Menu

Romo Gus Mendem Romo Gus Mendem Author
Title: 3. Kitab Suci Bibel
Author: Romo Gus Mendem
Rating 5 of 5 Des:
MALAM KE-II KITAB SUCI BIBEL BM : Sejak Kapankah saudara beragama atau masuk Kristen? AW : Sejak saya dilahirkan. BM : Apakah saudara benar-...

MALAM KE-II
KITAB SUCI BIBEL



BM: Sejak Kapankah saudara beragama atau masuk Kristen?

AW: Sejak saya dilahirkan.

BM: Apakah saudara benar-benar mempelajari bahwa agama Kristen itu suatu agama yang paling benar?

AW: Ya, memang saya menyadari.

BM: Apakah saudara berkeyakinan bahwa Kitab Injil itu suci?

AW: Guru saya menerangkan bahwa Bibel adalah Kitab Suci berisi pengajaran Tuhan Yesus, yang dicatat oleh Rasul-rasul Matius, Lukas, Johanes dan Rasul Markus.

BM: Apakah yang dimaksud suci pada Bibel itu mempunyai arti bahwa Bibel bersih daripada kesalahan-kesalahan?

AW: Betul demikian. Tetapi kesalahan yang bagaimana yang Bapak maksudkan?

BM: Misalnya, pada suatu saat ada orang mengabarkan pada saudara si 'A' sakit, sedangkan orang lain memberitahukan bahwa pada saat itu si 'A' tidak sakit. Kedua berita itu apakah benar semuanya, atau salah semuanya, atau salah satunya benar?

AW: Di antara keduanya itu, tentu salah satu benar, atau keduanya salah dan mustahil kedua-duanya benar.

BM: Satu misal lain. Ada orang berkata si 'A' mempunyai tiga orang anak dan seorang lain mengatakan si 'A' mempunyai sepuluh orang anak. Apakah dua perkataan itu benar semuanya atau salah semuanya, atau salah satu saja yang benar?

AW: Tidak mungkin benar semuanya, melainkan salah satunya yang benar, atau salah semuanya.

BM: Kalau saya mengatakan benar semuanya, bagaimana pendapat saudara?

AW: Itu adalah mustahil, karena ternyata ada perselisihan diantara keduanya.

BM: Andaikata ada suatu kitab suci, akan tetapi ayat-ayat didalamnya diantara yang satu dengan yang lain terdapat perselisihan, apakah kitab itu dinamakan Kitab Suci?

AW: Tentu bukan kitab suci, karena yang dinamakan kitab suci itu adalah Ilham (wahyu) dari Tuhan, yang mustahil terdapat kesalahan atau perselisihan.

BM: Jadi, kalau begitu bukan Kitab Suci lagi?

AW: Betul! Kesuciannya telah batal.

BM: Kalau demikian, tentu isinya tidak dapat dipercaya kesuciannya atau kebenarannya, karena di antara ayat-ayatnya terdapat perselisihan?

AW: Yang jelas di antara ayat-ayatnya pasti bukan dari Tuhan, atau sudah dicampur adukkan dengan karangan manusia, sehingga kesuciannya ternoda. Ringkasnya, sudah tidak suci lagi.

BM: Kalau misalnya Bibel terdapat selisih antara satu ayat dengan ayat lain, apakah saudara masih berkeyakinan Bibel itu Kitab Suci?

AW: Saya tidak yakin kalau Kitab Bibel tidak suci. Terkecuali kalau ada bukti-bukti nyata yang menunjukkan ayat-ayatnya berselisih antara yang satu dengan yang lain, yang dapat menimbulkan keraguan saya tentang kesuciannya. Menurut penelitian bapak, apakah ayat-ayat Bibel ada yang berselisih?

BM: Ya. Banyak yang berselisih!

AW: Di Perjanjian Lama atau Perjanjian Baru?

BM: Dua-duanya terdapat beberapa perselisihan antara satu ayat dengan ayat yang lain.

AW: Di bab apa, dan pasal, serta ayat berapa?

BM: Supaya berurutan saya atur dalam beberapa pasal. Pertama soal Ketuhanan Yesus, karena soal ketuhanan adalah termasuk kepercayaan pokok pada tiap-tiap agama. Jadi, soal ini perlu sekali didahulukan. Sesudah itu kita berpindah kepada soal yang lain yang berhubungan dengan soal agama Kristen yang termaktub dalam kitab Bibel. Bagaimana pendapat saudara?

AW: Baik, saya menyetujui pendapat Bapak.

BM: Sekarang saya ingin bertanya, apakah alasan saudara bahwa Yesus menjadi 'anak Tuhan'?

AW: Dalam Matius Pasal 3 ayat 17 menyebutkan demikian: "Maka suatu suara dari langit mengatakan: "Inilah anakku yang kukasihi. Kepadanya Aku berkenan." Juga di Lukas pasal 4 ayat 41, menyebutkan bahwa 'Yesus itu anak Allah.'

BM: Kalau begitu silahkan buka Matius pasal 5 ayat 9

AW: Baik, Dalam pasal dan ayat itu menyebutkan: "Berbahagialah segala orang yang mendamaikan orang, karena mereka itu akan disebut Anak-anak Allah."

BM: Berdasarkan ayat tersebut yang dimaksudkan 'anak Allah' itu ialah orang yang dihormati seperti Nabi. Kalau Yesus dianggap Anak Allah, maka semua orang yang mendamaikan manusia pun menjadi 'anak-anak Allah.' Jadi, bukan Yesus saja Anak Allah, tetapi ada terlalu banyak.

AW: Dalam Yahya pasal 14 ayat 9 disebutkan: "Siapa yang sudah nampak Aku, ia sudah nampak Bapa", dan di Ayat 10 disebutkan: "Tiadakah engkau percaya bahwa aku ini di dalam Bapa, dan Bapa pun di dalam Aku? Segala perkataan yang Aku ini katakan kepadamu, bukanlah Aku katakan dengan kehendak sendiri, melainkan Bapa itu yang tinggal di dalam Aku. Ia mengadakan segala perbuatan itu".

BM: Baiklah, silahkan saudara periksa Yahya pasal 17 ayat 23

AW: Baik, di pasal ini disebutkan bahwa: "Aku di dalam mereka itu, dan engkau di dalam Aku; Supaya mereka itu sempurna di dalam persekutuan."

BM: Perhatikan di ayat ini ada tersusun kata "Aku di dalam mereka". Kata mereka di ayat ini adalah sahabat Yesus. Sedang yang dimaksudkan dengan "Aku" ialah Tuhan. Jadi kata "Aku" beserta "mereka" artinya Tuhan beserta sahabat-sahabat Yesus. Kalau saudara percaya hal kesatuan Yesus dengan Bapa, maka saudarapun harus percaya tentang kesatuan Bapa itu dengan sekalian sahabat Yesus yang 12 orang jumlahnya. Jadi bukan Yesus dan Roh suci saja yang menjadi satu dengan Tuhan, melainkan harus ditambah 12 orang lagi. Ini namanya persatuan Tuhan atau Tuhan Persatuan bukan hanya Tri Tunggal tetapi 15 tunggal. Jadi berdasarkan perselisihan ayat-ayat tersebut yang manakah yang benar. Tiga menjadi tunggal atau 15 menjadi Tunggal. Ayat yang manakah yang akan saudara yakini, yang tiga menjadi tunggalkah atau yang limabelas itu?

AW: Tunggu dulu Pak, ini agak membingungkan saya.

BM: Tentu akan lebih membingungkan Saudara kalau saya tunjukkan ayat yang lain. Silahkan periksa Yahya pasal 17 ayat 3

AW: Baik, di sini menyebutkan: "Inilah hidup yang kekal, yaitu supaya mereka mengenal engkau, Allah yang Esa, dan Yesus Kristus yang telah engkau suruhkan itu."

BM: Di ayat ini menyebutkan Tuhan adalah Esa. Dalam Kamus bahasa Indonesia oleh E. St. Harahap cetakan ke II, disebutkan bahwa Esa itu berarti satu, pertama (tunggal), dan di ayat itu juga disebutkan bahwa Yesus Kristus adalah pesuruh Allah (Utusan/Rasul). Kalau demikian manakah yang benar. Bibel yang diakui kitab suci oleh saudara, tetapi isinya bertentangan antara yang satu dengan yang lain. Di satu ayat menyebutkan Tuhan dan Yesus menjadi satu, di lain ayat lima belas menjadi satu dan yang lain lagi Tuhan itu tunggal, sedangkan di ayat itu pula menyebutkan bahwa Yesus itu Pesuruh Allah, bukan Tuhan. Menurut pengakuan saudara suatu kitab suci yang kandungan ayat-ayatnya bertentangan antara yang satu dengan yang lain tentu sulit sekali dipercaya kesuciannya. Sebab yang disebut suci itu bersih dari kekeliruan dan perselisihan.

AW: Masih adakah ayat yang menyebutkan demikian?

BM: Ayat yang bagaimana yang saudara maksudkan?

AW: Ayat yang mengatakan bahwa Tuhan itu Esa (tunggal), bukan tiga menjadi satu.

BM: Silahkan buka di Ulangan pasal 4 ayat 35

AW: Baik, di pasal dan ayat ini menyebutkan: "Maka kepadamulah ia itu ditunjuk, supaya diketahui olehmu bahwa Tuhan itulah Allah, dan kecuali Tuhan yang Esa tiadalah yang lain lagi."

BM: Jelas di dalam Bibel sendiri menerangkan bahwa Tuhan itu Esa, Tunggal.

AW: Tetapi itu di dalam Kitab Perjanjian Lama, apakah terdapat juga di Perjanjian Baru?

BM: Saudara minta di Perjanjian Baru? Baiklah, silahkan saudara buka Markus, pasal 12 ayat 29.

AW: Baik, di pasal dan ayat ini menyebutkan: "Maka jawab Yesus kepadanya. Hukum yang terutama ialah: Dengarlah olehmu hai Israil, adapun Allah Tuhan kita ialah Tuhan yang Esa."

BM: Periksa lagi di Perjanjian Lama di Ulangan pasal 6 ayat 4

AW: Baik, di sini disebutkan: "Dengarlah olehmu hai Israil, sesungguhnya Hua Allah kita, Hua itu Esa adanya".

BM: Adakah belum jelas bahwa Bibel sendiri yang menjadi kitab sucinya orang Kristen menyebutkan seterang-terangnya bahwa Tuhan itu Tunggal, bukan tiga menjadi satu atau satu menjadi tiga? Taruh kata di Bibel ada ayat yang menyebutkan Tuhan itu Tiga menjadi satu, saya ingin bertanya yang manakah di antara kedua ayat itu yang benar, yang tunggalkah atau yang tiga menjadi tunggal. Jadi salah satu dari dua ayat tersebut pasti ada yang benar, karena sudah jelas dua ayat itu tidak sama, Kalau salah satu atau dua-duanya salah, maka kandungan kitab suci yang salah; jadi bukan kitab suci namanya!

AW: Betul, salah satu pasti salah, atau kedua-keduanya salah!

BM: Kalau demikian, apakah dapat diyakinkan kebenarannya suatu Kitab Suci, kalau kitab suci itu mengandung kesalahan atau tidak benar isinya?

AW: Ya, yang disebut kitab suci itu harus bersih dari kesalahan-kesalahan, kalau tidak demikian maka batallah kesucian kitab itu.

BM: Menurut kepercayaan saudara apakah Yesus bersatu dengan Allah?

AW: Ya, demikian.

BM: Kalau demikian tentu Yesus adalah selalu bersama Allah dan Allah selalu bersama Yesus?

AW: Betul demikian sebagaimana tersebut dalam Yahya 10, 30, yang bunyinya sebagai berikut: "Aku dan Bapa itu satu adanya". Demikian juga Roh Suci. Sebab Roh Suci itu menjadi satu dengan Yesus, sebagaimana tersebut dalam Injil, ialah setelah Yesus berumur 30 tahun turun Roh Suci kepadanya dan dibaptiskan oleh Pembaptis yaitu Yahya. Jadi jelas bahwa Yesus, Roh Suci, Tuhan adalah tunggal.

BM: Kalau begitu, silahkan buka Matius pasal 27 ayat 46.

AW: Baik, di pasal dan ayat ini menyebutkan: "Maka sekira-kira pukul tiga itu berserulah Yesus dengan suara yang Nyaring katanya: "Eli, eli lama sabakhtani" artinya: "Ya Tuhan, apakah sebabnya Engkau meninggalkan aku?"

BM: Berdasarkan seruan Yesus di ayat itu, jelas bahwa Yesus tidak bersatu dengan Tuhan, yakni Tuhan meninggalkan Yesus, waktu akan disalibkan. Mestinya kalau Tuhan menjadi satu dengan Yesus, di saat itulah saat tepat untuk menolong Yesus, tetapi kenyataannya Tuhan tidak bersatu dengan Yesus sehingga Yesus sendiri minta tolong.

AW: Tetapi Yesus itu hidupnya memang untuk disalib guna menebus dosa manusia.

BM: Kalau hidupnya Yesus memang untuk di salib, mengapa Yesus tidak bersedia dan menolak untuk di salib? Buktinya ia berseru dengan suara nyaring minta tolong pada Tuhan agar ia terlepas dari disalibkan. Dengan lain kata Yesus tidak bersedia selaku penebus dosa.

AW: Betul, saya lantas tidak mengerti mengapa ayat-ayat Bible itu ada yang simpang siur?

BM: Dari sebab itu mengapa saudara menyembah Yesus selaku Tuhan yang tidak berkuasa menyelamatkan dirinya sendiri, yang malah minta tolong? Pantaskah ada Tuhan demikian? Dan saya lanjutkan bertanya, apakah manusia-manusia yang menyalibkan Yesus itu dilaknat?

AW: Pasti dilaknat!

BM: Mestinya tidak dilaknat, malah Yesus harus berterima kasih kepada mereka yang menyalibkan dia, bahkan mereka itu seharusnya mendapat ganjaran., oleh karena menurut keterangan saudara, hidupYesus itu harus disalib untuk menebus dosa-dosa manusia. Andaikan tidak ada manusia yang bersedia menyalibkan Yesus, maka dosa-dosa manusia tentu tidak ada yang menebusnya. Jadi manusia-manusia yang telah menyalibkan Yesus itu berjasa kepada Yesus dan penganut-penganut Kristen. Akan tetapi mereka yang sudah terbukti berjasa itu malah dilaknat. Mestinya mereka itu masuk Sorga dan dipuji-puji atas jasanya.

AW: Ini memang tidak masuk di akal atau sekurang-kurangnya memang sulit dimengerti; akan tetapi Roh Tuhan bersatu dengan Yesus itu tidak mustahil. Sebagaimana banyak manusia yang kesurupan hantu, jin, malaikat atau makhluk-makhluk halus lainnya, sehingga tindakan-tindakan dan perbuatannya menurut kehendak makhluk halus tersebut. Demikian juga ada yang kemasukan Roh Suci seperti Roh malaikat, sehingga tindakan-tindakan dan perbuatannya adalah suci.

BM: Kalau demikian baiklah saya bikin pertanyaan begini: manusia bersatu dengan (kesurupan) jin itu, apakah dia disebut jin?

AW: Tidak.

BM: Yesus yang bersatu (menerima) Roh Tuhan itu apakah ia disebut Tuhan?

AW: Mestinya tidak juga.

BM: Seharusnya begitu. Jadi, jelas bahwa Yesus yang menerima Roh Ketuhanan tentunya bukan Tuhan. Manusia yang menerima wahyu Tuhan itu bukan Tuhan melainkan adalah utusannya (pesuruh) Tuhan. Sesuai dengan pengakuan Yesus sendiri sebagaimana tersebut dalam Yahya pasal 17 ayat 3 yang berbunyi: "supaya mereka mengenal Engkau, Allah Yang Maha Esa dan Benar, dan Yesus Kristus yang telah Engkau suruhkan itu"

AW: Saya lantas tambah tidak mengerti tentang Ketuhanan Yesus itu.

BM: Menurut keterangan saudara tadi, bahwa manusia yang bersatu dengan (kesurupan) makhluk halus seperti roh-roh, jin dan malaikat maka tindakan dan perbuatannya pasti menurut kehendak atau menyerupai perbuatan makhluk-makhluk halus itu.

AW: Benar begitu.

BM: Kalau demikian, maka Yesus yang saudara akui bersatu dengan Tuhan mestinya tindakan-tindakan dan perbuatannya menyerupai perbuatan Tuhan.

AW: Mestinya begitu.

BM: Akan tetapi kenyataannya tidak demikian. Tuhan tidak tidur tetapi Yesus Tidur, Tuhan tidak makan tetapi Yesus Makan, Tuhan tidak Sakit tetapi Yesus Sakit, Tuhan tidak menyembah kepada siapapun tetapi Yesus Menyembah Tuhan, Tuhan tidak mati tetapi Yesus Mati, walaupun menurut i'tikad Kristen hidup kembali, tetapi ia mati!

AW: Menurut anggapan orang Kristen salah satu yang menyebabkan Yesus bersatu dengan Tuhan, karena ia mengetahui yang gaib.

BM: Kalau begitu silahkan buka Markus pasal 13 ayat 31, 32.

AW: Baik, ayat itu menyebutkan: "Sesungguhnya langit dan Bumi akan lenyap, tetapi perkataanku kekal. Tetapi akan harinya atau ketikanya itu ada diketahui oleh seorang jua pun, baik segala malaikat yang disurgapun tidak, anak itupun tidak, hanyalah Bapa saja."

BM: Jelas. Di Bibel sendiri tertulis, Yesus sendiri mengaku tidak ada yang tahu kapan hari kiamat, melainkan hanya Tuhan saja. Jadi tegas, Yesus sendiri tidak mengetahui waktunya kiamat, yang termasuk sesuatu yang gaib. Yang tidak tahu itu, pasti bukan Tuhan.

AW: Tetapi Yesus menyebutkan dirinya di ayat ini dengan kata "Anak" yang berarti ia anak Tuhan.

BM: Silahkan buka Matius pasal 1 ayat 16

AW: Baik, di situ disebutkan: "dan Yakub memperanakkan Yusuf, yaitu suami Maria; ialah yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus."

BM: Jelas, bahwa yang diperanakkan itu pasti bukan Tuhan sebagaimana tersebut dalam ayat tersebut. Silahkan periksa lagi Keluaran pasal 4 ayat 22.

AW: Baik, di situ disebutkan: "Maka pada masa itu hendaklah katamu kepada Fir'aun demikian: "Inilah Firman Tuhan: Bahwa Israil itulah anakKu laki-laki, yaitu anakKu yang sulung."

BM: Di ayat ini disebutkan bahwa Israil adalah anak Tuhan yang sulung, sedangkan Yesus tidak disebutkan anak keberapa, silahkan buka lagi Yeremia pasal 31 ayat 9.

AW: Ayat ini menyebutkan; "Akulah Bapak bagi Israil; dan Afraim itulah anak yang sulung."

BM: Jelas sekali bahwa berdasarkan Bibel sendiri Anak Tuhan itu banyak. Bukan Yesus saja. Padahal sebenarnya yang dimaksudkan dengan Anak dalam itu ialah mereka yang dikasihi oleh Tuhan, termasuk Yesus. Jadi bukan anak yang sebenarnya.

AW: Tetapi dalam Matius pasal 1 ayat 18 menyebutkan sebagai berikut: "Adapun kelahiran Yesus Kristus demikian adanya Tatkala Maria, yaitu ibunya, bertunangan dengan Yusuf, sebelum keduanya bersetubuh, maka nyatalah Maria itu hamil dari pada Rohulkudus". Roh Kudus artinya Roh Tuhan. Oleh karenanya maka Yesus itu adalah anak Tuhan, sebagaimana juga di Matius pasal 1 ayat 20 menyebutkan: "Yusuf bermimpi seorang Malaikat, Tuhan berkata: "Hai Yusuf, anak Daud janganlah engkau kuatir menerima Maria itu menjadi istrimu karena kandungannya itu terbitnya dari pada Rohulkudus."

BM: Kalau Begitu, silahkan buka Kisah Rasul pasal 6 ayat 5

AW: Baik, ayat itu menyebutkan: "Maka perkataan ini diperkenankan oleh sekalian orang banyak itu, lalu memilih Stepanus, yaitu seorang yang penuh dengan iman, dan Rohulkudus, dan lagi Philipus, dan Prokhorus, dan Nikanor, dan Simon, dan Parmenas, dan Nikolaus yaitu mualaf asalnya dari negeri Antiochia."

BM: Jadi, berdasarkan ayat Bibel sendiri menunjukkan bahwa Rohulkudus itu bukan pada Yesus saja. Ini menunjukkan bahwa Rohulkudus itu Roh Suci, atau Roh Kesucian yang maksudnya roh yang bersih dari roh-roh kotor, bukan seperti roh setan atau hantu. Sebagaimana halnya pada Nabi lainnya dengan roh sucinya. Menurut Al-Qur'an Rohulkudus (Roh Suci) itu berarti Jibril. Di Bibel sendiri menyebutkan bahwa para Nabi yang terdahulu adalah Kudus.

AW: Di Bibel pasal berapa menyebutkan demikian?

BM: Silahkan Periksa surat Petrus yang Kedua pasal 3 ayat 2.

AW: Baik, Pasal dan ayat ini menyebutkan: "Supaya kamu ingat perkataan yang sudah disabdakan, dahulu oleh Nabi yang kudus dan akan hukum Tuhan lagi juru Selamat, dengan jalan Rasul-rasul yang disuruhkan kepadamu."

BM: Jelas, di Bibel Sendiri menyebutkan bahwa Rohulkudus itu bukan Tuhan; dengan lain kata bahwa Yesus dalam kandungan Maria itu bukan Tuhan atau Roh Tuhan, melainkan adalah roh bersih, suci, dengan izin atau perintah Allah yang dikaruniakan kepada hamba yang dikehendaki-Nya. Lebih jelas harap saudara periksa dalam Kisah Rasul pasal 5 ayat 32.

AW: Ayat tersebut menyebutkan: "Dalam kami inilah saksi atas segala perkara itu, demikian juga Rohulkudus yang dikaruniakan Allah kepada sekalian orang yang menurut Dia."

BM: Silahkan periksa lagi dalam Lukas pasal 1 ayat 41.

AW: Pasal ini menyebutkan bahwa: "Maka berlakulah tatkala Elisabeth mendengar salam Maria itu, meloncatlah kanak-kanak yang di dalam rahimnya itu dan Elisabeth penuh dengan Rohulkudus."

BM: Sudah jelas sekali bahwa arti Rohulkudus adalah Roh Suci yang dikaruniakan oleh Allah kepada siapa pun yang dikehendaki-Nya. Kalau sekiranya Rohulkudus itu diartikan dengan Allah atau Roh Allah, maka bukan Yesus saja menjadi Tuhan atau anak Tuhan, melainkan segala orang yang taat kepada Tuhan, para Nabi dan Elisabeth (Istri Zakaria) pun mestinya Tuhan juga.

AW: Yesus dianggap Tuhan oleh karena ia mempunyai Roh Ketuhanan, terbukti dengan pangkat Ketuhanannya sehingga ia dapat menghidupkan orang mati, Inilah kesamaan Allah dengan Yesus.

BM: Kalau begitu, periksa di Kitab Raja-Raja yang Kedua pasal 13 ayat 21.

AW: Baik, di sini ada menyebutkan: "Maka sekali peristiwa apabila dikuburkannya seorang Anu, tiba-tiba terlihat mereka itu suatu pasukan, lalu dicampakkannya orang mati itu kedalam kubur Elisa, maka baru orang mati itu dimasukkan kedalamnya dan kena mayat Elisa itu, maka hiduplah orang itu pula, lalu bangun berdiri."

BM: Di sini menyebutkan malah tulang-tulang Ilyas (Elisa) dapat menghidupkan orang mati. Jadi bukan Yesus saja dapat menghidupkan orang mati, bahkan tulang-tulang Ilyas dapat menghidupkan orang mati! Yang berarti Tulang-tulang Ilyas adalah tulang-tulang Ketuhanan. Kalau Yesus di waktu hidupnya dapat menghidupkan orang mati, akan tetapi Elisa diwaktu tidak bernyawa, malah hanya dengan tulang-tulangnya yang di dalam kubur dapat menghidupkan orang mati. Kalau perbuatan Yesus dikatakan ajaib, maka Elisa lebih ajaib dari pada Yesus. Jadi seharusnya Ilyas-pun dianggap Tuhan juga. Periksa lagi di Kitab Raja-Raja yang Pertama pasal 17 ayat 22.

AW: Ya, disini menyebutkan: "Maka di dengar akan Do'a Elisa itu, lalu kembalilah nyata kanak-kanak itu kedalamnya sehingga hiduplah ia pula."

BM: Kalau secara adil, seharusnya Elisa dianggap Tuhan juga.

AW: Tapi Yesus dapat menyembuhkan orang buta sehingga melihat.

BM: Kalau begitu periksa Kitab Raja-Raja yang Kedua pasal 6 ayat 17 dan ayat 30

AW: Ya, di pasal itu menyebutkan yang maksudnya bahwa Elisa dapat menyembuhkan orang buta, sehingga dapat melihat.

BM: Kalau begitu, Elisapun harus dianggap Tuhan juga, karena menyamai Yesus dan menyamai sifatnya Tuhan.

AW: Sekali lagi, Tuhan Yesus dapat menyembuhkan penyakit Lepra (penyakit kusta).

BM: Silahkan periksa Kitab Raja-Raja yang Kedua pasal 3 ayat 10 dan ayat 11

AW: Baik. Di pasal dan ayat itu menyebutkan yang maksudnya bahwa Elisa dapat menyembuhkan orang sakit kusta bernama Naaman.

BM: Jadi Elisapun dapat menyembuhkan orang buta dan penyakit kusta, malah dapat menghidupkan orang mati. Mengapa tidak diangkat juga menjadi Tuhan?

AW: Akan tetapi pasal kejadian Yesus tanpa percampuran laki-laki dengan istrinya. Inilah kelebihan rohnya Yesus daripada rohnya Elisa.

BM: Asal kejadian Nabi Adam tanpa Bapa dan Ibu. Mengapa Adam tidak dianggap Tuhan? Juga Hawa (eve) asal kejadiannya tanpa ibu, iapun bisa dianggap juga Tuhan wanita.

AW: Tapi Adam dan Hawa kedua-duanya berdosa.

BM: Kalau begitu, Yesuspun berdosa, Karena Yesus keturunan Maria, sedangkan Maria Keturunan Adam dan Hawa. Yesus sendiri pernah dibawa oleh Iblis ke puncak gunung. Pantaskah Tuhan dibawa Iblis?

AW: Dimana ceritera itu disebutkan?

BM: Di Bibel. Silahkan saudara periksa Lukas, pasal 4 ayat 5

AW: Baik, di situ menyebutkan: "Maka iblispun membawa dia kepuncak gunung ......"

BM: Nah, suatu kejadian aneh, Tuhan dibawa iblis yang berarti ia tunduk kepada kemauan iblis.

AW: Walaupun demikian, Yesus tetap suci daripada dosa.

BM: Para Nabi lainnya pun suci dari pada dosa. Akan tetapi mereka tidak menganggap dirinya selaku Tuhan, malah Yesus sendiripun tidak juga mengaku Tuhan, kecuali pengikut-pengikutnya yang 'mempertuhankan' dia.

AW: Tidak demikian, nabi-nabi berbuat dosa, tetapi Yesus tidak.

BM: Nabi-nabi yang berbuat dosa atau kesalahan itu telah bertobat, lalu diberi ampun oleh Tuhan, sebagaimana juga Yesus pernah minta ampun dan diberi ampun oleh Tuhan. Mereka para Nabi diberi ampun, artinya dosanya telah habis karenanya, lalu mereka disebut bersih dari dosa dan kesalahan-kesalahan.

AW: Di manakah menyebutkan bahwa Yesus merasa ia minta ampun kepada Tuhan?

BM: Silahkan saudara periksa sendiri di Matius pasal 6 ayat 12.

AW: Baik, di pasal dan ayat tersebut menyebutkan: "Dan ampunilah kiranya kami segala kesalahan kami, seperti kami ini sudah mengampuni orang yang berkesalahan kepada kami."

BM: Jelas Yesus sendiri meminta ampun akan kesalahannya. Jadi dia pernah berbuat kesalahan.

AW: Tetapi di ayat ini juga ada menyebutkan bahwa Yesus suka memberikan ampun semua kesalahan orang kepadanya.

BM: Kalau hanya begitu, kitapun bisa. Kitapun bersedia memberikan ampun kepada orang-orang yang berbuat kesalahan kepada kita.

AW: Tetapi tidak ada manusia selain Adam yang dilahirkan kedunia ini tanpa Bapak, melainkan Yesus saja. Jadi masih dapat dibenarkan kalau Yesus disebut 'Putera Tuhan' atau 'Tuhan Anak'.

BM: Kalau misalnya ada seorang manusia yang dilahirkan tanpa Bapak dan Ibu, maka orang itu pasti akan diakui oleh saudara bahwa ia lebih berhak menduduki jabatan Tuhan daripada Yesus yang dilahirkan tanpa bapak saja.

AW: Tetapi dalam sejarah manusia belum pernah ada, dan mustahil adanya!

BM: Kalau kiranya ada, maka yang manakah di antara keduanya yang lebih tinggi derajat Ketuhanannya antara Yesus yang dilahirkan hanya tanpa bapak saja dengan manusia yang dilahirkan tanpa bapak dan Ibu?

AW: Menurut akal tentunya manusia yang dilahirkan tanpa bapak dan ibu itu lebih tinggi derajat ketuhanannya. Oleh karena ia dilahirkan lebih ajaib keadaannya daripada kelahiran Yesus.

BM: Benarkah demikian pendapat Saudara?

AW: Ya, saya akui, manusia yang demikian lebih ajaib dari pada Yesus; akan tetapi saya minta supaya bapak tunjukkan di kitab; dan bapak harus mengambil dari kitab yang terkenal, bukan dari buku-buku dongengan atau ceritera-ceritera khayalan saja.

BM: Supaya Lekas beres urusan ini, silahkan saudara periksa di Kitab Bibel atau Injil, Kitab Suci saudara sendiri.

AW: Di Bab dan pasal berapakah ada menyebutkan?

BM: Silahkan saudara periksa di Ibrani pasal 7 ayat 1, 2 dan 3

AW: Baik, di pasal dan ayat ini menyebutkan seperti berikut: "Adapun Malkisedik itu, yaitu raja di Salem dan Imam Allah taala, yang sudah berjumpa dengan Ibrahim tatkala Ibrahim kembali daripada menewaskan raja-raja, lalu diberkatinya Ibrahim. Kepadanya juga Ibrahim sudah memberi bahagian sepuluh Esa. Makna Malkisedik itu kalau diterjemahkan, pertama-tama artinya raja keadilan, kemudian pula raja di Salem, yaitu raja damai". Yang tiada berbapak dan tiada beribu dan tiada bersilsilah, dan tiada berawal, ..."

BM: Cukup. Saudara telah membaca di kitab suci saudara sendiri bahwa Malkisedik seorang raja di Salem tanpa bapak dan ibu, malah tiada silsilahnya. Sesuai dengan pendapat saudara, apakah cerita yang disebutkan dalam kitab suci saudara ini berupa dongengan atau cerita-cerita khayalan? Kalau dikatakan dongeng atau cerita khayalan, maka apakah saudara akan terima kalau ada yang mengatakan bahwa kitab suci saudara ada mengandung cerita-cerita khayalan atau dongengan yang dibuat-buat? Dan kalau saudara masih mempertahankan kesucian kitab saudara itu mengapakah saudara tidak mengangkat Malkisedik menjabat tuhan juga? malah jabatan ketuhanannya tentunya lebih tinggi daripada Yesus. Dan berpegang pada pendirian saudara sendiri, kelahiran Malkisedik itu lebih ajaib dari Yesus. Oleh karena Yesus dilahirkan tanpa bapak sedangkan Malkisedik dilahirkan tanpa bapak dan ibu. Selain itu Malkisedik masih mempunyai kelebihan lagi daripada Yesus. Yesus dilahirkan dengan bersilsilah, yaitu dari Maria, sedangkan menurut Bibel sendiri Malkisedik dilahirkan tanpa silsilah sama sekali. Apakah saudara masih akan mempertahankan ketuhanan Yesus?

AW: Saya lantas tidak mengerti dan menjadi bingung!

BM: Tidak mengerti itu tidak apa-apa, dan bingung sebenarnya tidak apa-apa, karena kalau sudah mengerti, rasa bingung akan lenyap dengan sendirinya.

AW: Ya, saya membenarkan keterangan bapak. Tetapi dalam kitab Injil Johanes pasal 1 ayat 1 dan 2 menyebutkan: "Maka pada mulanya ada itu Kalam maka Kalam itu, serta dengan Allah, dan Kalam itu Allah. Ia itu pada mulanya serta dengan Allah. Kata "Ia" di ayat ini maksudnya ialah "Yesus." Jadi, Yesus beserta dengan Allah.

BM: Dalam susunan ayat tersebut di atas ada kata penghubung ialah : "Serta" atau beserta. Kalau ada orang berkata "Si Salim dengan si Amin" maka susunan kalimat ini semua orang dapat mengerti bahwa si Salim tetap si Salim bukan si Amin jadi berdasarkan ayat Bibel yang Saudara baca dengan susunan "Ia" (Yesus) beserta Allah, langsung dapat dimengerti bahwa Yesus bukan Allah, dan Allah bukan Yesus. Jelaslah bahwa Yesus tidak sama dengan Allah: dengan kata lain kata Yesus bukan Tuhan. Dan di ayat itu juga disebutkan bahwa Kalam itu Allah. Padahal Kalam itu bukan Allah dan Allah bukan Kalam. Jadi Allah dan Kalam pun lain.

AW: Bagaimana kalau Yesus disebut saja Anak Tuhan?

BM: Saya sudah jelaskan tentang itu pada saudara dalam pembicaraan kita yang lalu. Dan saudara telah mengakui kebenaran keterangan saya. Sekarang saya tambah, Kalau Tuhan itu beranak, baik anaknya berupa manusia seperti Yesus atau lainnya, maka ke Esa-an Tuhan sudah ternoda karenanya. Sedang kita pun tidak mungkin menodai ke Esa-an Tuhan.

AW: Tetapi dalam Kitab Wahyu, pasal 22 ayat 13 menyebutkan: "Maka Aku inilah Alif dan Ya, yang terdahulu dan yang kemudian. Yang Awal dan Yang Akhir."

BM: Rangkaian perkataan itu bukan perkataan Yesus sendiri, melainkan firman Allah kepada Yesus. Bukti kebenaran perkataan saya ini silahkan saudara periksa di Kitab Wahyu tersebut pasal 21 ayat 6.

AW: Baik, pasal dan ayat ini menyebutkan: "Maka firmannya kepadaku: "Sudahlah genap; Aku inilah Alif dan Ya, yaitu yang awal dan yang Akhir."

BM: Jelas di ayat itu menyebutkan "Maka firmannya kepadaku", Siapakah yang berfirman kepadaku (kepada Yesus) di ayat ini?

AW: Tentu Allah yang berfirman.

BM: Jadi yang berfirman Aku inilah Alif dan Ya, yang Awal dan Yang Akhir, bukan perkataan Yesus sendiri, tetapi firman Allah kepada Yesus.

AW: Di Johanes pasal 8 ayat 58 Yesus berkata: "Sebelumnya Ibrahim aku sudah ada." Jadi, bisa dianggap Yesus itu permulaan.

BM: Kalau Yesus dikatakan 'permulaan,' maka diapun tidak benar. Karena pada mulanya Yesus itu tidak ada, lalu diperanakkan oleh Maria dan sesudah itu Yesus mati. Walaupun ia dikatakan hidup lagi. Dan orang sudah mati itu tidak bisa dikatakan: 'seorang yang terkemudian', dan kalau Yesus itu hidup lagi, tidak bisa dikatakan: "Permulaan", bukan pula 'yang terkemudian', bukan yang 'awal' maupaun 'yang akhir.'

AW: Saya lantas makin tidak mengerti, malah tambah membingungkan saya karena pada mulanya Yesus itu tidak ada, lalu diperanakkan oleh Maria dan sesudah itu Yesus mati. Yang pada mulanya tidak ada, tidak bisa disebut 'permulaan'. Kalau Yesus diperanakkan, mustahil bisa disebut 'permulaan.' Dan kalau Yesus pernah mati, mustahil bisa disebut 'yang terkemudian.'

BM: Supaya lebih jelas kepada saudara, maka saya hadapkan pertanyaan, andaikata Yesus itu disebut 'permulaan,' maka apa dengan dasar inikah saudara mengakui Yesus itu Tuhan?

AW: Ya, betul begitu.

BM: Kalau demikian, bagaimanakah anggapan saudara, kalau sekiranya dalam kitab suci saudara ada menyebutkan bahwa ada seseorang manusia Yesus, yang tidak ada permulaannya dan tidak ada kesudahannya. Apakah manusia itu akan diakui Tuhan juga oleh saudara?

AW: Di pasal manakah menyebutkan demikian?

BM: Sebelum saya tunjukkan, apakah saudara masih tetap berpendirian akan mengakui Tuhan kepada seorang yang tidak ada permulaan dan kesudahannya, sebagaimana saudara bertuhan kepada Yesus?

AW: Kalau betul ada, tentu saya bimbang atau sekurang-kurangnya meragukan kebenaran Yesus selaku Tuhan.

BM: Mestinya saudara mengakui Tuhan dua-duanya, dengan lain kata disamping Yesus ada lagi Tuhan Tambahan.

AW: Ya, bisa juga begitu. Akan tetapi tentu saja keyakinan saya lantas tambah tidak karuan. Di pasal manakah ada menyebutkan ada seorang manusia yang tidak ada permulaan dan kesudahannya?

BM: Saya telah katakan di kitab suci saudara sendiri. Silahkan buka Ibrani pasal 7 ayat 2 dan 3.

AW: Baik, seperti tadi sudah saya bacakan sampai baris pertama ayat ketiga dari pasal tersebut sebagai berikut: "Malkisedik yang tiada berbapa dan tiada beribu dan tiada bersilsilah dan tiada berawal dan berkesudahan hidupnya, melainkan ia diserupakan Anak Allah. maka kekallah ia selama-salamanya."

BM: Bagaimana perasaan saudara dengan susunan ayat ini. Berdasarkan ayat ini bukan Yesus saja yang menjadi permulaan tetapi juga Malkisedik!

AW: Keyakinan saya memang jadi bimbang terhadap Ketuhanan Yesus.

BM: Bimbang atau tidaknya terserah saudara, yang jelas tidak ada niat sama-sekali untuk mengajak saudara meninggalkan Agama Kristen. Yang penting adalah rembukan dan penelitian semata-mata. Meneliti dan menganalisa terhadap sesuatu adalah hak semua orang, asalkan penelitian itu benar-benar tidak mengganggu ketentraman umum.

AW: Terimakasih, dan saya masih akan bertanya lagi pada bapak. Maklumlah saya ini sedang mencari kepuasan yang dapat menimbulkan keyakinan saya dalam memeluk agama.

BM: Silahkan saudara bertanya, keyakinan itu timbul setelah menyelidiki dan meneliti dengan kepuasan. Di dalam Agama Islam tidak ada paksaan. Yang penting menyampaikan (da'wah), tidak lebih dari itu. Teruskanlah pertanyaan saudara.

AW: Setelah kita bersoal jawab tentang Ketuhanan Yesus timbullah keraguan dalam hati saya, namun apakah bapak masih bersedia menunjukkan ayat-ayat Bibel yang menyatakan bahwa Yesus itu bukan Anak Tuhan?

BM: Walau telah saya tunjukkan ayat-ayat Bibel sendiri, tentang pengakuan Yesus sendiri bahwa Tuhan itu Tunggal, namun demi pengharapan saudara akan saya penuhi juga. Akan tetapi apakah tidak sebaiknya kita lanjutkan besok malam saja oleh karena waktu sudah malam.

[Catatan: waktu sudah menunjukkan jam 12.25 malam].

AW: Ya, terima kasih. Besok malam saja kita lanjutkan.




Anda sedang membaca Transkrip Ke-3
IKUTI TRANSKRIP BERIKUTNYA

1  2  3  4  5  6  7  8  9  10  11  12

ATAU SIMAK FULL TRANSKRIPNYA


Dari Author

Post a Comment

 
Top