpa menyentuhnya, apakah hal ini juga disunnahkan (dianjurkan) oleh Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassallam? Ya,! Hal itu disunnahkan oleh Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassallam, sebagaimana sabdanya; "Sesungguhnya aku tidak menyukai berdzikir kepada Allah kecuali dalam keadaan suci." [HR. Abu Dawud dan An-Nasa'i, dari shahabat Ibnu Umar, dan dishahihkan Asy Syaikh Al-Albani]. Tentunya, membaca Al-Qur'an adalah semulia-mulia dzikir kepada Allah SWT.

3. Berwudhu' Ketika Hendak Tidur
Berwudhu' dahulu sebelum tidur, termasuk sunnah Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassallam. Hal ini bertujuan agar setiap muslim selalu dalam kondisi suci pada setiap keadaannya, bahkan walaupun ia dalam keadaan tidur. Hingga bila memang sudah saatnya ajal datang menjemputnya, maka diapun kembali kepangkuan Rabb-nya dalam keadaan suci.

Di samping itu, sunnah ini pun akan mengarahkan dan mengantarkannya pada mimpi yang baik dan terjauhkan diri dari permainan syaitan yang selalu mengincarnya (Lihat Fathul Bari 11/125 dan Syarah Shahih Muslim 17/27)

Tentang sunnah ini, Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassallam telah menjelaskan dalam sabda beliau yang diriwayatkan dari shahabat Al-Barra' bin 'Azib r.a., bahwasanya beliau Saw.,bersabda:"Apabila kamu mendatangi tempat tidurmu, maka berwudhu'lah sebagaimana wudhu'mu untuk sholat." [HR.Bukhari No.6311 & Muslim No.2710].

Lebih jelas lagi, dari riwayat shahabat Mu'adz bin Jabal r.a., bahwasanya Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassallam bersabda: "Tidaklah seorang muslim tidur di malam hari dalam keadaan berdzikir dan bersuci, kemudian ketika dia terbangun dari tidurnya meminta kepada Allah kebaikan dunia dan akhirat, melainkan pasti Allah akan mengabulkannya." (Fathul Bari juz 11/124)

Demikianlah sunnah yang selalu dijaga oleh Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassallam ketika hendak tidur, yang semestinya kita sebagai muslim yang menjadi ummat beliau meneladaninya. Bahkan ketika beliau terbangun dari tidurnya untuk buang hajat, maka setelah itu beliau berwudhu' sebelum kembali ke tempat tidurnya. Sebagaimana yang diceritakan oleh shahabat 'Abdullah bin Abbas r.a., "Bahwasanya pada suatu malam Rasulullah pernah terbangun dari tidurnya untuk menunaikan hajat. Kemudian beliau membasuh wajah dan tangannya (berwudhu'), lalu kembali tidur." [HR. Al-Bukhari no.6216 dan Abu Dawud no.5043, dan dishahihkan Asy Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abu Dawud no.4217].

4. Berwudhu' Ketika Hendak Berhubungan dengan Istri
Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassallam juga memberikan bimbingan bagi para "pasutri" (pasangan suami-istri) disaat melakukan hubungan suami istri, agar ia berdo'a sebelum melakukannya, dengan do'a yang telah diajarkan oleh Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassallam yaitu: "Bismillahi Allahumma jannibnasy syaithana wa janibisy syaithana ma razaqtana." (Dengan menyebut nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari gangguan setan dan jauhkan setan dari apa yang Engkau karuniakan kepada kami.") [HR.Al-Bukhari no.141 dan Shahih Muslim no.1369].

Kemudian ketika telah usai dan ingin mengulanginya lagi maka hendaklah berwudhu' terlebih dahulu. Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassallam bersabda: "Apabila seseorang telah berhubungan (intim) dengan istrinya, kemudian ingin mengulanginya lagi maka hendaklah berwudhu' terlebih dahulu." [HR. Muslim no.308, At-Tirmidzi dan Ahmad, dari Abu Sa'id Al-Khudri r.a, dan dishahihkan Asy Syaikh Al-Albani dalam Ats Tsamanul Mustathob hal.5].

Dengan tujuan agar setan tidak ikut campur dalam acara yang sakral ini, dan bila dikaruniai anak kelak, maka setan tidak mampu memudharatkannya (menzalimi si kecil).

Para pembaca yang mulia,
Bila kita baca biografi para 'ulama, maka kita dapati mereka amat bersungguh-sungguh menjaga wudhu'nya dalam setiap keadaan. Sebagai contoh adalah, Al-Imam Asy-Syathibi. Walaupun beliau adalah seorang yang buta, akan tetapi tidaklah beliau duduk disatu majelis ilmu, kecuali beliau selalu dalam keadaan suci. Bahkan diantara 'ulama ada yang tidak mau membaca hadits-hadits Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassallam hingga mereka mereka berwudhu' terlebih dahulu.

Bukan karena mereka berpendapat wajibnya berwudhu' ketika hendak membaca hadits, akan tetapi yang mendasari untuk melakukan hal tersebut adalah kesungguhan mereka untuk menghormati ilmu dan mendapatkan keutamaan yang besar dari wudhu'. 

Akhir kata, wudhu' bukanlah amalan yang remeh sebaliknya ia bahkan merupakan amalan yang besar disisi Allah SWT. Sehingga mendorong kita untuk selalu dalam kondisi suci (berwudhu') dan berupaya mencari tahu bagaimana cara berwudhu' dengan sempurna sesuai dengan tuntunan baginda Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassallam. Maka, ikutilah kajian mendatang yang insya'allah akan menampilkan sebuah tema menarik tentang tata cara wudhu' yang sesuai dengan sunnah Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassallam!

Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Azza wa Jalla. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shalallaahu Alaihi Wassallam beserta keluarga dan shahabatnya.

"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka."


إِنّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِي ماً َ
“ Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” 
(QS Al-Ahzab [33]:5)






Dari Author

Post a Comment

 
Top