WANITA DENGAN KHALIQ-NYA
2. Beribadah Kepada Tuhan Yang Maha Segala.
Wanita Muslimah yang senantiasa sadar (eling dan waspada), akan selalu menjalankan perintah-perintah-Nya dan meninggalkan segala sesuatu yang menjadi larangan-larangan Allah SWT, serta menyerahkan seluruh jiwa raganya hanya kepada Allah semata, artinya setiap kali melakukan ibadah-ibadah yang fardhlu maupun yang sunnah, semuanya itu di lakukannya semata-mata karena mengharapkan ridhla Allah bukan karena yang selain-Nya. Dan untuk mencapai semua itu, sudah barang tentu dia harus melaksanakan kewajiban kewajiban-kewajiban yang di syari’atkan oleh Islam dan melaksanakan semua rukun-rukunnya dengan cara-cara yang yang baik sempurna sesuai dengan petunjuk Al-Qur’an dan tuntunan As-Sunnah. Seorang Wanita Muslimah tidak memilah-milah jenis ibadah yang ringan, tidak meremehkan dan melalaikan, dan juga tidak berlebih-lebihan dalam arti melakukan ibadah sebatas kemampuan yang dimilikinya, tidak lebih dari itu.
3. Mengerjakan Sholat Lima Waktu
Mengerjakan sholat lima waktu adalah merupakan kewajiban bagi setiap orang Muslim, baik itu laki-laki maupun perempuan dan diharuskan tepat pada waktunya, tidak melalaikan ketepatan waktu itu karena disibukkan oleh pekerjaan-pekerjaan rumah tangga dalam kapasitas dirinya sebagai ibu dan istri. Allah SWT berfirman:إِنَّ الصَّلاَةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَاباً مَّوْقُوتاً
“Sesungguhnya sholat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS. an-Nisaa’ [4]: 103)
Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassallam bersabda sebagai berikut:
“Allah mewajibkan shalat lima waktu kepada hamba-hamba-Nya. Barangsiapa melaksanakannya dan tidak melewatkannya sedikit pun karena meremehkannya, dengan perantaraannya, ada janji Allah baginya untuk memasukkannya kedalam surga. Barangsiapa yang tidak mengerjakannya, tiadalah baginya janji Allah; melainkan --jika Dia mau--, Dia mengazabnya atau memasukkannya ke dalam surga.”
Sholat itu merupakan tiang agama. Barangsiapa yang menegakkannya dengan baik dan benar, berarti dia telah menegakkannya, dan barangsiapa yang meninggalkannya, berarti dia telah merobohkan agama. Sholat adalah merupakan puncak dari segala amal perbuatan dimana apabila sholatnya baik maka segala amal perbuatannya menjadi baik pula. Begitu pula sebaliknya, apabila sholatnya itu jelek, maka segala amal perbuatannya juga jelek. Sebagaimana sabda Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud r.a., dia berkata:
Sholat itu merupakan tiang agama. Barangsiapa yang menegakkannya dengan baik dan benar, berarti dia telah menegakkannya, dan barangsiapa yang meninggalkannya, berarti dia telah merobohkan agama. Sholat adalah merupakan puncak dari segala amal perbuatan dimana apabila sholatnya baik maka segala amal perbuatannya menjadi baik pula. Begitu pula sebaliknya, apabila sholatnya itu jelek, maka segala amal perbuatannya juga jelek. Sebagaimana sabda Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud r.a., dia berkata:
“Aku bertanya kepada Rasulullah SAW, “Apakah amal yang paling utama, ya Rasulullah?” Nabi SAW menjawab: ”Sholat pada waktunya”. Aku bertanya: “Kemudian apa lagi?” Nabi SAW menjawab: ”Berbakti kepada kedua orangtua”. Aku bertanya: “Kemudian apa lagi?” Nabi SAW menjawab: ”Jihad di jalan Allah”. (HR Muttafaqun Alaih)
Yang demikian itu, karena sholat merupakan hubungan bathin antara seorang hamba dengan Tuhannya. Dan sholat lima waktu ini dalam sabda baginda Rasulullah SAW di umpamakan dengan sebuah sungai air tawar yang mengalir di depan rumah siapa saja!
Hadits selengkapnya sebagai berikut:
“Perumpamaan shalat lima waktu adalah seperti sungai air tawar yang mengalir di depan rumah siapa saja di antara kalian. Ia mandi di situ setiap hari lima kali. Apakah menurut kalian hal itu akan meninggalkan kotoran pada tubuhnya?” Para shahabat berkata, “Tidak sedikitpun.” Beliau lantas bersabda, “Shalat lima waktu itu dapat menghilangkan dosa sebagaimana air membersihkan kotoran.” (HR Muttafaqun Alaih)
“Shalat-shalat itu adalah penebusan dosa yang dikerjakan di antara shalat-shalat itu selama orang itu menjauhi dosa-dosa besar. Allah SWT berfirman;
إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّـيِّئَاتِ
“Sesungguhnya kebaikan itu menghapuskan perbuatan-perbuatan buruk.” (QS.Hũd [11]: 114)
(Maksudnya, dihapuskan dosa hingga tidak tersisa sedikitpun, seolah-olah tidak pernah ada).
Akan tetapi Allah SWT dengan rahmat-Nya yang amat luas memberikan solusi mudah untuk membersihkan diri dari noda-noda dosa, diantaranya adalah dengan ber-wudhu' sesempurna mungkin, kemudian sholat dengan sepenuh khusu’, sehingga diharapkan ketika seseorang itu selesai melaksanakan keduanya (wudhu' dan sholat), ia bersih dari dosa-dosa yang telah dilakukannya.
Dan sholat adalah merupakan rahmat Tuhan yang paling besar kepada hambanya, karena dengan mengerjakan dosa-dosanya dapat terputuskan, maksudnya selain daripada dosa-dosa besar. Sebagaimana sabda Nabi Shalallaahu Alaihi Wassallam yang diriwayatkan Dari 'Utsman bin Affan r.a., yang bunyinya adalah sebagai berikut:
"Setiap orang muslim, apabila tiba waktu sholat wajib, lalu dia wudhu' sesempurna mungkin, sesudah itu dia sholat se-khusu' mungkin, niscaya Allah menghapus dosa-dosanya yang telah lalu selama dia tidak berbuat dosa besar. Demikianlah halnya sepanjang masa." (Shahih Muslim-No. 179)
Masih banyak diantara hadits Nabi Shalallaahu Alaihi Wassallam yang menjelaskan tentang sholat, baik keutamaan maupun kebaikan-kebaikannya bagi laki-laki maupun wanita muslimah yang mau melaksanakannya, yang kesemuanya itu menegaskan sekian banyaknya kebaikan yang bisa diperoleh laki-laki atau wanita yang melaksanakannya, selagi mereka melaksanakannya itu benar-benar karena Allah, bukan karena yang lainnya dan mereka melaksanakannya dengan sepenuh khusyu’, tawadhu’ serta istiqomah.
4. Menyempurnakan Pelaksanaan Sholat
Bagi seorang wanita Muslimah yang senantiasa bertaqwa dan sadar akan kewajibannya untuk mengerjakan sholat lima dengan sempurna dan baik, yaitu dikerjakan secara khusyu’ dan kehadiran hati, menjiwai di dalam qolbu serta ketundukan seluruh anggota badan. Firman Allah:حَافِظُواْ عَلَى الصَّلَوَاتِ والصَّلاَةِ الْوُسْطَى
“Sholatlah kamu karena Allah dengan khusyu’.” (QS Al-Baqarah [2]:238)
Nabi Shalallaahu Alaihi Wassallam bersabda:
Ahli ma’rifat berkata,”Sholat itu ada empat hal, yaitu dimulai dengan ilmu, berdiri dengan rasa malu, ditegakkan dengan keagungan, dan keluar darinya dengan rasa takut.” Sementara seorang guru sufi berkata,”Barangsiapa yang hatinya tidak menyatu dengan hakikat, rusaklah sholatnya.”
Firman Allah SWT dalam al-Qur’an yaitu dalam surat Al-Ma’rij:
Saat mengerjakan sholat itu hendaknya bisa menjiwai dan menghayati dari makna ayat-ayat al-Qur’an yang dibacanya serta makna tasbih dan do’a yang diucapkannya dengan penuh kesadaran (tidak lalai hatinya), sehingga seluruh relung-relung jiwanya ditaburi ketundukan kepada Allah, hatinya dipenuhi hidayah, rasa syukur dan ‘ubudiyah kepada Tuhan-Nya. Terkait dengan adab bathin dalam sholat, yaitu sikap yang “Khusyuk”, yang merupakan inti daripada ibadah sholat yang diterima di sisi Allah, Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassallam bersabda:
"Tiadalah seorang hamba memperoleh sesuatu dari shalatnya selain yang dilakukannya dengan kesadaran.”
"Tiadalah seorang hamba memperoleh sesuatu dari shalatnya selain yang dilakukannya dengan kesadaran.”
Diriwayatkan bahwa amalan hamba yang pertama kali di hisab pada Hari Kiamat adalah sholat. Jika didapati sempurna, diterima darinya dan juga amalan-amalannya yang lain. Akan tetapi, jika didapati cacat, dikembalikan salat itu kepadanya dan juga amalan-amalan lainnya. Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassallam bersabda: “Perumpamaan sholat fardhu adalah seperti timbangan. Barangsiapa yang menyempurnakannya, berarti sempurnalah ia.”
Dalam hadits lain, Beliau Shalallaahu Alaihi Wassallam bersabda:
“Barang siapa yang mendirikan sholat pada waktunya, membaguskan wudhu’nya; serta menyempurnakan rukuk, sujud dan kekhusyukannya, maka sholat itu naik kelangit dalam rupa wajah putih bercahaya. Ia berkata, ‘Semoga Allah memeliharamu sebagaimana engkau telah memeliharaku. Namun sebaliknya, apabila sholatnya dilaksanakan diluar waktu, tidak menyempurnakan rukuk dan sujud serta tidak ditaburi dengan khusyuk yang sedemikian rupa, maka bisikan syaitan akan mempengaruhi dan mengalihkan jiwanya dari kekhusyukan hati dan kejernihan fikiran, sehingga tidak lagi bisa menghayati Kalam-kalam Allah yang di bacanya dan dzikir yang di ucapkannya, maka yang diperolehnya hanyalah rasa letih dan lelah saja namun, sholatnya itu sama sekali tidak mempunyai nilai di sisi Allah SWT. Inilah yang dimaksudkan dengan “orang-orang yang melalaikan sholat”.
“Barang siapa yang mendirikan sholat di luar waktunya; tidak membaguskan wudhu’nya; serta tidak menyempurnakan rukuk, sujud dan kekhusyukannya, maka sholat itu naik kelangit dalam rupa wajah hitam kelam. Ia (sholat itu) berkata, ‘Semoga Allah menelantarkanmu sebagaimana engkau telah menelantarkanku.” Dan dengan kehendak Allah, sholat itu dilipat sebagaimana pakaian manusia dilipat, lalu di pukulkan ke wajah orang itu.” Beliau SAW juga pernah bersabda: ”Sejelek-jelek manusia adalah yang mencuri dalam sholatnya.” {yaitu tidak menyempurnakan rukuk, sujud & kekhusyukannya}
Ahli ma’rifat berkata,”Sholat itu ada empat hal, yaitu dimulai dengan ilmu, berdiri dengan rasa malu, ditegakkan dengan keagungan, dan keluar darinya dengan rasa takut.” Sementara seorang guru sufi berkata,”Barangsiapa yang hatinya tidak menyatu dengan hakikat, rusaklah sholatnya.”
Bagi wanita Muslimah, apabila telah selesai mendirikan sholat tidak semestinya dia langsung meninggalkan tempat sholatnya untuk menyibukkan diri dalam berbagi pekerjaan rumah tangga atau kesibukan lainnya. Dianjurkan agar setelah selesai sholat, luangkanlah sedikit waktu Anda untuk ber-istighfar memohonkan ampunan-Nya sebanyak tiga kali, dilanjutkan dengan berdzikir menganggungkan nama-Nya dengan kalimat-kalimat tasbih (Subhanallah) -tahmid (Alhamdulillah) -takbir (Allahu Akbar), masing-masing sebanyak 33x dan digenapkan menjadi 100 kali dengan bacaan: “LAA ILAAHA ILLALLAAHU WAHDAHU LAA SYARIIKALAHU, LAHUL-MULKU WA LAHUL-HAMDU WA HUWA ‘ALAA KULLI SYAI-IN QADIR”
Sebagaimana sabda Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassallam yang diriwayatkan Imam Muslim yang artinya adalah: “Barang siapa bertasbih kepada Allah setiap kali selesai sholat sebanyak 33 kali, bertahmid kepada Allah sebanyak 33 kali, bertakbir kepada Allah sebanyak 33 kali, yang jumlah seluruhnya ada 99 kali, dan mengucapkan kelengkapan 100 kali-nya dengan kalimat “Tiada Tuhan selain Allah semata, yang tiada sekutu bagi-Nya, kepunyaan-Nya kerajaan dan milik-Nya pujian Dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu,” maka kesalahan-kesalahannya diampuni, sekalipun sebanyak buih di lautan.” (HR Imam Muslim)
Setelah membaca kesemua Istighfar dan dzikir tersebut diatas, hendaklah diteruskan dengan memanjatkan do’a munajat memohon kepada Allah Azza wa Jalla, agar semua urusannya di lancarkan dan dibaguskan, baik dalam urusan duniawi maupun ukhrowi, diberikan kenikmatan yang hakiki yaitu kenikmatan di dunia dan di akhirat, serta di beri-Nya petunjuk jalan yang lurus dalam segala urusannya. Dengan cara beginilah setiap wanita Muslimah dapat keluar dari sholat dalam keadaan bersih jiwanya, tenang hatinya dan suci ruhnya. Dalam keadaan begitu setiap wanita Muslimah akan dapat menghadapi setiap cobaan rintangan yang menghadang baik dalam kehidupannya di masyarakat maupun di dalam rumah-tangganya. Sholat yang khusyuk akan menimpa jwa seorang wanita Muslimah menjadi kuat dan tegar serta selalu ikhlas dan sabar setiap kali di timpa sesuatu hal yang kurang menyenangkan berupa kehilangan,kegagalan, musibah dan sebagainya, dan apabila dia di beri limpahan nikmat karunia berupa rizki yang berlimpah dari Allah SWT, maka ia akan senantiasa mensyukurinya dengan mengeluarkan sebagian rizkinya itu untuk berzakat-infak-sadaqoh dengan sepenuh ikhlas, tanpa disertai rasa ujub maupun riya’.
Inilah keadaan orang-orang yang senantiasa melaksanakan sholatnya dengan baik, meluruskan niat dan memfokuskan fikiran hanya kepada-Nya, banyak berdoa & istighfar di saat sujud serta menyempurnakannya dengan memperbanyak dzikir kepada Allah SWT dan bershalawat kepada Rasul-Nya.
Firman Allah SWT dalam al-Qur’an yaitu dalam surat Al-Ma’rij:
إِنَّ الْإِنسَانَ خُلِقَ هَلُوعاً إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعاً وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعاً إِلَّا الْمُصَلِّينَ
الَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَاتِهِمْ دَائِمُونَ وَالَّذِينَ فِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ مَّعْلُومٌ لِّلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ
الَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَاتِهِمْ دَائِمُونَ وَالَّذِينَ فِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ مَّعْلُومٌ لِّلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ
“Sesungguhnya manusia itu di ciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila dia ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan, ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan sholat, yang mereka itu tetap mengerjakan sholatnya, dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta-minta)” (QS.Al-Ma’rij [70]: 19-25)
Demikian diantara keutamaan dan kelebihan orang-orang atau wanita Muslimah yang senantiasa mengerjakan sholat lima waktu dengan sempurna dan dengan penuh ke khusyu’an serta istiqomah di dalam melaksanakannya.
Tulisan Sebelumnya
Demikian diantara keutamaan dan kelebihan orang-orang atau wanita Muslimah yang senantiasa mengerjakan sholat lima waktu dengan sempurna dan dengan penuh ke khusyu’an serta istiqomah di dalam melaksanakannya.
Tulisan Sebelumnya
Post a Comment